Sepanjang jalan Seungri hanya membisu, mengingat kejadian yang tak pernah ia harapkan sebelumnya. Bukan itu yang ia harapkan saat tiba di kantor Jiyong. Sebenarnya ia ingin mengatakan bahwa ia akan menerima kembali Jiyong dengan memberinya kesempatan. Tapi harapan itu sudah hancur saat mendengar Nana hamil.
"Seungri-ah, kwaenchanayo?"
"Kwaenchana."
"Kau ingin pulang atau kita makan malam dulu?"
"Aku ingin segera pulang, kepala ku pusing."
"Baiklah kita pulang dulu."
.
.
.
.
."Arrrgghhh....WAEEEE....WAEEEE...Seungri-ah, kenapa kau tinggalkan aku? Wae...Seungri-ah...wae?"
Suara teriakan Jiyong menggema diseluruh rumah, membuat seluruh penghuni rumah ketakutan. Min Jun sudah menangis dalam pelukan Dami karena takut mendengar appa-nya marah. Belum pernah ia melihat appa-nya seperti itu.
"Sstt...uljima, jangan takut...ada immo disini."
"Tapi appa....kenapa appa marah seperti itu? Hikss..."
"Biar immo bicara sama appa, eoh. Kau pergilah ke kamar bersama Minzy."
"Ne, immo."
Dami pergi ke kamar Jiyong, namun pintu kamar terkunci. Dami berusaha memanggil Jiyong tapi tidak ada suara sama sekali. Berkali-kali ia memanggil dan hanya teriakan Jiyong yang terdengar.
"PERGIIII....JANGAN GANGGU AKU!! TINGGALKAN AKU SENDIRI!!"
"Yongie-ah, buka pintunya. Jangan seperti ini."
Pranggg...
Jiyong melempar apapun yang ada didekatnya.
"Pergilah noona, aku tidak butuh siapapun. Aku butuh Seungri...aku hanya butuh dia...hikss...hikss" terdengar isak tangis Jiyong.
"Yongie-ah, aku mohon buka dulu pintunya...Yongie-ah." Tak terdengar apapun dari balik kamar Jiyong. Dami semakin khawatir dengan keadaan adiknya.
.
.
.
.
Di dalam kamar sudah sangat berantakan oleh amukan Jiyong, figura foto Jiyong dan Seungri pecah berkeping, kaca meja rias hancur karena Jiyong memukulnya. Begitu juga dengan dirinya yang sudah tak karuan kondisinya. Jemari yang sudah berlumuran darah akibat luka.Jiyong terduduk dilantai dengan bersandar ditepi kasur meratapi semuanya, seluruh isi kamar yang dulu menjadi saksi kebahagiaan mereka. Seungri yang selalu tersenyum kini lenyap dari hadapannya. Ia tak sanggup membayangkan jika Seungri akan jadi milik orang lain. Ditanganya sudah tergenggam sebuah pecahan kaca. Terbesit dibenaknya ingin mengakhiri semuanya hingga ia tak perlu lagi merasakan sakit terlalu lama.
Satu tangan yang memegang pecahan kaca sudah terangkat mengarah ke pergelangannya satu lagi, keinginannya untuk mengakhiri hidup semakin kuat.
"Min Jun-ah, mianhe...appa tidak bisa menemani Min Jun hingga nanti." Jiyong mulai menyayat pergelangan tangannya, perlahan darah mengalir dari goresan luka tersebut.
Brraakkk...
Seseorang mendobrak pintu kamar Jiyong dan orang yang berdiri didepan pintu pun terkejut melihat Jiyong yang terdiam dipinggir kasur.
"Astagaaa....Jiyongie!!" Teriak Yongbae yang segera menghampirinya dan menekan luka dipergelangan tangannya.
"Yongie-ah apa yang kau lakukan? Kenapa kau seperti ini?" Panggil Dami.
"Hyung, bantu aku...kita bawa dia ke rumah sakit." Top segera mengangkat tubuh Jiyong dan membawanya keluar menuju mobil.
"Appaaa....appa waegure? Immo?" Tanpa sengaja Min Jun keluar kamar karena mendengar suara keributan dari kamar orang tuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love 2 ✔️
Romance🔞🔞Wilayahnya nyongtory. Ingat ya, bukan bacaan anak kecil. Masuk berarti siap dosa tanggung sendiri. It's love boy >< boy, suka dibaca gak suka tinggalkan. Gak maksa koq. Lima tahun perjalanan cinta mereka dalam mengarungi kehidupan rumah tangga...