PURPLE LIGHT (YOONMIN NAMJIN KOOKV)

TWO KINGS 🔞 (END) YOONMIN

Park Jimin menatap terpesona pada sosok raja muda di depannya,tatapan dingin dan berwibawa membuat kesan misterius yang sangat Jimin sukai.

"Jimin apa yang kau lakukan di sana?ayo cepat kita harus pulang!"
"Ah nee!!"

Seminggu setelahnya Jimin tengah bersantai di sebuah gubuk pohon yang ia temukan belum lama ini.

"Pemandangan di sini sangat indah bahkan aku bisa melihat kerajaan Min dengan jelas." Tak lama Jimin jatuh terlelap,ada seseorang yang datang dan terkejut mendapat seorang pemuda manis yang terlelap di rumah pohonnya.

"Eung..."
"Kau sudah bangun?" Tanya seseorang yang sedari tadi sedang menatap keluar.
"Ehh?kau siapa?"
"Kau yang siapa!kenapa masuk ke tempat orang sembarangan?"
"Maafkan aku,ku kira gubuk ini sudah tidak berpenghuni." Namja yang sedari tadi menatap keluar berbalik menatapnya dan membuat Jimin menahan nafasnya.
"Aku pemiliknya dan kau masuk dengan sembarangan ke wilayahku."
"R-raja Min.m-maafkan aku yang lancang."
"Hahh..sudahlah aku ingin bersantai di sini.jika kau ingin pergipun tak apa." Jimin yang mendengar dengan polosnya menggeleng setelah menyadari kelakuannya ia malah memukul pipinya.
"Hey jangan menyakiti dirimu.ada apa?"
"Eumm..tidak!" Ucapnya menggeleng lagi yang membuat kesan manis di mata namja Min itu.
"Baiklah.." setelahnya tidak ada pembicaraan yang berarti selain Jimin yang memandang terpesona pada sosok raja muda di depannya.

Dua minggu sudah terlewati.Jimin tak berani lagi untuk datang ke gubuk itu.mendesah lelah Jimin berjalan di pertokoan yang ramai melihat anak-anak yang berlarian kesana-kemari membuatnya merasa lebih baik.tak lama seseorang menariknya menuju gang sepi yang membuat Jimin panik ketakutan.
"S-siapa kau!ada perlu apa denganku?lepaskan!" Ucapnya memberontak ingin pergi dari sana.
"Kau ini cerewet sekali." Ucap namja itu sedikit mengangkat topi yang ia kenakan.
"R-raja Min."
"Hmm.."
"M-maafkan aku yang lancang."
"Tak apa.."
"Eum..sedang apa paduka raja di sini?"
"Kenapa kau tak pernah datang lagi ke rumah pohonku?"
"Eum..maaf?" Setelahnya namja Min itu menarik Jimin menuju rumah pohon yang membuat hati Jimin berdetak dengan cepat.ini adalah pertama kalinya ia merasakan genggaman tangan besar seseorang yang sangat ia kagumi.

Saat tiba di rumah pohon Jimin duduk di samping namja Min menikmati pemandangan indah di depannya.
"Eum..raja."
"Stop panggilan raja itu."
"Lalu aku harus memanggilmu apa?"
"Kau bisa memanggilku Yoongi."
"APA?"
"Kau ini memang berisik dan cerewet." Karna kesal tanpa sadar Jimin mencebilkan bibirnya dan menggembungkan pipinya.
"Hahaha kau menggemaskan sekali seperti mochi!" Ucap Yoongi mencubit sebelah pipi Jimin yang mana membuat Jimin diam terpesona lagi.
"Jadi siapa namamu?" Tanya Yoongi setelah mengusap pipi Jimin yang memerah karna ia cubit tadi.
"Ah..aku Park Jimin.."
"Jimin?nama yang cantik untuk orang yang cantik" Jimin yang mendengar malah diam memerah,Yoongi yang tidak mendengar suara Jimin lagi menatapnya dan entah kenapa ia malah memajukan dirinya dan mencuri sebuah kecupan yang membuat Jimin terkejut bukan main.
"Kau memang sangat manis bahkan bibirmu juga." Ucap Yoongi tersenyum sambil memandang Jimin yang mulai sadar dan menutup wajahnya malu.itu sangatlah menggemaskan dan membuat Yoongi tertawa.

.

Dua bulan sudah mereka menjalin hubungan diam-diam.ya mereka hanya selalu bertemu dan berpisah di rumah pohon walau begitu hal itu tidak membuat mereka merasa bosan.

"Yoongi aku merindukanmu."
"Eum..aku juga sangat-sangat merindukan mochiku." Yoongi mengeratkan pelukannya di dalam selimut memeluk tubuh polos Jimin merasakan suhu tubuh satu sama lain.
"Apa yang kau lakukan selama seminggu ini?"
"Begitu banyak pekerjaan."
"Ah aku mengerti."
"Bagian mananya yang kau mengerti bocah?"
"Kau dengan kesibukanmu sebagai seorang raja.aku mengerti."
"Hahaha..kau memang menggemaskan"

Seminggu setelahnya Yoongi datang lagi ke rumah pohon,kali ini ia hanya sendiri menatap jauh ke kerajaan.rumahnya,yang sangat membosankan.mungkin jika bisa ia ingin menjadi pengembara saja bersama Jimin hidup bahagia sayangnya itu tak mungkin.