Hari berganti, matahari terlihat bersahabat. Aroma alam yang belum terjamah. Rangga terlihat rapi dan bersiap, saat mereka berdua baru bangun. Melihat Rangga yang telah siap turun, mereka tidak ingin kalah. Tanpa waktu lama mereka membereskan perlengkapan dan melanjutkan perjalanan, tanpa sarapan. Yakin akan tiba dibawah sebelum matahari mencapai puncak di atas kepala.
"Teman-teman maaf ya udah ngerepotin , salam sama keluarga dirumah." Rangga mengucapkannya dengan nada hangat, saat ini dia sedikit tersenyum.
"Paan sih Ngga, Ayo turun." Ajak Dito sambil berjalan Bersama Doni di depan.
Sampailah di Pos 1. tidak ada hal aneh yang terjadi. Cuaca masih saja bersahabat seperti biasa. Namun mereka bingung dengan sifat Rangga yang dari kemarin hanya diam dan dingin, tak hanya sikapnya badannya pun dingin. Namun lagi-lagi mereka menepis pikiran buruk itu, saat mereka menoleh dibelakang Rangga melemparkan senyuman hangat yang berbeda dari sikap-sikap sebelumnya.
"Haduh cape nich." sesampai mereka di warung bawah gunung.
"Iya nich, pake banget." sahut Dito.
" Lah kayanya ada yang kurang nich?" Doni merasa ada yang salah.
"Oh ya, Rangga. Paling juga dia dibelakang." Dito membalasnya dengan enteng sembari memesan makanan.
Sudah hampir sejam mereka menunggu namun Rangga tak kunjung nampak batang hidungnya. Mereka melapor pada warga sekitar dan melakukan pencarian di jalur pendakian. Setelah warga sekitar mendengarkan kisah mereka yang terjebak 3jam didalam hutan, para warga bergegas mencari Rangga. Hingga hari gelap hasilnya nihil. Rangga dinyatakan hilang.
Minggu kedua sehabis pencarian bersama Tim SAR. Berita mengejutkan datang menghampiri Dino dan Dito. Seperti tersambar petir di siang bolong, seperti itulah yang mereka rasakan. Terkejut dan terheran, Rangga ditemukan tak bernyawa dan telah busuk, di jalur pendakian menuju Pos 3.
Ternyata yang menemani mereka turun adalah sosok arwah almarhum yang ingin menemani dan mengucapkan selamat tinggal untuk terakhir kalinya. Mereka teringat ucapan perpisahan terakhir Rangga, serta senyum hangat yag terlihat sangat tulus saat itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/202797558-288-k600446.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendakian berujung Kematian (END)
TerrorPendakian yang tak di rencanakan berbuah mala petaka. Ketika tak lagi mengindahkan larangan. ketika tak lagi menaati aturan. Bertindak sesuka hati dan menghiraukan himbaun. Berujung pada terenggut oleh maut. Vote yah bambang.