Mingjae menunggu adik yang belum juga pulang. Firasat nya mengatakan jika adik nya pasti bersama dengan Jiang cheng bawahan nya di kantor pusat kepolisian. Dan benar dugaan nya. Mobil Jiang cheng melaju sedang lalu berhenti di parkiran bawah tanah apartemen.
Dengan perasaan campur aduk. Mingjae menghampiri mobil itu. Jiang cheng terkejut setengah mati melihat atasan nya berjalan kearah nya juga Huaisang yang sudah bekeringat dingin.
"Huaisang, keluar dari sana". Dengan cepat Huaisang keluar dari dalam mobil Jiang cheng. Menghampiri kakak nya. "Da-Da Ge aku.. Huaisang aku merasa malu dan gagal dalam mendidik mu. Dan kau Jiang WanYi, kau asik bersama orang lain sedangkan istri mu di rumah menunggu kepulangan mu. Apa kau sungguh tidak punya hati. Jiang WanYi". Huaisang menunduk dalam sedangkan Jiang cheng baru saja teringat jika orang tua nya akan berkunjung hari ini. "Huaisang masuk, dan kau Jiang WanYi aku mohon dengan sangat. Jauhi adik ku dan lebih hargailah istri mu". Mingjae menarik lengan Huaisang. Jiang cheng pun segera pergi berharap orang tua nya masih ada di rumah nya. Tapi tentu saja tidak mungkin jam sudah menunjukan pukul 11 malam.
"Huaisang aku sudah meminta mu untuk menjauhi jiang cheng. Laki laki itu sudah beristri sekarang." Mingjae
"Aku tau itu Da Ge aku tau, tapi.. Aku sangat mencintai nya. Aku.. " Huaisang
"Huaisang, apa kau ingin membuat nama baik keluarga kita tercoreng? Coba bayangkan apa yang akan orang orang katakan tentang kau, tentang aku yang tidak bisa mendidik adik ku sendiri. Terlebih, kau tidak memikir kan perasaan istri Jiang cheng. Benar mungkin Jiang cheng tidak mencintai nya. Tapi, jika laki laki itu mencintai Jiang cheng apa kau tidak merasa bersalah?. Dan coba renung kan saat kau ada di posisi istri jiang cheng. Bagaimana perasaan mu". Mingjae melangkah pergi meninggal kan adik nya. Huaisang menjatuhkan diri nya di atas sofa. Dengan sebelah tangan nya menutup wajah nya. Dalam fikiran nya ia membayangkan saat ia ada di posisi Wen ning , di mana suami nya sedang asik dengan orang lain sedangian ia menunggu nya dengan sabar untuk kembali pulang.Keesokan hari nya Madam Yu kembali datang. Ia tanpa berbasa basi langsung memarahi putra bungsu nya itu. Wen ning hanya bisa diam pasrah membiarkan ibu mertua nya meluapkan segala kemarahan nya. Jiang cheng pun tampak tidak merasa bersalah sama sekali.
Pagi itu jiang cheng cukup heran, tiba tiba saja Mingjae memerintah kan nya untuk patroli di perbatasan bersama beberapa rekan nya. Bukan tidak mau, tetapi sangat jarang sekalo Mingjae menggirim nya ke wilayah jauh seperti sekarang. Apa ini taktik nya agar ia jauh dengan Huaisang?. Entah lah Jianh cheng tidak tau.
Dan benar dugaan Jiang cheng. Mingjae senggaja menempatkan nya di lokasi yang sangat jauh. Seperti tugas nya kali ini. Lagi lagi ia harus keluar kota. Membantu beberapa polisi daerah. Terlebih lagi Huaisang akhir akhir ini sulit untuk di hubungi. Hal ini menambah porsi buruk suasana hati nya. Dan sial nya saat perjalanan pulang mobil nya harus mogok di tengah deras nya hujan malam. Benar benar hari yang sangat sial.
Wen ning terkejut saat melihat jiang cheng masuk kedalam rumah dengan pakaian basah kuyup. Dengan cekatan ia membantu suami nya itu.
"Akan aku buatkan sup hangat. Tunggulah sebentar". Wen ning bergegas meninggalkan kamar suami nya. Membuat sup hangat yang semoga saja cocok dengan lidah suami nya itu. Setelah sup matang Wen ning segera mengantar nya.
"Makan lah dulu, setelah itu minum vitamin mu agar kau tidak demam. Aku akan kembali kekamar ku. Panggil saja jika kau membutuh kan bantuan ku". Wen ning tersenyum kecil lalu kembali kekamar nya sendiri. Jujur saja ia sangat khawatir dengan kondisi suami nya. Tetapi ia lebih memilih pergi. Ia tau suami nya tidak nyaman saat ia terlalu lama ada di dekat nya.TBC!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Why not Me
Storie breviSegala perjuangan Wen Ning untuk mempertahankan rumah tangga nya dengan Jiang Cheng. Walau tidak pernah di hargai oleh suami nya sendiri ia terus mencoba bersabar. Demi orang yang ia cintai, demi orang yang ia kasihi. Tetapi apa kah cinta harus sesa...