Mamah dan Nilai Merah

63 11 31
                                    

"Ya ampunn sayanggg,nilai kamu kenapa bisa merah gini?"

Suara seorang wanita setengah baya itu dengan penuh penekanan.

Kinan masih berdiri di ruang tamu masih dengan seragam sekolah. Gadis itu baru saja pulang sekolah dan langsung memberikan raport nya pada wanita yang merupakan mamanya.

"Ya maaf mah, lagian kan yang merah juga cuma satu." Kinan menundukan kepalanya suaranya terdengar lemah.

"Yang namanya merah tetep merah sayang mau satu mau dua mau semuanya tetep aja ada merahnya."

"Guru Kinan pas nulis nilai kimia kehabisan tinta item mah, makanya pake tinta merah." Kinan menjawab tapi masih tak berani menatap mata mamanya.

"Jawab kamu ya!" Mama Kinan mulai naik pitam.

"Kinan cuma ngasih tau mah. Kinan gak jawab kan mama gak tanya."

"KINAN!" Bentak mama Kinan

"Iya ma." Gadis itu akhirnya kicep setelah dibentak mamanya.

"Allahuakbar kamu ini anaknya siapa sih Kinann..."

"Anaknya mamah lah. Kalo bukan anak mamah gak mungkin Kinan secantik ini."

Mama Kinan diam. Wanita itu sedikit tersanjung karena ucapan Kinan. Mama Kinan adalah salah satu penganut love yourself dan semangat darah muda. Wanita itu selalu yakin kalau dirinya masihlah cantik dan awet muda.

Kedua sudut bibir Mama Kinan tertarik keatas, tapi sangat tipis. Mama Kinan ingin tersenyum tapi disembunyikan. Ia tak mau anaknya mengetahui. Jika saja Kinan tahu kalau Mama nya tersenyum gadis itu semakin menjadi jadi.

"Pinter ngeles ya kamu. Mama tetep marah pokoknya. Kamu tuh ya mama sekolahin biar pinter di pelajaran bukan pinter ngeles. Kalau kamu susah di Kimia kan mama sudah nyuruh buat cari bimbel."

Kinan menggeleng gelengkan kepalanya. Tidak. Ia tidak mau pergi ke tempat les. Sekolah saja ia sudah cukup capek belum juga jika Kinan ada EC atau ada rapat organisasi. Dan kini ditambah les. Tidakkk.. nehi .. andwe... No wayyy... Wegahhh...

"Gak mau mahhh... Kinan gak mau pergi ke tempat les. Kinan tuh udah capek sekolah masih ditambah les. Kinan gak mau." Ucap Kinan sambil geleng-geleng kepala.

"Oh jadi sekolah capek ya? Kalo gitu Kinan mau berhenti sekolah?" Tanya mama Kinan yang tiba-tiba nadanya menjadi halus.

Mata Kinan pun berbinar binar.

"Emang boleh mah?" Tanya Kinan polos.

"Boleh sayang." Ucap mama Kinan tersenyum seraya mengangguk angguk kan kepalanya.

"Ya mahh. Kinan mau berhenti sekolah aja." Ucap Kinan yakin hingga garis senyum terukir di wajahnya.

"Iya besok Kinan gak usah berangkat sekolah ya. Mama beliin dua ekor kambing nanti kamu cari rumput buat kambingnya ya." Ujar Mama dengan senyum yang tak hilang.

"Ihhh mama masak Kinan disuruh ingon kambing. Cari rumput di lapangan. Panas mah, nanti Kinan jadi item dong." Kinan meronta-ronta. Bibirnya mengerucut pipinya menggembung.

"YA SIAPA YANG MINTA PUTUS SEKOLAH. KALAU PUTUS SEKOLAH KERJA LAH. TAPI MANA MUNGKIN ADA YANG NERIMA KAMU KERJA KALAU IJAZAH SMA AJA GAK PUNYA." Suara mama meninggi.

Kinan tertunduk dalam. Kemudian ia kembali bersuara lirih.

"Mah, nikahin aja Kinan mah."

Wanita setengah baya itu sontak menepuk jidatnya. Ia heran mengapa Ia mempunyai anak seperti Kinan. Apakah ada kesalahan pas waktu bikin Kinan?

My Lovely Chemistry Teacher -Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang