Baru saja datang. Yujin lagi lagi berbeda angkutan dengan sang kembaran. Wonyoung masih marah padanya, tak ingin duduk di meja yang sama dengan yujin dan tak ingin diantar dengan mobil yang sama dengan yujin. Jadilah, Wonyoung yang berangkat terlebih dahulu.
Yujin berjalan sempoyongan. Dia butuh tidur, jam tidurnya banyak berkurang karena Wonyoung dan ia tak bisa tidur kalau tak ada Wonyoung. Anak kelasnya dan beberapa kelas lain berkumpul di halaman sekolah, mengelilingi sebuah pohon.
Mengeriyit sebentar. Ah, dia tak peduli. Tapi ketika matanya melihat diantara koloni itu ada Wonyoung, Yujin melangkah mendekat.
"Ada apa?"
"Ada anak kucing di atas itu, Yujin. Dia ketakutan dan tak bisa turun" informan Yujin—Nako berbicara. Minju sebenarnya ingin menjelaskan juga—hitung hitung kesempatan berbicara pada sang idola.
"Kasihan sekali" ini suara Wonyoung meski semua bocah di sana berbicara tentang hal yang sama. Otak Yujin yang memang cerdas namun jarang beroperasi itu memiliki sebuah ide. Dia menghampiri Wonyoung.
"Apa kau ingin kucing kecil itu?" tanyanya. Wonyoung tentu saja mengangguk. Dia sejenak lupa kalau dia marah pada Yujin karena terlalu khawatir dengan kucingnya.
"Kucing itu milik Wonyoung" ucap Yujin. Inilah alasan kenapa dia di nobatkan sebagai boss di kalangan anak nakal di kelas mereka. Dia berbicara seolah semuanya perintah. Seluruh kelas bahkan anak kelas lain mengangguk menyetujuinya.
Yujin mengeluarkan sebuah kursi dari kelas. Meletakkannya di bawah pohon. Dia naik di atas. Ah belum sampai. Dia masih terlalu pendek. Dia melirik pada Minju, Nako dan hitomi—teman mereka yang berpipi bakpao namun memiliki tenaga besar. Dia pernah menggendong anak lain. "Bantu aku angkat meja!" titah Yujin. Ketiganya mengangguk dan membawa meja bundar besar dari kelas mereka. Meletakkannya di bawah pohon. Guru mereka hanya melihat, mau tak mau dia mengakui bahwa Yujin memiliki jiwa kepemimpinan dan anak itu sungguh pintar.
Yujin meletakkan kursi di atasnya. Dia kemudian mulai memanjat ke atas. Anak anak lain menatap khawatir padanya. Yujin juga anak pemberani.
Demi Wonyoung!
Dia itu seorang kakak, dia harus mendapatkan kucing itu agar Wonyoung memaafkannya.
Yujin dapat meraih kucing itu, dia mengangkatnya. Menggendongnya dalam dekapannya. Tapi keseimbangannya goyah. Si guru langsung berlari untuk menyelamatkan Yujin.
Namun—
BRUUUKK
Si kecil yang menjadi pahlawan di mata teman temannya itu jatuh. Yujin tak mengaduh apalagi menangis. Sepertinya bentakan Eunbi lebih menyakitkan daripada jatuh dari ketinggian. Lutut Yujin berdarah, sikunya juga, tapi dia memeluk si anak kucing hingga kucingnya tak terluka. Seluruh kelas bersorak padanya.
Yujin mencoba berdiri. Dia berjalan terpincang, kakinya perih. Dia mengulurkan kucingnya pada Wonyoung. "Untukmu, jangan marah lagi padaku. Aku minta maaf" Bukan Yujin yang menangis tapi Wonyoung. Dia menangis sangat keras berteriak bahwa Yujin terluka dan berdarah. Tapi ia menerima kucing itu.
Pasukan Yujin bertambah hari ini.
Hyewon menatap Eunbi yang sedang mengobati luka Yujin. Istrinya itu terlihat sexy ketika sedang mengobati seseorang. Karena itulah Hyewon jatuh cinta pada sang dokter.
"Dia berkelahi lagi?" Tanya Hyewon. Kali ini dia yang akan menasihati Yujin, jika hal itu terulang.
Eunbi menggeleng. Senyumannya terlihat lebar, seperti bangga akan suatu hal. "Yujin menyelamatkan kucing dan semuanya berkata dia sangat hebat. Yujin sangat keren" katanya menjelaskan tentang perkataan guru ketika ia menjemput si kembar.
"Wah, kau sangat hebat Yujin!" Hyewon mengacak rambut Yujin. Yujin hanya mengangguk.
"JANGAN LAKUKAN ITU LAGI!" teriak Wonyoung. Masih dengan anak kucing di tangannya. Dia menurunkan anak kucing itu. Menghampiri yujin. "Jangan terluka lagi Yujin!" dia kembali terisak. Memeluk Yujin erat tapi berhati hati agar tak mengenai luka Yujin.
Yujin diam saja. "Aku minta maaf, jangan marah lagi!" itulah kata kata yang diucapkan Yujin ketika Wonyoung menangis meraung.
"Aku tidak marah, tapi jangan luka!" kata Wonyoung.
Yujin mengangguk. Dia membalas memeluk Wonyoung kemudian mengecup pipi sang adik. "Ayo ke kamar!"
Loading…
Eunbi berasa de javu dengan adegan ini. Dia menatap horror pada Hyewon. Hyewon balas menatap sang istri. Yujin tak melihat sampai mereka di dalam kamar kan?
Anak itu pasti mengkopi yang di lakukan Hyewon sebelumnya. Tangan kedua bocah kembar itu saling bertaut. Tapi Wonyoung melepas dan berbalik ketika ia melupakan kucingnya. "Aku melupakan kucing!" Dia menggendong kucingnya dan kembali menggenggam tangan Yujin sambil tersenyum.
Manis sekali.
"HATCHIIM" Hyewon bersin.
Eunbi yang tadi merasa horror dengan Yujin kini menatap Hyewon sama horornya. "Mereka tidak akan memelihara kucing itu kan?" Tanya Hyewon.
"Tentu saja mereka akan. Kau bayangkan saja kalau Yujin sampai marah dan Wonyoung mengamuk karena kau membuang kucing symbol perdamaian mereka"
Hening—
"Eunbi" Hyewon berbicara.
"Aku tahu kau alergi kucing. Aku akan mengambil resep untuk itu"
"Kau tega sekali padaku! Kau menyuruhku meminum obat setiap hari?" Kali ini Hyewon yang merengek.
Lullaby
.
[Chap 4; permintaan maaf & kucing]
.
.Lullaby series
FIN
KAMU SEDANG MEMBACA
LULLABY || Annyeong Ver. [ Yujin x Wonyoung]
Historia CortaKisah slice of life dari si kembar keluarga Ahn Yujin si sulung Dan wonyoung si bungsu Cerita ini repost dari original story oleh ika.zordick. jika kalian penasaran silakan search dengan judul yang sama