*05*

192 29 6
                                        


Vote and coment nya ya ges..
Maaf lama banget update nya, sorry:"(
Dan maaf klo ad typo bertebaran, Thank you:)
____________

Keesokan hari nya..

Pagi pun tiba. Matahari mulai masuk melewati celah jendela mengenai wajah Soora yang masih terlelap dengan tenang nya. Perlahan--sesuai berjalan nya waktu, cahaya matahari itu mulai semakin terang dan menyilaukan. Membuat Soora yang masih terlelap menjadi sedikit terbangun.

Mata Soora berkedip-kedip untuk menyesuaikan penglihatan nya menatap sekitar. Sebelah tangan nya pun bergerak untuk mengucek mata nya, dan sebelah tangan nya lagi ia gunakan untuk menopang tubuh nya.

Saat nyawa nya sudah terkumpul semua, Soora pun mulai tersadar bahwa saat ini ia bukan berada dikamar nya atau pun dirumah nya. Ruangan bernuansa berwarna abu abu, hitam, dan putih--tentu bukan kamar nya.

Saat sedang memperhatikan sekitar, pandangan nya pun tertuju pada seseorang yang sedang tertidur terlentang disofa panjang disamping kasur yang ia tiduri. Jimin, ya lelaki dingin itu sedang tertidur pulas disofa kamar nya sendiri, dan membiarkan gadis ini tidur dikasur besar nya.

Dengan tergesa-gesa Soora pun menuruni kaki nya dari kasur itu dan berniat beranjak dari sana. Tapi, niat nya terhenti saat tiba tiba Jimin ikut terbangun dan duduk dari posisi terlentang nya. Soora pun terkejut dan menjadi gugup--tentu, karna sekarang ia berada disatu kamar bersama lelaki dingin ini.

Soora nampak melihat Jimin yang sudah benar benar terbangun sekarang. Pandangan nya ia alihkan menatap Soora yang masih membeku ditempat nya.

"B-bagaimana aku bisa berada di-disini?"

Dengan berat nya Soora mengeluarkan suara. Ia menatap Jimin ragu, takut lelaki dingin ini melakukan sesuatu kepada nya tanpa ia sadari. Entah menyentuh nya, atau mencium nya, atau.... tidak tidak, Soora masih berpakaian komplit. Tidak mungkin juga Jimin melakukan itu, karna dia hanya lelaki dingin yang mungkin bisa menahan nafsu nya.

"Tentu, aku yang memindahkan mu"

Dengan santai nya Jimin menjawab. Mendengar itu, Soora pun mengedipkan mata nya tak percaya--meskipun ia masih ingat betul kemarin ia telah digendong oleh Jimin sampai kedalam kediaman keluarga Park ini. Bararti ia sudah menyusahkan lelaki dingin ini 2 kali. Soora jadi merasa tak enak. Sekecil apapun dan seringan apapun tubuh nya, ia juga masih bisa merasa takut akan hal berat tubuh nya. Jika Jimin sedang menggendong tubuh nya dan menjadi kualahan karna keberatan, bagaimana? Bukan kah itu memalukan.

"Mian, sudah menyusahkan"

Kata Soora sembari menundukan kepala nya. Mendengar itu, Jimin pun menghenduskan nafas nya berat.

"Aku tidak bisa membiarkan gadis berumur dibawah ku tidur diruang tamu rumah ku. Apa kata Appa dan Eomma ku nanti. Kau ingin aku di ejek? Jadi aku membawa mu kekamar ku--tidak ada kamar lagi dirumah ku, jika kau heran itu"

"Geundae--"

"Aku bersumpah tidak melakukan apa apa kepada mu"

"Nde, arasseo--tapi bukan kah lebih baik jika aku tidur diruang tamu dibanding kan tidur satu kamar dengan mu"

Soora menatap Jimin heran. Jimin pun hanya ber-ekspresi datar mendengar itu. Mungkin memang benar lebih baik salah satu dari kedua nya tidur diruang tamu dibandingkan tidur disatu kamar--meskipun tidak satu kasur. Tapi sebaik apapun Jimin, ia tetap lelaki egois. Ia tidak ingin tidur diruang tamu yang dingin itu, dan begitu pun Soora. Ia juga tidak ingin gadis cantik ini tidur kedinginan disana. Mengingat saat itu juga hujan sangat lebat.

LATTER PAPER | PJM ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang