Chapter 3

7.6K 556 10
                                    

Sasuke terbangun di dalam cahaya remang-remang itu. Ia melihat berbagai perabotan usang di sekitarnya, seperti kursi berdebu, meja-meja buluk, papan tulis rusak, dan sebagainya.

Sasuke sendiri sekarang sedang berbaring di atas matras olahraga yang sudah robek bagian ujungnya.

Melihat itu semua ia dapat mengenali dimana sekarang ia berada. Di dalam gudang sekolah, tidak salah lagi.

Tapi ada satu hal yang janggal. Sasuke merasakan tubuhnya tidak bisa digerakkan dengan leluasa, ia ingin bangun tapi tidak bisa.

Saat itu juga Sasuke mengetahui kalau tubuhnya terikat.

Gaara melirik Sasuke yang terbaring di matras, karena ia baru saja melihat pergerakan.

"Oh, sudah bangun, Sasuke-san?"

Sasuke langsung menengok asal suara. Ternyata Gaara berada tidak jauh dari tempatnya berbaring.

Seketika itu ingatan soal orang terakhir yang bertemu dengannya adalah Gaara langsung memenuhi otak Sasuke.

Sasuke memejamkan mata dan menyeringai, seolah ia telah mengerti apa yang terjadi.

Gaara beranjak dari tempatnya duduk di sebuah kursi usang. Ia pun mendekati Sasuke.

"Hahaha!" diluar dugaan Gaara, Sasuke malah tertawa, entah apa yang sedang ia tertawakan.

"Apa yang kau lakukan, Gaara?" Sasuke masih tertawa. "...Apa kau ingin bermain-main lebih denganku?"

Perlahan Gaara semakin mendekati Sasuke, ia bahkan merebahkan diri di atas tubuh Sasuke yang terikat.

Tapi ia tahan bagian atas tubuhnya dengan kedua tangan, agar seluruh badannya tidak menindih Sasuke. Sehingga ia dapat berkomonikasi dengan Sasuke dalam jarak yang sangat dekat.

"Ya!" Gaara menatap kedua mata hitam pekat itu dengan intens. "Kau tau aku menyukaimu, Sasuke."

"...Selama ini aku hanya diam menuruti perkataanmu itu karena aku sangat menyukaimu..."

"...Tapi kali ini sayang sekali, Sasuke-san, aku ingin mengikuti naluriku untuk memilikimu."

Gawat. Sasuke berdumel dalam hati. Ia belum ditandai oleh Naruto. Jika Gaara yang lebih dulu menandainya, maka habislah sudah...

"Aku seniormu, Gaara, bersikap hormatlah sedikit!" Sasuke berseru di depan wajah Gaara dengan nada yang berat dan cukup untuk mengintimidasi seorang junior.

Sekarang sepertinya Gaara lah yang harus tertawa. "Untuk apa, kau hanyalah seorang Omega!!"

Sasuke memicing, ia tidak suka jika ada orang yang mengintimidasinya lewat orientasi, apalagi orang itu adalah orang yang sudah dipercayanya.

"Cuih!"

Sasuke yang diliputi amarah meludahi wajah Gaara. Sasuke berontak, ia mencoba melepaskan tali pengikat yang mengikat pergelangan tangannya dan seluruh tubuhnya.

Coba saja jika dia dalam keadaan bebas, maka Gaara sudah dihajarnya habis-habisan.

"Aku pikir jika aku melakukan ini secara perlahan, dan menunggumu menyerahkan diri padaku, maka itu adalah hal yang mustahil."

"...Satu-satunya cara untuk mengalahkanmu adalah membuatmu tidak berdaya. Bukan begitu, Sasuke-san?"

"Curang! Kau curang!" Sasuke mulai panik, ia merasa Gaara serius dengan ucapannya.

Ini memang salahnya bermain-main dengan Alpha, mengesampingkan fakta bahwa Alpha adalah kategori gender yang berada paling puncak diantara dua kategori gender lainnya. Itu artinya dia telah bermain-main dengan seorang predator.

