Chapter 1

14.4K 758 9
                                    

Naruto melihatnya, ya, dia melihat dengan jelas anak bermarga Kazekage itu sedang mengulum kejantanan kekasihnya dan mengocoknya cepat sampai kejantanan itu membengkak dan mengacung ke udara.

...

PLAK!!

Wajah dengan paras rupawan itu oleng, mengalirkan rasa sakit dan warna merah yang perlahan muncul di sepanjang daging pipinya.

"Apa perlakuanku terhadapmu masih kurang 'eh, sehingga kau mencari pelampiasan lain tanpa sepengetahuanku?"

Pelampiasan lain?... tanpa sepengetahuannya?...

Jujur saja, perlu waktu bagi sang Uchiha untuk mencerna kata-kata guru bahasa asingnya tersebut. Tadinya, ia cuma duduk santai dengan sebuah rokok ditangannya, setelah di-blowjob oleh antek-antek barunya.

Kalau yang dimaksud oleh guru bahasa asingnya itu ada hubungannya dengan kejadian 'blowjob'? Maka ia tentu tidak perlu untuk memusingkannya.

"Bukan begitu, Naruto, aku hanya memanfaatkan anak polos itu, kau mengerti!?"

Sasuke mendecak, ia membawa dirinya kesebuah meja lalu duduk disana untuk menjauhi si Kuning jabrik yang sepertinya sedang cemburu padanya.

"Lagipula, aku belum pernah dimasuki oleh siapapun selain kau..." Dengan nada sedikit rendah, Sasuke menggumamkan kalimat itu disela bibir yang kini mengapit sebuah rokok dan menghisapnya kuat.

'Anak nakal', itulah yang diucapkan semua orang mengenai diri sang Uchiha. Perlu kesabaran ekstra untuk seorang guru ketika berhadapan dengan murid seperti itu. Terlebih, dia adalah seorang omega, yang artinya tidak ada sisi baik apapun yang tersisa didirinya.

Sampah, mungkin itu julukan yang cocok untuk anak nakal ini. Namun jika sampah memiliki wajah yang memikat, itu akan membuatnya bertambah buruk.

Uchiha Sasuke, ia dibuang dari 'tempat yang layak' ke kandang buaya, alias omega yang seharusnya dididik di sekolah khusus omega, justru terlempar ke sekolah yang hanya diperuntukan untuk para alpha. Apa tujuannya? Sebagai seorang tenaga pendidik yang belum banyak pengalaman, Naruto juga belum mengerti hal itu.

Sasuke pernah mengatakan kalau orang-orang ingin membuatnya jera, siapa tahu dengan hidup dikelilingi oleh banyak alpha akan membuatnya takut lalu kemudian berubah. Naruto rasa mereka semua berkhayal, kenakalan Sasuke malah semakin menjadi-jadi.

...

Dua hari sebelumnya...

"Sasuke, kemana saja kau?"

Pelipis Naruto berkeringat dingin, dua jam yang lalu ia tidak menemukan murid kesayangannya itu dimanapun, bahkan disaat jam pelajaran berlangsung. Pelipis sang guru mengerut ketika mendapati lebam diujung bibirnya. "Kenapa bibirmu?"

Sasuke berujar ketus ketika berjalan melewati guru sekaligus pujaan hatinya itu. "Hanya sedikit latihan fisik."

Alpha bermata biru langit itu tau ada sesuatu yang tidak beres, ia mengedarkan pandangan dan menemukan sosok tak berdaya dibawah tumpukan kardus bekas dan barang-barang sekolah yang tak terpakai.

"Sial, kau menghajarnya, ya, kan, Sasuke?" dengan sekali tarikan, omega kurus itu oleng dan tak mampu untuk meneruskan perjalanannya. Sang omega tersentak ketika pergelangan tangannya digenggam dengan erat.

Inilah yang membuat Sasuke bertekuk lulut pada guru bahasa asingnya tersebut, ia terlalu kuat. Sampai-sampai Sasuke hanya pasrah saja ketika keperawanannya direnggut dengan cuma-cuma.

"Ini gara-gara kau, Uzumaki!"
Bukannya minta maaf seperti yang Naruto inginkan, Uchiha ini malah memakinya balik dan menyalahkannya.

"Ini gara-gara kau yang belum menadaiku! Kau tau, Naruto, aku selalu diganggu di sekolah ini karena kau belum menandaiku."

Sasuke adalah seorang omega yang tangguh, seorang omega terlempar ke sarang alpha pasti ada alasannya, hanya Naruto satu-satunya alpha yang berhasil menaklukannya. Namun sampai sekarang Naruto masih belum menandainya.

Tanda adalah sebuah klaim kepemilikan, jika seorang alpha memberikan tanpa kepada omeganya, maka mereka akan bersatu untuk selamanya.

"Sudahlah, pelajaran masih berlangsung, kita harus buru-buru ke kelas!" potong si pirang cepat mengalihkan pembicaraan.

...

Sebanarnya Sasuke sudah mulai bosan dengan tingkah alphanya itu, dibilang sayang, ya dia sayang karena selalu mencarinya setiap saat, sang alpha mengatakan ia selalu kepikiran jika tidak dapat menghubungi si omega. Tapi sampai sekarang Naruto belum juga menandainya, apakah rasa sayang Naruto kepadanya hanya omong kosong belaka? Karena tidak tau jawabannya, ia jadi greget sendiri.

Kebetulan hari itu adalah periode awal bagi para murid baru, kebetulan juga Sasuke menemukan alpha-alpha yang cocok sesuai dengan kriterianya. Salah satunya adalah Kazekage yang kelihatan polos dari luar itu.

"Sebenanya apa yang kau lakukan di sekolah ini, Sasuke-san, kau kan omega, omega seharusnya tidak disini ya, kan?"

"Mana ada sekolah khusus omega yang mau menerimaku yang seperti ini sejak lahir, kau bercanda?"

Sasuke memutar tubuhnya di atas rerumputan halaman sekolah, ia mengeluarkan satu bungkus rokok dan pemantik dari dalam saku celananya. "Kau mau?"

"Haha, jujur saja, aku belum pernah merokok."

Awalnya Gaara tidak menyangka jika Sasuke adalah seorang omega, tingkahnya tidaklah berbeda dari alpha-alpha lain bahkan lebih buruk. Ia memang sangat tertarik dengan Sasuke, beruntung omega ini lebih dulu mendekatinya.

Gaara terus memperhatikan Sasuke yang berulangkali meluncurkan kepulan asap ke udara. Dirinya yang berbaring tengkurap di sampingnya pun terhibur dan ikut tergiur untuk menikmati bagaimana rasanya nikotin yang berasal dari daun tembakau tersebut.

"Well, permainan apa yang kau sebutkan diawal, Sasuke-san?"

TBC

A Beautiful Bad Boy | (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang