Prolog

1.9K 49 1
                                    


Jam pulang sekolah. Ara berjalan menuju parkiran seraya memegang tali tasnya. Hari ini temannya Auris, pamit pulang duluan karena harus menemani sepupunya berbelanja. Sedangkan Saga, seperti biasa bolos di pelajaran terakhir dan menunggunya pulang di parkiran sekolah.

Saat sedang berjalan, perhatian Ara teralihkan dengan suara tawa kumpulan cowok yang sedang menggoda para siswi yang masuk dan keluar dari parkiran. Ara menatap mereka malas. Siapa lagi yang berani menggoda para gadis, jika bukan Saga and the geng.

Ara memelankan jalannya, matanya menangkap sosok perempuan yang tengah di goda oleh Saga. Seorang most wanted girl sekolah Bhineka.

"Tau gak suara apa yang paling merdu?."

"Nggak tau tuh, emang suara apa?." Jawab cewek itu centil.

"MERDUa bersamamu mengajarkan ku apa artinya kenyamanan kesempurnaan cintaa." Gombal receh Saga seraya bernyanyi.

Cewek yang di gombal oleh Saga langsung mendekat memeluk lengan Saga dari samping. "Ihhh, kamu bisa aja." Ucap cewek itu manja. Entah kenapa, Ara tidak suka melihat pemandangan itu.

"Eh, ko Saga doang sih yang di peluk. Gue juga dong." Dipo bersiap merentangkan tangan, namun yang ia dapat bukan pelukan melainkan tabokan dari Fian.

"Yeuu, si Uke meluk Saga kan emang dia cowoknya." Cibir Fian.

"Huuuu, iya." Sahut Uke menertawakan Dipo yang meringis mengusap belakang kepalanya yang di tabok Fian.

"Bangke." Umpat Dipo menatap Fian kesal. Saat ingin kembali menggoda Uke, tatapan Dipo tidak sengaja melihat Ara yang juga melihat ke arah mereka.

"Weh weh, Ara tuh." Dipo menunjuk Ara yang makin mendekat ke arah mereka dengan dagunya.

Saga, Fian, dan Uke ikut menoleh ke arah belakang. Benar saja, Ara sedang berjalan ke arahnya dengan wajah datar. Tau Ara sedang kesal, Saga melepaskan pelukan Uke di lengannya. Lalu berjalan menghampiri Ara.

"Pulang sekarang Ra?."

Ara menggangguk, "Hem."

"Lah, gak jadi liat kampus UI?."

"Jadi." Jawab Ara singkat. Tolong Ra, kenapa sih jadi bete gini.

Saga menggangguk, "Tunggu disini, gue bawa dulu motor." Ucap Saga lalu berlari menuju parkiran.

Dari jauh, Uke menatap Ara tidak suka, "Rese banget." Gumamnya seraya berlalu melewati Fian dan Dipo.

"Mampus lo, Ga." Teriak Dipo memanasi. Saga yang sedang bersiap menaiki motornya menatap Uke dan Dipo tidak peduli.

"Eh eh, yayang Uke mau kemana??" Dipo kembali berteriak melihat Uke pergi dari sana dengan kesal.

"Wah marah tuh." Gumam Dipo.

"Ga, pacar lo marah tuh." Dipo kembali berteriak.

Fian menatap Dipo malas.

"Lo mau kemana?." Tanya Dipo saat melihat Fian bersiap menaiki motornya.

"Balik. Lo berisik!." Jawab Fian seraya melajukan motornya.

"Woy bangke! Motor gue tuh." Teriak Dipo seraya berlari mengejar Fian.

Ara menggeleng, sudah terbiasa melihat Dipo yang selalu rusuh.

"Ayo Ra." Saga menyodorkan helm biru pada Ara. Namun sebelum Ara mengambilnya, Saga segera menarik Ara mendekat. "Biar gue aja yang pasang." Ucap Saga seraya memasang helm pada Ara. "Dah, ayo naik."

Ara menggangguk, tidak ingin banyak bicara.

"Eh Ra, pake hoodie gue dulu." Saga melepas Hoodie, lalu menyampirkannya di bahu Ara. "Pake dulu." Titah Saga seraya melipat lengan di dada.

Ara mencabik, "di cuci gak nih, lo kan jarang nyuci."

"Enak aja lo, ya dicuci lah." Saga mendorong kening Ara pelan. "Cepet pake."

"Iya." Ara memakai hoodie Saga, lalu naik ke motor dengan bantuan dua pundak Saga yang menjadi penopang berat tubuhnya.

"Pegangan Ra." Saga menarik tangan Ara agar melingkar di pinggangnya, lalu menggenggamnya erat seolah tidak ingin terlepas.

******

Bugh

"Brengsek!." Tanpa aba-aba, Saga memukul rahang seorang cowok berkemeja putih yang kini tersungkur ke tanah.

Cowok itu berdecih, menatap Saga sinis lalu menatap Ara tajam sebelum pergi.

"Gaa." Ara mendekat, meremas lengan kemeja Saga.

Saga merangkul pundak Ara, mengelusnya pelan. "Lo gak diapa-apain kan?." Ucap Saga melihat tubuh Ara yang sedikit gemetar ketakutan.

"Nggak, gue mau pulang aja." Ara menarik tangan Saga agar segera membawanya pulang dari kampus.

Setelah berkeliling melihat kampus yang sudah menjadi tujuannya setelah lulus SMA nanti, Ara tidak sengaja bertemu dengan lelaki yang sama sekali tidak ia kenal. Lelaki itu dengan lancangnya ingin mencium Ara. Untung saja Saga datang tepat waktu. Jika tidak, Ara tidak tau bagaimana ia sekarang.

Dari kejauhan, seorang cowok tinggi melihat Ara dan Saga bergantian. Ia menaikan salah satu sudut bibirnya saat melihat Saga dan Ara pergi meninggalkan kampus.

"Jadi, dia adik lo?."

Reindra, cowok yang sedari tadi mengamati Saga dan Ara dari kejauhan kini menoleh ke samping. Lalu menggangguk membenarkan pertanyaan Janu.

"Terus.. cewek tadi? Cewek yang selama ini lo ceritain sama gue?." Tanya Janu sedikit berhati-hati.

Reindra kembali menggangguk, lalu pergi begitu saja meninggalkan Janu sendiri di depan kantin fakultas kedokteran.

Janu mengumpat, kesal dengan sifat Reindra yang suka sekali meninggalkannya begitu saja. "Untung temen, kalo nggak udah gue pites lu." Gerutu Janu seraya berlari menyusul Reindra.

********

Awalannya baru segini dulu ya..

Eh btw, di part revisi ini aku punya ide tambahin peran utamanya. Jadi bukan Saga sama Ara doang, tapi Reindra juga bakal banyak terlibat di sini..

Bahagia selalu kaliann❤❤

Married FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang