“Jangan cemberut seperti itu dong…, tenang saja, pasti nanti bakal ketemu. Itu bukankah hanya sebuah harmonika, Juna. Kalau pun nanti tidak ketemu, kita bisa beli yang lainnya,” ujar Luna menghibur.
Dia berharap Juna tidak terlalu memikirkan perihal harmonika pemberiannya yang hilang tersebut.
“Tapi benda itu adalah hadiah darimu Luna.., tidak tergantikan nilainya. Kalaupun kita beli lagi, maka hal tersebut bakal berbeda arti nantinya. Kenapa kamu tadi malah menghentikan diriku yang masih berusaha mencari harmonika darimu?”
“Kenapa?? Kamu tidaklah lihat ya Juna, ini sudah jam berapa. Aku mengerti sekali kalau harmonika itu sangat berharga, namun jangan sampai benda itu menjadi segalanya bagimu. Cintaku padamu tidak lah sekedar harmonika, cintaku ada disini…dalam hatiku ini.” Luna menaruh kedua tangannya di atas dadanya.
Kemudian dirinya meminta Juna menunduk sedikit lantas dengan pelan mencium keningnya juga kedua pipinya dan terakhir adalah bibir kecil Juna.
“Oeee…cukup Luna…., kamu tidak malu ya? Ini ‘kan di depan rumahmu. Bagaimana jika ada yang melihat, sedangkan kita masih anak SMP. Nanti dipikir kita berbuat hal-hal yang buruk takutku,” kata Juna pelan sambil melihat kanan-kiri.
Saat itu dirinyalah yang benar-benar menjadi salah tingkah. Hal yang dilakukan Luna padanya merupakan ciuman pertama baginya. Dia bahkan tidak mengingat kapan terakhir ibunya mencium dirinya.
“Yah mau bagaimana lagi, kalau aku tidak melakukan hal seperti ini, kamu pasti tetap menjadi seperti anak yang kebingungan kayak tadi. Aku tidak ingin kamu terlalu sedih hanya karena sebuah harmonika. Kamu mengerti itu pastinya Juna,”
Ucap Luna begitu terdengar bijaksana. Dia ingin memberitahukan pada Juna kalau cintanya benar-benar tulus.
Setelah mereka berdua selesai dengan masalah harmonika yang hilang, Juna kemudian mengantarkan Luna sampai ke depan pintu. Dia ingin meminta maaf kepada ibu Luna karena terlambat mengantarkan anaknya pulang.
Saat pintu dibuka oleh ibu Luna, Juna dengan penuh sigap segera meminta maaf atas kepulangan anaknya yang terlambat karenanya. Ibu Devi yang merupakan ibu Luna hanya diam saja, lantas segera menyuruh anaknya untuk masuk ke rumah dan segera mandi. Begitu melihat anaknya sudah berjalan ke kamar mandi, Ibu Devi segera berbicara dengan Juna.“Kamu yang namanya Arjuna ya?”
Tanya Bu Devi dengan nada sinis yang membuat Juna merasa ada yang aneh dibalik pertanyaan ibu Luna itu. Memang dirinya tidak pernah bertatap muka secara langsung dengan ibu Luna sekalipun, hanya sepintas saja tanpa bicara banyak.
“Iy—Iya Bu. Maafkan atas keterlambatan saya mengantarkan anak Ibu untuk pulang. Ini dikarenakan ada pertandingan basket melawan SMP Putra Harapan dan Luna datang untuk memberikan semangat pada team basket sekolahnya,” jelas Juna dengan tetap tersenyum di depan ibu Luna, meskipun dirinya mengerti kalau ibu Luna terlihat marah padanya.
“Kamu itu ya…, jangan coba-coba memberikan alasan yang tidak masuk akal! Anakku tidak mungkin mau ikut dalam permainan yang kamu katakan itu. Pasti kamu yang mengajaknya, benar begitu ‘kan,” kata ibu Luna dengan nada kasar pada Juna.
“Maafkan saya jika lancang, namun semua yang saya ucapkan memang benar adanya Bu. Silahkan kalau ingin ditanyakan langsung kepada putrinya. Kita tidak pergi kemana-mana dan langsung pulang begitu pertandingan selesai,” jelas Juna kembali memberikan penjelasan agar Ibu Luna mengerti.
“Sudah, Sudah!! Ibu sudah sering melihat anak kecil sepertimu berbohong jika berbuat salah. Apalagi kamu itu anaknya Aswan ‘kan. Ibu sudah tidak kaget kalau kamu mau mendekati anak Ibu. Ibu ingatkan ya, jangan sekali-kali mencoba mempermainkan hati anak Ibu dan membuatnya dirudung kesedihan seperti yang dilakukan ayahmu pada ibumu itu. Pokoknya, ibu melarang anak Ibu pacaran denganmu, apalagi sekarang masih SMP.” Ujar ibu Luna panjang lebar kepada Juna yang hanya terdiam bingung tidak mengerti perihal ucapan Bu Devi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Juna, Lonely Is Something....
Contosebuah kisah dimana cinta keluarga dan juga sebuah kehidupan adalah sebuah misteri yang tak dapat manusia rencanakan atau kita duga bagaimana hal tersebut berjalan. Juna, seorang pemuda yang memiliki kisah hidup yang penuh dengan perjuangan dan ju...