"Aku tidak peduli." Gaara membuka seragam sekolahnya, jas berwarna biru dongker itu ia sapukan ke wajahnya yang tadi diludahi Sasuke. Membersihkannya. Lalu membuang jas itu ke sembarang tempat. "Nah, Sasuke, sekarang jadilah milikku."

"Brengsek!"

Salahkah jika Sasuke berharap Naruto akan datang menyelamatkannya? Ini kali kedua ia merasa benar-benar lemah di hadapan Alpha.

Biasanya, ia cukup kuat kalau hanya melawan satu orang Alpha saja, tapi jika dalam keadaan terikat begini, maka siapapun akan jadi sampah juga.

Seandainya jika ia telah ditandai, keadaan seperti ini pasti akan diketahui oleh Naruto, dan Naruto akan segera datang untuk menyelamatkannya.

Tapi sayang Naruto adalah pria terbodoh di dunia.

Bagaimana jika Gaara lah yang lebih dulu menandainya?

...

'Naruto, lebih baik kita putus saja...'

Sebuah pesan aplikasi masuk ke smartphone pria berambut pirang.

Ia sangat mengenali siapa pengirim pesan tersebut, dia lah orang yang sangat dicintainya.

Naruto memicingkan mata membaca pesan tersebut, sebegitu kecewanya kah kini Sasuke terhadapnya?

...

Gaara merobek baju seragam putih Sasuke. Sasuke memejamkan mata.

Habis sudah... dirinya habis sudah...

"Naruto!" Sasuke mendesah sembari menyebutkan nama kekasihnya dengan keras.

Gaara menegakkan kepalanya dari dada Sasuke. Dia sedang bermain disana, tapi seruan Sasuke yang menyebut nama orang lain menyita perhatiannya.

"Sudah kuduga, guru bahasa inggris itu lah orang yang kau cintai..."

Gaara tertawa terbahak-bahak, ia melempar smartphone Sasuke ke sembarang tempat. Smartphone itu terbanting dalam keadaan bergetar dan layarnya menyala-nyala tanda ada seseorang sedang berusaha menghubunginya.

Naruto kah?

Sasuke terus mengamati smartphone yang terus bergetar itu, apakah itu dari Naruto-nya?

Letak smartphone itu agak jauh, Sasuke sama sekali tidak bisa menjangkaunya.

Sasuke memandang Gaara yang terkekeh melihat Sasuke kekusahan karena ulahnya.

"Gaara, kuberitahukan kamu satu hal, aku itu AIDS."

Gaara berhenti tertawa, ia tertegun sesaat. Tapi kemudian melanjutkan aksinya menelanjangi Sasuke seakan tidak percaya dengan ucapannya.

"Kau harus percaya padaku, aku itu punya penyakit AIDS, karena itulah aku tidak ingin berhubungan seks dan menularkannya kepadamu."

"...Itulah alasan kenapa juga aku ada disini, bersekolah di sekolah khusus Alpha, karena aku dibuang, kau mengerti?"

Sasuke sudah memberikan penjelasan panjang lebar, tapi Gaara seperti tidak mendengarkannya. Rupanya ia adalah orang yang tidak pandai berbohong.

Sasuke menggigit bibirnya ketika Gaara memanjakan organ vitalnya.

"Ahh..."

Gawat, Sasuke mulai merasa dirinya terangsang, tubuhnya bukanlah tubuh Beta yang tidak begitu sensitif. Tubuhnya adalah tubuh Omega yang memiliki tingkat kesensitifan paling tinggi diantara tiga kategori golongan gender.

Ia benar-benar tidak akan bisa mengendalikan diri jika heat muncul tiba-tiba.

Sasuke berkeringat dingin, nafasnya panas dan memburu, pandangan Sasuke sudah mulai kabur. Jika heat-nya benar-benar datang sekarang, maka tamat lah ia...

Ia akan segera menjadi pelacur tanpa dipaksa.


TBC

A Beautiful Bad Boy | (NaruSasu)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang