Setiap ciuman pertama yang terjadi, senantiasa membekas dalam ingatan dan hati setiap insan yang melakukannya termasuk Xiao zhan. Pria manis itu masih mengingat dengan jelas bagaimana lembutnya bibir tipis berwarna pink milik bocah gendut itu menyentuh bibirnya. Ada perasaan hangat setiap kali Xiao zhan mengingat ciuman pertamanya yang dicuri oleh seorang bocah gendut yang super cengeng itu. Tak jarang Xiao zhan merasa ada yang hilang ketika mengingat bocah bulat itu sudah pergi ke belahan dunia yang lain dan tak menghubunginya sama sekali.
Xiao zhan berdiri dengan menggunakan baju toga hitam di tengah kerumunan para mahasiswa yang juga merayakan kelulusan mereka. Xiao zhan tersenyum bahagia memeluk ibu dan sahabatnya yang juga sama-sama bahagia karena sudah bebas dari semua beban bernama universitas.
"Setelah ini apa rencanamu Xiao zhan?!" Tanya Zhuocheng pada sahabatnya. Mereka sekarang duduk di sebuah bangku di taman kota untuk menikmati langit senja setelah menyelesaikan acara ceremonial kelulusan mereka.
"Aku akan mulai bekerja bulan depan dan tentu saja setelah uangku cukup banyak, aku akan merenovasi kedai ibu agar terlihat lebih menarik sehingga akan lebih banyak pelanggan yang datang. Setelah itu aku akan mencari seorang gadis cantik, mengencaninya, lalu menikah dengannya, memiliki anak, dan hidup bahagia sampai tua dan mati dengan damai. Lalu bagaimana denganmu?! Apa kau sudah membuat daftar rencana masa depanmu?!"
"Hhh.. hidupku tak seindah milikmu Xiao zhan. Kau beruntung karena rumah sakit tempatmu magang dulu, memintamu untuk bekerja disana. Sedangkan aku bahkan tak tau apakah ada yang mau menerima otak bodohku ini." Ucap Zhuocheng yang memasang wajah sedih dan membuat Xiao zhan merasa tak enak hati pada sahabatnya itu.
"Aku yakin.. kau pasti langsung di terima saat melamar kerja ke perusahaan yang kau datangi nanti. Jangan putus asa Zhuocheng.. aku selalu bersamamu." Ucap Xiao zhan yang mencoba memberi semangat pada sahabatnya itu.
"Eumb.. terima kasih.. kau memang yang terbaik Xiao zhan.. aku menyayangimu." Ucap Zhuocheng tulus.
"Ntah kenapa perutku mendadak mual saat kau mengatakan sesuatu yang manis lewat mulut busukmu itu?!" Ucap Xiao zhan yang memandang horor pada Zhuocheng yang di balas dengan pukulan ringan di kepala pemuda bergigi kelinci itu. Dan selanjutnya mereka tertawa bersama.
Setelah lelah tertawa, mereka memilih diam menatap langit yang mulai gelap dengan bintang-bintang yang mulai bermunculan menghiasi malam. Tiba-tiba Xiao zhan kembali teringat akan ciuman pertamanya. Sudah seminggu berlalu sejak Yibo pamit pergi ke amerika. Namun sejak saat itu pula Xiao zhan tak pernah mendapat kabar dari Yibo, seolah bocah gendut itu sudah melupakannya.
Melihat sahabatnya melamun dengan wajah sedih, membuat Zhuocheng merasa penasaran.
"Hey.. kau kenapa?! Kau terlihat seperti orang patah hati saja." Seru Zhuocheng sambil menyenggol pelan tubuh kurus Xiao zhan.
"Apa Yibo menghubungimu?!" Bukannya menjawab, Xiao zhan malah balik bertanya.
"Hahahahaa... Serius Xiao zhan.. apa kau benar-benar jatuh cinta pada bakpao berjalan itu?!" Ejek Zhuocheng yang membuat Xiao zhan salah tingkah.
"Bb..bukan itu maksudku.. aku hanya penasaran saja.. kenapa Yibo sampai saat ini tak ada kabar.. hanya itu."
"Mungkin saja dia sudah menemukan teman baru yang lebih menyenangkan dan usianya setara dengannya. Lalu dia memilih sibuk menikmati kehidupan barunya yang bahagia daripada mengingat pria tua membosankan sepertimu yang tak punya banyak waktu untuk bermain petak umpet dengannya. Bukankah kau yang menyuruhnya mencari teman?!"
"Eumb.. kau benar.. aku berharap dia bisa memiliki teman yang bisa menjaganya dan selalu berada di sampingnya, seperti kau yang selalu di sampingku."
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRYBABY BOY
FanfictionKetika kau yakin bahwa kehidupanmu akan tetap tenang seperti air mengalir, namun siapa sangka kalau di tengah jalan kau bertemu dengan sebuah batu besar dan mengacaukan seluruh formasi hidupmu hingga beriak.