eight

8.6K 1.1K 68
                                    








Tiga hari berlalu, dan Jaemin sudah bertekad ingin mengubah dirinya agar tidak terlalu terpaku atas keterpurukan dimasa lalu. Ia harus bisa bersosialisasi untuk menghormati apa yang pernah Jeno nasehati padanya. Ia memulai semuanya dari awal, menyapa para tetangga dan wanita yang selalu menganggu Jaehyun hingga seminggu terakhir hyungnya itu selalu berangkat kerja di pagi hari sekali dan pulang lewat jam delapan malam; berterima kasih pada bosnya karena ia berhasil menghindari wanita menyebalkan bernama Chaeyeon itu.



"Kau terlihat senang hari ini?", ucap Mark sembari meminum milkshake yang ada tepat di hadapannya; milik Haechan. Si pemilik hanya mendengus sembari memakan cake favoritenya.



"Yah, aku harus belajar membuka diri", Jaemin menjawab sembari tersenyum. Memberitahukan pada ketiga sahabatnya bahwa ia sudah tidak seperti dulu lagi. Orang yang terus terpaku pada masa lalunya.

"Nah! Begitu kan lebih baik", Haechan berlari kecil mengitari meja dan memeluk tubuh Jaemin. Mencubit pipi tirusnya dan tertawa bersama. Akhirnya mereka bisa melihat Jaemin tertawa riang tanpa beban. Pemuda itu seperti sudah lepas sepenuhnya dari beban hidup.










.






Jaemin menatap jalanan sore yang di padati orang-orang tengah berlalu lalang. Ada beberapa anak perempuan berseragam sama sepertinya. Ada juga orang-orang dengan seragam khas perkantoran seperti yang sering dikenakan hyungnya.

Jaemin terus melangkahkan kaki di trotoar, hingga tanpa sadar kakinya membawanya pada sebuah toko ikan yang baru saja membuka kaca etalase.

Jaemin tertegun, menatap tempat itu seperti sebuah dejavu. Dan rasa sesak dalam dadanya itu muncul lagi, menyerbu masuk begitu saja. Ia merindukan Jeno.....

Tanpa sadar kakinya melangkah memasuki toko ikan hias tersebut. Matanya menatap kesegala penjuru toko, menatap beberapa akuarium dengan ikan bergerumul seperti sedang menatapnya.

Dari arah belakang, ada seseorang yang tergesa-gesa berlari masuk kedalam. Berbicara entah apa dan Jaemin melihat paman pemilik toko sedang menangkap seekor goldfish berwarna orange cerah. Kembali kedalam dimana biasanya ia melayani pelanggan.

Jaemin bergeming ditempat, melirik ke kanan dan menemukan beberapa rak penuh dengan pernak pernik akuarium. Banyak aksesoris disana terpajang di dekat pojok ruangan.

Tak sadar, Jaemin melihat orang itu lagi dengan kepala tertunduk menatap kantong plastik yang ada di tangannya. Jaemin segera menyingkir beberapa langkah, takut jika orang itu tak melihatnya dan ia tertabrak begitu saja. Tidak lucu.

"Ada yang bisa ku bantu, nak?", si pemilik menghampiri Jaemin. Bertanya dengan sopan, kemudian mengenali wajah Jaemin.

"Ah- kau yang waktu itu", si pemilik toko tertawa riang. Menatap wajah Jaemin yang tersenyum cerah kearahnya.

"Ada yang bisa kubantu, nak?", tanya si pemilik lagi sembari menetralkan nafasnya sehabis tertawa.


"Ah, itu... apa paman menjual goldfish yang seperti waktu itu?", Jaemin menggaruk belakang kepalanya tanpa sadar. Si pemilik toko hanya tersenyum, namun menggeleng lemah.

"Kali ini aku benar-benar tak memiliki stok lagi, yang terakhir di beli oleh anak muda barusan. Maafkan paman, nak"


"Ah tak apa paman.... aku hanya bertanya, aku pamit dulu ya", Jaemin melambaikan tangannya dan pergi meninggalkan toko itu. Isi pikirannya berkecamuk, merasa baru saja terjadi dejavu  yang tidak terduga.


Goldfish ✔ [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang