Sepanjang hari ini Jeno banyak menghabiskan waktu bersama Jaemin. Perlakuan serta perhatian Jaemin padanya membuat Jeno sangat nyaman. Jeno tidak lagi merasa ragu, berlahan hatinya sudah terbuka untuk Jaemin. Dia ingin mencintai Jaemin segenap jiwa dan raganya.
Setelah membeli keperluan dapur. Jaemin mengajak Jeno makan siang di sebuah restauran berbintang. Pergi ke rumah sakit, lalu berbelanja keperluan dapur membutuhkan waktu hingga siang hari. Seharusnya kegiatan itu selesai sejak dua jam yang lalu, tapi karena Jaemin ingin menikmati waktu yang lebih lama, jadi memakan waktu yang cukup lama.
"Jeno jika kau ditanya seseorang bagaimana jawaban mu?"
"Maksudnya?."
Jaemin meraih tangan Jeno lalu menggegamnya.
"Kau ingin mempunyai anak berapa?"
"Huh?"
"Kau ingin mempunyai anak berapa?" Jaemin kembali mengulang pertanyaanya.
"Anak?", Jaemin mengangkukkan kepalnya. Jeno sama sekali belum berfikir sampai disitu, kuliahnya masih belum selesai. Sejenak Jeno menundukkan kepalanya, memikirkan jawab untuk pertanyaan yang Jae lontarkan untuknya.
"Aku ingin mempunyai anak kembar?" jawab Jeno.
Mempunyai anak kembar memang menyenang, Jeno melihat bagaimana bibinya merawat dan membesarkan anaknya. Mulai dari situlah Jeno sangat ingin mempunyai anak kembar, tidak peduli kembar identik atau tidak, yang terpenting kembar. KEMBAR!.
"Kau yakin? Kenapa?" tanya Jaemin penasaran.
"Mereka terlihat lucu dan menggemaskan. Dan menurut ku mempunyai anak kembar merupakan anugerah terbesar karena aku tahu, tidak mudah mengurusnya. Aku begitu tertarik, melihat tingkah mereka dan aku juga ingin memakaikan baju kembar," Jeno tersenyum sembari membayangkan bagaimana dirinya mempunyai anak kembar kelak, "Aku tidak mempunyai jawaban yang tepat, tapi aku ingin mempunyai anak kembar."
Jaemin dapat melihat bagaimana ekspresi Jeno ketika mengatakan ingin mempunyai anak kembar. Dia begitu bahagia dan hatinya semakin menghangat.
"Kita bisa melakukannya. Mempunyai anak kembar seperti apa yang kau inginkan" Jaemin mencium punggung tangan Jeno dan perlakuan manis itu membuat semburat merah tercetak jelas di kedua pipi Jeno, walaupun tidak terlihat begitu jelas.
"Benarkan?" Jeno bertanya dengan sangat antusia
"Tentu saja jika kau mau" jawab Jaemin.
Tidak dapat Jeno pungkiri, dia begitu senang dengan perkataan Jaemin dan di dalam hatinya Jenobberdoa semoga apa yang di inginkannya menjadi kenyataan.
"Makananya akan dingin jika kau terus melamun sayang, makanlah. Lalu kita akan menjemput anak-anak."
Seperti yang pernah Jaemin dengar, Jeno memang sangat menginginkan anak kembar dan Jaemin juga berdoa untuk itu.
➖ ➖ ➖
Makan malam hari ini sama seperti biasanya, tidak ada yang menarik bagi Heejun dan Jinhee. Keduanya menatap kesal Jeno dan apa-apaan itu Minhee dan Jaehee, mereka sama saja dengan Jeno. Sama-sama menyebalkan. Melihat bagaimana Heejun dan Jinhee, membuat Jaemin bisa menyimpulkan bahwa kedua anaknya itu tengah iri.
"Appa, besok bibi Hyunjin akan datang. Katanya akan menginap selama tiga hari, appa tidak keberatan kan?" tanya si sulung Na, Heejun.
Hyunjin? Jeno baru mendengar nama itu. Jauh dari lupuk hatinya yang paling dalam Jeno ingin bertanya, tapi niatnya di urung kan mengingat bagaimana watak si sulung Na itu.
"Dia saudara mendiang istriku. Hyunjin tinggal di Jepang dan dia biasanya akan kemari jika tidak sibuk. Menginap dan menghabiskan waktu bersama anak-anak. Menurut mu bagaimana?" Jeno mendoangkan wajahnya menatap Jaemin. Sebenarnya tidak perlu meminta izin dari Jeno, Jaemin bisa mengatakan iya. Tapi Jaemin hanya ingin menjaga hati Jeno, istrinya terlebih dahulu.

KAMU SEDANG MEMBACA
New Life✓
Fanfiction❪Ξ❫ ┇ JAEMNO ❴REMAKE❵ Seo Jeno 20 tahun, harus menerima perjodohan yang di lakukan orang tuanya dengan orang tua Na Jaemin 40 tahun, duda yang mempunyai 4 orang anak. ⚠ Jangan salah lapak ya.