Di sebuah kedai yang sudah tutup karena hari sudah sangat larut di salah satu komplek pertokoan, terlihat seorang pria sedang duduk di salah satu bangku di sana. Pria itu sedang duduk termenung dengan menggenggam satu kaleng bir di tangannya. Kemudian dari tangga turun seorang pria dengan handuk melingkar di belakang lehernya, berjalan menghampiri temannya.
"Xiao zhan.. kau melamun?" Tegur pria yang baru turun dari tangga dengan menepuk pelan bahu temannya.
"Astaga Zhuocheng.. kau mengagetkanku!!"
Zhuocheng tertawa dan mengambil tempat duduk di depan Xiao zhan.
"Salah sendiri.. kenapa kau harus melamun? Ada apa? Apa kau menjadi bahan gunjingan orang-orang di tempat kerjamu?" Tanya Zhuocheng yang sarat akan kekhawatiran.
Xiao zhan menatap sahabatnya dan menegak birnya, enggan menjawab.
"Xiao zhan.."
"Yah.. begitulah."
"Hey.. jangan terlalu di pikirkan. Gunjingan seperti itu takkan bertahan lama nanti saat ada gosip yang lebih heboh mereka akan melupakan gosip tentangmu dan beralih pada gosip yang baru, jadi kau tenang saja." Ucap Zhuocheng mencoba menenangkan sahabatnya.
"Eumb.. terima kasih Zhuocheng. Tapi bukan itu yang membuatku tak tenang."
"Lalu??"
"Yibo. Dia menciumku lagi--"
Braaaakkk
"APAAAA?!?! Dasar bocah sialan tak tau di untung!!" Raung Zhuocheng dengan menggebrak meja hingga membuat Xiao zhan berjengit.
"Zhuocheng tenanglah.. dengarkan dulu ceritaku."
"Oh.. maaf aku hanya terlalu sensitif mendengar nama bocah itu, baik lanjutkan ceritamu."
Xiao zhan menghela nafas dan mulai bercerita tentang pertemuannya dengan Yibo di rumah sakit, lalu pertengkaran yang terjadi di kafe, lalu saat jantungnya berdetak sangat kencang ketika melihat tubuh topless Yibo. Sampai ketika Xiao zhan yang pasrah bahkan membalas ciuman Yibo, semua Xiao zhan ceritakan secara detail dan terperinci pada Zhuocheng. Sedangkan Zhuocheng yang awalnya sensitif mendengar nama Yibo, akhirnya hanya bisa menganga mendengar akhir cerita Xiao zhan.
"Wow.. kau benar-benar sudah jatuh cinta bocah gendutmu itu sampai melupakan kekacauan yang dia buat."
"Tak mungkin aku jatuh cinta padanya. Jelas-jelas kami hanya beberapa kali bertemu."
"Kalau kau tak mencintainya, harusnya sekarang kau sibuk memikirkan cara bagaimana kau menjelaskan tentang kesalah pahaman ini pada Tsuyu. Bukannya malah memikirkan bocah manja itu."
"Kau benar. Ini salah, aku tak seharusnya lemah pada perlakuan Yibo. Seharusnya aku menemui Tsuyu dan menjelaskan semua kesalah pahaman ini. Aaaaarrrrggghhhh... Kau bodoh Xiao zhan.. kau sudah gila.." teriak Xiao zhan yang mengusak rambutnya frustasi.
"Dengarkan aku Xiao zhan. Aku tak menyuruhmu untuk membohongi perasaanmu. Coba kau pikirkan baik-baik, siapa sebenarnya pemilik hatimu.. Yibo atau Tsuyu? Kau harus bisa menentukan kemana hatimu memilih, jangan sampai kau menyesali keputusanmu."
"Aku tak tau Zhuocheng. Meski aku hanya mengenal Yibo sehari, tapi jujur saja aku tak bisa melupakannya. Tapi aku juga tak bisa melepas Tsuyu pergi begitu saja. Kalau kau bertanya apa aku mencintai Tsuyu, jelas aku mencintainya. Tapi kalau kau bertanya apa aku mencintai Yibo, aku tak tau. Aku hanya merasa nyaman saat bersamanya dan aku tak bisa melupakannya."
"Apa kau juga merasakan perasaan yang sama saat kau bersama Tsuyu seperti kau bersama dengan Yibo?"
"Mm.. kurasa tidak. Karena mereka berbeda, perlakuan Yibo dan Tsuyu padaku itu berbeda. Ketika bersama Yibo, aku merasakan sesuatu yang tak pernah kurasakan sebelumnya. Perasaan aneh tapi aku suka dan aku selalu menikmati setiap reaksi tubuhku setiap kali aku bersamanya. Tapi kurasa itu hanya sebatas reaksi alamiah ketika kau bertemu dan menghabiskan waktumu bersama orang yang sudah lama kau tunggu-tunggu kedatangannya, bukankah begitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MY CRYBABY BOY
FanfictionKetika kau yakin bahwa kehidupanmu akan tetap tenang seperti air mengalir, namun siapa sangka kalau di tengah jalan kau bertemu dengan sebuah batu besar dan mengacaukan seluruh formasi hidupmu hingga beriak.