Prolog

243 5 0
                                    

Ketika tuhan memang menginginkan kita untuk menjadi manusia yang lebih kuat, haruskah aku diberi cobaan yang rumit ini? Keluargaku hancur, aku kehilangan harapanku. Semua lenyap, aku sekarang tak punya siapa-siapa.

Orangtuaku memilih berpisah sejak aku lulus sekolah menengah atas. Aku daridulu sangat sayang terhadap Mama, tetapi aku dan dia sering berdebat walaupun itu hal sepele. Mungkin kata orang benar orangtua marah hanya karena ia sayang terhadap anaknya, tetapi Mama sebaliknya. Mama memarahiku karena aku berbuat salah sedikit saja. Bahkan sebenarnya itu kesalahan ia sendiri.

Mama selalu mencari kesalahan yang ada pada diriku. Kenapa Mama jahat? Apa mama melampiaskan amarahnya terhadap papa kepadaku? Aku tau aku bagaikan cetak biru papa, aku sama persis seperti Papa. Suka membaca buku tebal, pendiam, dan suka menyendiri. Tapi aku mewarisi satu sikap dari mama yaitu aku mudah bergaul.

Mungkin iya Mama sangat membenci Papa karena Papa telah menduakannya. Mungkin karena sikap Mama yang egois dan berlebihan. Dan sekarang aku memilih untuk hidup dengan Papa.

Papa akhirnya menikah lagi dan aku lebih memilih tinggal di kosan dekat kampus. Dan bekerja menjadi pelayan restoran untuk memenuhi kehidupanku sendiri.

Dulu saat aku kelas 2 SMA, aku mempunyai kekasih yang sekitar 4 tahun lebih tua. Ia bilang kalau aku siap bisa saja ia menikahiku saat aku lulus SMA. Tetapi kenyataan pahit menghentikan semua anganku. Kemarin tepatnya saat aku diam-diam mengunjungi kantor tempat Def bekerja, Def ternyata tengah berciuman dengan gadis lain yang kelihatannya adalah rekan kerjanya. Kehidupanku makin rumit dan aku lelah dengan semua ini. Kenapa cobaan yang kujalani begitu sulit aku selesaikan.

Aku sudah menaruh kepercayaan kepada Def tapi ia hancurkan begitu saja. Sejak itu aku memutuskan untuk menghindar dari Def dan pergi dari hidupnya.

Dan apa yang harus aku lakukan sekarang?

Cinta Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang