02

335 38 0
                                    

Hari pernikahan Jiang Cheng dan Wen Ning pun tiba. Di ruang rias Wen Ning sedang cemas, gugup, takut semua perasaan itu bercampur aduk. Ia akan menikah dengan laki laki yang tidak pernah ia kenal sebelum nya. Wen Qing kakak perempuan nya hanya berkata jika ia akan menikah dengan anak dari seorang lelaki yang pernah ayah mereka selamat kan dulu. Jujur saja ia sangat takut. Terlebih Wen Qing juga mengatakan jika calon suami nya itu sudah memiliki kekasih. Tapi, Madam Yu memutuskan hubungan mereka agar ia dan Jiang cheng bisa menikah.

"Kuharap tidak ada hal buruk yang terjadi." Wen Ning menarik nafas nya pelan lalu menghembuskan nya perlahan pula berharap rasa gugup itu hilang.

Waktu pemberkatan pun tiba, dengan Paman Wen sebagai wali nya. Wen Ning berjalan perlahan menuju altar. Berjalan kearah di mana calon suami nya sudah menunggu nya di sana dengan setelah Jas keren nya. Semua tamu undangan terpukau dengan kecantikan seorang Wen Ning yang tampak menggunakan gaun pernikahan panjang dominan berwarna putih di dalam nya dengan warna ungu muda di luar nya. Benar benar cantik.

Saat semua orang terpukau Jiang cheng hanya menatap nya datar dengan sedikit senyuman aneh di ujung bibir nya. Meraih tangan Wen Ning yang di ulurkan kearah nya oleh sang paman. Acara pemberkatan pun di mulai.
Pernikahan mereka berjalan lancar dan meriah. Kini Jiang Cheng dan Wen Ning sedang berada di dalam kamar Hotel mereka. Wen Ning hanya duduk diam di ranjang empuk itu sedangkan Jiang cheng tampak asik bermain ponsel canggih nya di sebuah sofa kamar hotel itu.

"A-anu.. J-jiang cheng kau tidak mau mandi ? Kau pasti tidak nyaman kan dengan pakaian tebal itu." Wen Ning berkata malu malu. Jiang cheng yang merasa terganggu oleh nya segera mendatangi Wen Ning. "Biar aku lurus kan beberapa hal Wen Wing. Aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini. Aku menikahi hanya demi orang tua ku juga kelangsungan hubungan ku dengan kekasih ku. Jadi kau! Tidak perlu sok bersikap manis di depan ku. Kau mengerti itu hah!". Wen Ning hanya menundukan dalam kepala nya. Ia sudah menduga hal ini sebelum nya.
Tetapi entah menggapa ia merasa sesak di dada nya.  Jiang cheng menarik ujung bibir nya melengkung kan senyuman aneh. Berjalan kearah pintu keluar kamar saat baru saja Wen Ning akan memanggil nya. Wen Ning melihat siluet Nie Huaisang, kekasih Jiang Cheng. Wen Ning pun kembali diam. Hati nya semakin teriris saat suami nya sendiri meninggalkan saat malam pertama pernikahan mereka.
Tersenyum sedih ia pun mengganti pakaian nya lalu bersiap memberikan diri nya siapa tau dengan berendam air hangat bisa sedikit menenang kan nya.

Keesokan hari nya setelah sarapan. Jiang cheng dan Wen ning menuju rumah yang telah di sediakan oleh orang tua Jiang cheng. Hanya keheningan yang terasa selama perjalanan menuju rumah itu. Jiang cheng tidak bicara apapun dan Wen Ning pun terlalu takut untuk berbicara lebih dulu. Setelah sampai Wen ning lebih dulu masuk ke dalam rumah karna ia lah yang memegang kunci rumah itu. Sedangkan Jiang cheng menyusul di belakang nya.

"Em.. J-jiang Cheng ada dua kamar di rumah ini. Em.. Aku akan menempati kamar kiri tidak apa kan?". Wen Ning bertanya hati hati
"Pakai saja asal aku tidak tidur dengan mu itu sudah sangat lebih baik". Lagi lagi dada Wen Ning berdenyut nyeri mendengar ucapan Jiang cheng. Ia pun kembali diam lalu masuk kedalam kamar nya untuk menyusun pakaian nya.

"Sudah waktu nya makan siang, ternyata cukup lama juga aku harus membereskan barang barang ku." Guman Wen Ning seorang diri. "Sebaik nya aku segera masak. Jiang Cheng pasti lapar". Wen Ning bergegas ke dapur. Mengolah bahan makanan yang ada. Ia tersenyum selama memasak.

"Kuharap jiang cheng akan suka, saat nya membangun kan nya". Wen Ning menata semua hasil masakan nya di atas meja makan. Lalu segera membangun kan Jiang cheng yang mungkin saja sedang tidur di kamar nya. Dan benar saja, saat Wen Ning mengintip dari celah pintu kamar Jiang cheng. Sang pemilik kamar sedang tertidur lelap di ranjang empuk nya.

"Jiang cheng, bangun saat nya makan siang. Jiang cheng." Wen ning mengguncang pelan lengan jiang cheng berharap sang empu segera bangun. Tetapi jiang cheng tak juga bangun ia hanya mengubah posisi tidur nya lalu kembali tidur.
"Jiang cheng ayo bangun. Saat nya makan apa kau tidak lapar". Sekali lagi Wen Ning mencoba membangun kan nya. "Sebentar lagi Huaisang aku masih mengantuk."  Wen Ning mematung. "jiang cheng aku Wen Ning bukan Huaisang". Seketika Jiang cheng bangun dari tidur nya. "Sialan! Apa yang kau lakukan di kamar ku hah! Keluar!" Bentak Jiang cheng
"A-aku hanya membangun kan mu untuk makan siang. Aku sudah memasak untuk mu". Jawab Wen Ning takut takut. "Aku tidak butuh makanan mu! Kaluar! Masakan kekasih ku pasti lebih enak!". Jiang cheng bangkit dari tidur nya. Dengan cepat ia memakai kembali jaket kulit nya lalu meninggal kan Wen ning yang masih mematung di sana. Wen Ning pun hanya menghelang nafas nya lalu kembali ke dapur menyantap sendiri makan siang nya. "Padahal ini sup iga teratai resep dari nona Jiang." Wen ning menghelang nafas nya pelan.

TBC!!

Why not Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang