Chapter 2

8.2K 558 9
                                    

Setelah kejadian 'hisap-menghisap' itu Naruto tidak tau kenapa dirinya menjadi galau. Ia selalu kepikiran tentang Sasuke, meski ia berusaha fokus pada pekerjaannya saat ini, tetapi kejadian kemarin dan beberapa hari lalu tak lepas dari pikirannya.

Apalagi mengenai perkataan Sasuke yang menyatakan kalau dirinya kecewa akibat belum ditandai.

Satu-satunya alasan kenapa Naruto belum menandai Sasuke adalah tentu saja karena Sasuke belum dewasa.

Sasuke masih bersekolah, bagaimana bisa, ia yang seorang tenaga pengajar menandai muridnya sendiri?

...

Gaara merengkuh Sasuke dalam pelukannya, ia bergelayut hingga menemukan lengkungan leher Sasuke yang putih.

Ia singkirkan helaian rambut untuk merapikan daerah itu, ingin sekali ia menggigit leher putih tanpa kalung pengaman itu. Tentu saja jika diijinkan.

"Permainan yang kau maksud sangat menyenangkan, Sasuke-san. Dan aku ingin mengharapkan lebih..."

"Aku tidak bisa, Gaara, karena ada orang yang kucintai. Lagi pula kalau lebih dari ini namanya bukan permainan."

Gaara mendecak, arti dari jawaban itu adalah sebuah penolakan untuknya.

"Orang yang kau cintai?" Gaara mulai penasaran.

Sasuke melepas pelukan mesra Gaara, ia beralih konsentrasi kekejantanan Gaara. membuka releting dan membebaskannya.

"Bukankah kau juga sedang menyukai seseorang?"

Gaara menggeleng. "...Aku menyukaimu," ujarnya pada akhirnya.

Ditengah kegiatan hisap-menghisap Sasuke menatap Gaara sebentar, kemudian kembali pada kegiatannya. Menghiraukan ucapan remaja berambut merah itu.

"Aku serius." ujar Gaara kembali.

Ia ingin meyakinkan Sasuke, tapi rasa nikmat di daerah sensitif mengacaukan pikirannya untuk sementara.

Sebentar lagi ia akan klimaks, ia memandang koridor untuk memastikan tak ada orang yang melihat ia mendesah.

Tapi seluet kuning yang berjalan ke arah mereka membuat Gaara membelalakkan mata.

"Sas-Sasuke-san, hold on!"

Gaara menghentikan kegiatan Sasuke, tapi sebelum Gaara berkata sesuatu untuk menjelaskan, orang yang mendatangi mereka itu telah meraih lengan Sasuke, memaksanya berdiri dan memukulnya.

Gaara terkejut setengah mati. Ia lalu berdiri dan berjalan mundur perlahan untuk menghindari pertikaian.

Sasuke yang tidak siap menerima pukulan dari orang itu oleng, tubuhnya terhempas ke lantai keramik.

Gaara masih syok dan buru-buru memperbaiki celananya.

Dia ingin melindungi Sasuke dan membalas perbuatan orang itu. Tapi apa daya yang melakukan ini pada mereka adalah gurunya sendiri, yaitu Uzumaki Naruto.

"Sensei!?" ia hanya bisa berteriak melihat Sasuke dianiaya dan dibawa pergi dari sana.

...

Di dalam mobil...

"Berhenti berselingkuh atau kita putus?"

Sasuke mengerjapkan mata, ia menyentuh pipinya yang nyeri dan membiru.

Sasuke menarik kerah bajunya, ia memperlihatkan lehernya yang putih tanpa noda.

"Kenapa harus memukulku, kenapa kau tidak menggigitku saja, rasanya sama-sama menyakitkan, bukan?"

Naruto mendengus dan menaikkan pedal gas. Mobil itu berjalan pelan untuk mengantarkan Sasuke ke rumahnya.

"Kau tau Naruto, aku selalu diganggu di sekolah, ini karena kau belum menandaiku."

Sasuke melanjutkan, "Aku memilih Gaara sebagai temanku, karena aku butuh seseorang untuk menjagaku."

Naruto tiba-tiba menghentikan mobilnya, ia mendadak emosi dengan ucapan Sasuke, ia meninju setir mobil keras untuk menghentikan Sasuke bicara.

...

Halaman sekolah...

"Apakah kau baik-baik saja, Sasuke-san? Kemarin kau absen satu hari."

"Iya, aku baik-baik saja, hanya nyeri sedikit."

Gaara mengelus daerah kebiruan di pipi Sasuke yang sudah menipis, tapi bengkaknya belum sembuh total.

"Ada apa dengan Sensei itu, tiba-tiba saja datang dan memukulmu, haruskah kita melaporkan tindakannya yang seenaknya?"

"Kalau begitu kita akan ketahuan juga, kita akan di skors, bahkan dikeluarkan dari sekolah."

Gaara berfikir, ia kemudian mengambil sesuatu dari sakunya.

"Sasuke apakah kau ingin kuperlihatkan sesuatu?"

"Apa itu?"

Gaara melirik sapu tangan yang ada di tangannya dan mengarahkan ke mulut Sasuke. Menyumpal pernafasan Sasuke dengan sapu tangan yang sudah diberinya obat bius.

Gaara menyeringai, ia merasakan Sasuke sudah tidak berdaya dalam pelukannya.

Gaara mengamati sekeliling dan membawa tubuh lemas Sasuke ke dalam gudang.

TBC

A Beautiful Bad Boy | (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang