pt. 3

1.2K 159 2
                                    

Ini hari kedua keluarga Ahn berlibur. Wonyoung menatap malas sosok kembarannya yang masih seperti biasanya, bergelung di bawah AC dengan posisi terlungkup. "Yujin, ayo bermain!" ajak Wonyoung. Dia ingin mengenalkan Yujin dengan teman baru yang ia kenal kemarin. Wonyoung akan mengajak Yujin menangkap ikan, dia yakin kali ini ia akan lebih baik dari Yujin. Yena sempat memujinya kalau Wonyoung melakukannya dengan baik.

Yujin tidak menyahuti seolah ia menulikan pendengarannya. "Yujin, temani adikmu bermain!" Eunbi berbicara. Eunbi gerah juga melihat Yujin yang memilih memanjakan diri di bawah AC sementara ia sibuk membuat kulitnya menjadi tan dengan ditemani sang suami.

"Tidak mau" Yujin menolak tegas kali ini. "Di luar panas" katanya. Itu memang kenyataan. Itu suasana dimana Yujin tidak bisa mengimplementasikan rasa kantuk, malas dan kelesuannya. Musim panas haruslah identic dengan jiwa yang membara, sialnya Yujin bukan seseorang yang suka tersulut. Dia lebih nyaman dengan berdiam diri dengan AC yang menyenangkan.

"KAU PAYAH!" Wonyoung berteriak. Dia kemudian berlari keluar. Di sana sudah ada Yena yang menyambutnya.

"Jangan bermain jauh jauh Wonyoung!" ini peringatan dari Eunbi.

Wonyoung mengiyakan kemudian menghilang. "Chaewon.. aku dan Hyewon akan keluar, bisakah kau menjaga Yujin dan memastikan bahwa Yujin dan Wonyoung makan dengan baik. Kami akan pulang setelah makan malam"

"OKI DOKI KAKAK IPAR!" ucap chaewon penuh semangat. Dia Cuma mendesah tak percaya melihat Yujin yang sepertinya tak peduli dengan Wonyoung yang pergi dan kedua orang tuanya yang mungkin akan membuat adik baru untuknya.

Chaewon melangkahkan kakinya masuk. Mengambil es krim di kulkas penginapan. "Hei Yujin, kau tak bosan tidur saja?"

Yujin malas menyahut. Tidur adalah kegiatan paling menyenangkan menurutnya. "Apa kau tak takut kalau Wonyoung mencari kakak baru di luar sana dan meninggalkanmu?" Chaewon terkekeh kemudian menutup pintu kamar Yujin.

Meninggalkan Yujin dengan perasaan cemasnya.

Dia sampai bermimpi buruk setiap tidur. Mimpi yang lebih buruk ketika dia menjadi seorang presiden—itu kegiatan melelahkan. Dia bermimpi kalau Wonyoung pergi bersama kakak barunya.





Wonyoung tak berhenti tertawa girang saat jaring yang dibawa Yena membuatnya berhasil menangkap lebih banyak ikan diantara batu karang. Yena membantu Wonyoung memasukkannya ke dalam plastic yang berisi air setengah bagian dan memasukkan ikan tawanan mereka di sana. "Senangnya~ kita dapat banyak!" pekik Wonyoung.

Yena mengangguk, dia tertawa girang juga. Menurutnya, Wonyoung sosok yang sangat manis apalagi ketika tertawa.

"Yena, apakah kau punya adik?"

Yena menggeleng untuk menjawab pertanyaan itu. "Aku tidak punya" katanya. "Padahal aku sangat menginginkannya" Yena memajukan mulutnya. Dia merajuk karena ayah dan ibunya menolak keras tentang memberikan adik padanya.

"Kalau begitu kau boleh menjadikanku adik"

"Benarkah?" Yena terdengar tak percaya. Senyuman lebar terukir di wajahnya. Tentu ia amat girang. Dia memiliki adik instan yang sudah sebesar Wonyoung. Wonyoung mengangguk.

Yena meraih tangan Wonyoung, mengajak Wonyoung menuju tempat rahasianya. Tempat yang sangat sangat rahasia.






Di sebuah gua, diantara karang. Di dalam sana mereka bisa mendengar suara ombak yang besar. Tapi rasanya menenangkannya. Wonyoung tentu saja takjub. Dia tak pernah menemukan tempat sejenis itu di daerah dekat rumahnya.

Lalu—

Hal yang tak di sangka terjadi. Langit tiba tiba menggelap.

.


"Astaga langitnya menggelap!" Chaewon mengintip dari kacamata hitamnya yang telah ia turunkan. Suara guruh terdengar saling menyambut. Langit tampaknya tak bersahabat. Dia menghela nafasnya. Berarti berakhir sudah masa ia berjemur. Dia juga harus membuatkan makanan untuk dua bocah nakal yang selalu menganggunya itu. Kenyataannya, dia membiarkan Wonyoung berkeliaran dan Yujin bergelung di bawah AC.

Dia harus mencari Wonyoung. Menyeret anak itu pulang sebelum cuaca menjadi lebih buruk. Dia mencari sendalnya dan kemudian melangkahkan kakinya ke dalam pondok. "Yujin, Yujin! Bisakah kau diam di rumah dan aku akan mencari Wonyoung?" Chaewon membuka pintu kamar. Matanya mengawasi setiap sudut ruangan, terlebih di bawah AC, dia tak menemukan Yujin di sana.

Dia cepat berlari ke dalam kamar, mencari di bawah tempat tidur, di bawah selimut, di bawah sofa. Di mana saja yang bisa saja menjadi tempat Yujin kecil melelapkan dirinya. Tapi ia tak menemukan tanda tanda Yujin. Dia mendengar gemuruh langit lagi.

"Mati aku! Aku pasti akan dibunuh Hyewon dan Eunbi jika tidak menemukan kedua anaknya!" Chaewon dengan kecepatan penuh melesat menuju bibir pantai. Salahnya memang yang terlalu lengah dalam mengawasi dua bocah lima tahun itu.








Lullaby

Tbc

LULLABY || Annyeong Ver. [ Yujin x Wonyoung]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang