Satu

135 4 5
                                    

Hujan tak pernah lelah membasahi kota ini. Aku sejak tadi pagi hanya berdiam diri di kosanku. Tak ada yang kulakukan, hanya membaca novel ataupun membuka laptop. Aku bosan. Tepatnya sangat bosan.

Aku tak punya kekasih, Def? Entah berada di mana, teman-temanku sibuk dengan urusan masing-masing. Papa? Terakhir kali ia berkunjung hanya memastikan aku masih hidup atau tidak sepertinya.

Sekarang aku gak punya siapa-siapa.

Hm oiya kenalin, Nama Aku Mei. Kata Papa sih diambil dari kata meilė yang artinya cinta. Entah apa maksud Papa memberiku nama itu. Ada yang pernah bertanya padaku apakah aku kesepian. Hm jawabannya adalah aku sudah terbiasa sendirian 2 tahun belakangan ini.

Ya setidaknya aku masih hidup haha.

***

Aku berjalan dipinggiran jalan mencari makanan untuk mengisi perut di suasana dingin ini. Aku rasa sekoteng bisa mejadi teman untuk perutku. Aku melihat sebuah tenda bertuliskan Sekoteng Spesial Kang Mamat. Aku sudah beberapakali ke sini dan sekoteng ini memang gak ada duanya. Kang Mamat sendiri juga kenal denganku, karena tempatnya berjualan ini juga dekat kampus dan aku sering menyapanya.

Dan memang benar, sekoteng ini menjadi teman di tengah hujannya kota. Ramai sekali yang membeli sekoteng kang Mamat ini. Aku yang sudah menunggu antrian akhirnya bisa meminum minuman hangat ini sambil duduk di tenda kang mamat. Aku melihat pasangan disebelahku sedang bercanda ria sambil meminum sekoteng. Mereka tampak sangat bahagia. Aku bertanya pada diri sendiri kapan terakhir kali aku seperti itu ya.

Aku melamun dan tiba-tiba saja ada yang menegurku. "Mei..?" suara itu terdengar familiar ditelingaku.
Aku mendongak, dan ternyata dia adalah Def.
Mukaku langsung pucat karena memang selama 2 tahun ini aku berusaha menghindar dan menghilang darinya. Dan fualaa tiba-tiba saja dia muncul daribelakang seperti petir tak terduga.

"Ehm hai Def.. Kamu kemana aja haha" Aku berusaha basabasi dan tetap tenang tapi ternyata malah menambah buruk suasana.

"Kamu yang kemana aja sayang, aku udah nyari-nyari kamu sampe hampir gila tau gak. Dan aku hampir memutuskan untuk coba lupain kamu tapi tiba-tiba pas aku mau pulang aku liat kamu disini dan akhirnya aku ada disini"

"Hm aku gak kemana-mana kok" Aku merasa kepalaku pening mengingat kejadian 2 tahun lalu.

"Kamu bohong" Kata Def datar.

"Def aku ada urusan, duluan ya" Aku berusaha kabur dari semua ini, untuk kedua kalinya. Def menahanku dengan memegang erat lenganku.

"Kamu mau kemana Mei? Kita masih pacaran kan?" Kata Def pilu. Aku tak mengerti kenapa semuanya seperti ini. Sekarang aku sudah tenang dengan kesendirian tiba-tiba dia muncul lagi. Apa yang tuhan rencanakan padaku?

Aku berusaha lari tapi ia malah menarikku kedalam pelukan hangatnya. Jujur aku sangat merindukannya, tetapi aku sudah terlanjur sakit. Kepercayaan itu hilang. Aku tak kuasa membendung air mataku. Def sepertinya merasakan tubuhku bergetar karna tangis. Ia berbisik  "Mei.. Kenapa kamu menghilang dari aku?"

Aku tak mampu berkata apa-apa dan masih terisak dipelukannya.

***

Remang-remang cahaya masuk kedalam kosanku, hujan telah berhenti. Def masih saja mengikutiku. Aku tak mungkin bilang bahwa aku telah melihatnya 2 tahun lalu bersama perempuan lain dan mereka bercumbu lalu aku menghindar.

Apa yang harus aku katakan astaga.

"Mei.."

"Kenapa Def?" Aku berbalik berhadapan dengannya.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku tadi. Dan masih banyak pertanyaan dibenakku."

"Aku gak bisa cerita sekarang Def, mungkin lain kali." Aku risih ia berada di sini.

"Berarti besok kita ketemuan jam 2 siang aku jemput disini ya"

"Aku kerja Def." Aku sebenarnya sedang cuti besok tapi aku tak ingin jalan bersamanya.

"Gimana kalo lusa?" Def memaksa. Dan akhirnya aku pasrah menerima ajakannya lusa.

Cinta Tak BerujungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang