Ayu menatap Kakak angkatnya ini kesal. Karena dari kemarin sejak kakaknya ini di beritakan Hamil dia menjadi sasaran kesusahan. Mulai dari ngidam anehnya dan juga menjadi supir pribadi mengantarnya kemana-mana. Seperti saat ini dia harus menyetir di tengah hujan deras ke rumah sakit untuk menemui suami tercintanya. Katanya sudah rindu berat. Saat Ayu menolak maka dengan wajah cemberut kakaknya akan berkata dengan imut.
"Kamu gak tau sih gimana rasanya hamil. Gak enak tau kalo nahan rindu. Kalo keponakan kamu kenapa-napa gimana?" Dan yaa akhirnya Ayu akan menyerah juga.
Saat sudah sampai di rumah sakit sayangnya payung hanya ada Satu dengan baik hati Ayu menyerahkan payung itu ke Kakaknya dengan percecokan panas, yaa tentu saja kakaknya tak mau dia kebasahan juga.
"Udahlah! Aku gak peduli sama kakak. Aku peduli sama bayimu aja." Mata kakaknya itu berkaca-kaca bahagia lalu ciuman manis mendarat dipipinya.
"Itu ciuman dari keponakanmu." Ayu hanya tersenyum tipis lalu mengajak kakaknya turun.
Saat sampai di depan ruangan kakaknya itu terlihat juga seorang pria yang entah kenapa sering sekali mata Ayu lihat.
"Ya ampun Sayang, kamu kenapa?" Teriak pria itu khawatir.
"Kangen kakak... Huuu ...," Ayu menatap kakaknya jijik yang kini sudah memeluk kakak iparnya kuat sambil menangis. Bulu kuduknya bergidik melihat adegan india ini.
Dengan cepat mereka memasuki ruangan itu. Saat itu juga Ayu pergi dari sana menuju kantin rumah Sakit. Dia perlu kopi untuk menghangatkan tubuhnya yang dingin.
Baru seteguk dia meminum kopinya dirasakan ya sebuah jaket melingkupi tubuhnya dan seseorang duduk disampingnya. Ayu tak memperdulikan itu. Yaa dia tau ini kakak iparnya.
"Lain kali bawa istrimu ke Rumah sakit kak. Kasian dia lebay banget kalo lagi kangen," dumel Ayu kesal.
"Iya-iyaa maaf." Ujar pria yang duduk di depan Ayu. Ayu terdiam lalu matanya menatap ke depan dimana kakaknya tengah membawa jaket.
Tunggu ... Jadi ...
Dengan cepat Ayu menatap kesampimgnya dan dia terpekik saat pria berkaca mata disampingnya. Dengan cepat Ayu melempar jaket yang melingkupi tubuhnya ke pria itu lalu pergi dari sana cepat.Kakak iparnya tampak mengejarnya dan memasangkan Jaket ke tubuhnya.
"Kamu jutek banget. Dia bisa tersinggung lho." Ayu tak menanggapi hal itu dia berjalan makin cepat ke arah Ruangan kakaknya dan dilihatnya kakaknya tengah tidur. Ok dia cukup sabar kok mengantar orang hanya untuk tidur.
"Emm Dek, kakak gak bawa mobil tadi." Ayu menatap kakak iparnya tajam.
"Ehm! Tadi barengan sama Bayu. Kamu mau gak kalo kamu pulang bareng Bayu dan kakak bawa mobil kamu." Ayu mendengus kesal. Dia sudah yakin ini akan terjadi.
"Gak usah! Ayu nanti bisa pesan onjol atau taksi online."
"Jangan dong, udah malam ini nanti ada yang jahatin kamu."
"Aku tetap gak mau. Kak."
"Harus!" Ayu hanya menghela napas kasar mendengar itu. Dia tak ada pilihan lain.
~~••
Suasana sana dalam mobil ini terasa mencekam. Tak ada yang bisa mereka bicarakan. Ayu sibuk menatap jalanan yang masih basa terlihat dari lampu jalan yang remang. Suasana ini membuatnya mengantuk seketika.
"Kamu gak suka sama aku ya?" Mata Ayu yang sejak tadi sudah mau terpejam membuka lebar menatap orang di sampingnya ini. Telinganya tak menangkap jelas apa perkataan lelaki di sampingnyaa.
"Maaf?"
"Kamu gak suka sama aku yaa?" Ayu mengerutkan keningnya mendengar itu. Memangnya mereka ada masalah apa sampai pria ini bertanya begitu?
"Gak kenapa aku harus gak Suka sama kamu?" Dilihatnya pria itu tersenyum kikuk.
"Yaa kayaknya kamu beneran gak suka sama aku."
"Kamu terlalu cepat menyimpulkan," balas Ayu santai lalu kembali menatal jalanan.
Entah ini perasaannya saja atau memang mobil ini berjalan secepat keong yang sedang stoke.
"Sepertinya mobilmu sudah mau mogok. Berjalannya selambat keong," ujar Ayu dengan suara datar membuat pria itu sedikit menginjak gasnya lebih dalam. Ayu mendengus kesal karena ini.
Saat sudah sampai ke rumahnya Ayu membuka pintunya cepat, dan pria itu ikut keluar ternyata.
"Terima kasih banyak, maaf merepotkanmu."
"Tidak ... Gak merepotkan sama sekali kok." Ayu mengangguk dan beranjak ingin pulang namun terhenti saat pria itu mengatakan suatu hal.
"Ayu, kalau aku datang ke rumah ... Apa kau akan menerimaku?" Ayu berbalik menatap pria itu jengah.
"Enggak." Bayu tersenyum manis dengan wajah merah lalu menganggukan kepalanya dan pergi dengan cepat. Ayu menatap kepergian pria berkaca mata itu datar lalu menghela napas kasar.
Lamaran lagi dan juga tolakan untuk kesekian kalinyaa. Ayu menundukkan kepalanya dalam. Saat sudah memasuki rumah mungilnya tanpa madi atau berberes seperti yang lain dia tidur langsung di kasur empuknya.
"'''''
"Bapakmu itu gak sadar diri udahlah miskin main belakang pula. Apa tujuannya ketemu janda kembang di desa sebelah tiap hari!" Teriak perempuan yang berumur sekitar 40 tahunan itu. Ayu menatap Ibunya yang teros mengocehkan keburukan Bapaknya membuat otaknya pecah seketika.
"Menurut kamu kenapa dia kabur?! Orang kamu udah tua gak mau lagi ngelayanin dia. Lelaki itu meskipun tua tetap butuh Sex. Itu kebutuhan mereka!" Timbal keluarganya yang lain.
"Yaa dianya gak tau diri....," Kepala Ayu terasa pusing dengan cepat dia masuk ke kamar tidur dengan kepala ia tutupi dengan bantal lalu berteriak tertahan dalam alam bawah sadarnya.
"Kalau tau gini! Aku mending gak usah nikah seumur hidup!" Teriak mamanya yang masih mampu menembus kepala Ayu.
Ayu dengan wajah lesu keesokan harinya pulang dengan wajah lesu pakaian putih birunya tampak kusut sama seperti wajahnya. Dan jantungnya berhenti seketika saat kakak iparnya tengah bergumul di ruang tamu dengan perempuan Asing. Ayu kecil tampak menatap semuanya tak percaya, kakak iparnya yang digadang-gadang adalah suami impian ternyata bisa main belakang juga.
"Kamu enak banget istriku itu ternyata gak enak, payudaranya kecil cacat lagi, terus kemaluannya bau bikin jijik!" Ayu menendang pintu membuat doa orang itu terlanjak kaget.
Dengan mata dingin Ayu masuk ke dalam kamarnya kembali tidur sambil menutup kepalanya dengan bantal tebal. Dan tak beberapa lama dari itu perceraian kakaknya terjadi. Dari sana Ayu tau, tak ada yang bisa kau dapat dari pernikahan bodoh itu! Lelaki itu sama hanya membutuhkan dirimu sebagai pemuas nafsu dan menjadi pembantunya. Hanya itu lalu untuk apa menikah kalau hanya untuk menjadi budak dan di buang saat ada yang lebih? Kebodohan!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband Is (Not) Impotent (Lengkap)
Romance"Kapan kamu nikah?! umurmu udah seperempat abad itu. Malu mamak ada anak kaya kamu! mau berapa lamaran lagi yang kamu tolak" kata itu adalah untuk ke seribu kalinya yang Ayu dengar sejak dia menginjak umur 23 tahun. Namun jawaban Ayu akan tetap sa...