PsychoPartner part15

46 13 6
                                    

Part15

Randi menghampiriku, tiba tiba jantungku terhenti seketika. Perasaanku terbakar saat melihat Randi. Apa ini, tidak aku harus menahannya. Randi sudah didepan mataku sedangkan hawa membunuhku semakin liar.

"Tidak,tidak mungkin Randi yg selanjutnya"gumamku.

Randi menggoyangkan tangannya didepan mataku. Artur dan Alex heran dibuatnya.

"Zoe? Kau tak apa?"tanya Alex.

"Sepertinya kelelahan"ujar Artur.

Randi memasang wajah kebingungan.

"Kau kenapa?"tanya Randi

"Tidak tidak"

"Sebaiknya kau ajak dia istirahat Ran"saran Alex. Artur mengangguk.

Randi langsung membawaku ke apartemen. Perasaanku mulai kembali tenang. Aku tertidur saat sampai di apartemen.

Aku terbangun di mimpi, namun tak lagi berada di lingkaran setan seperti kemarin. Ibu pun tak nampak dihadapanku.

"Ii,ibu? Dimana?"

Aku berjalan mencari ibuku di tempat kosong ini. Lalu aku melihat Randi, namun ada dua. Aku mulai kebingungan. Ku perhatikan 2 Randi yang ada didepanku dengan seksama,namun memang tak ada bedanya.

"Aa apa ini?"tanyaku.

Randi yg berada di kanan tertawa sinis sedangkan yang satunya hanya diam tersenyum.

Tiba tiba ibu datang dari belakangku.

"Bunuh dia"ucap ibuku.

"Aa apa? Ibu bercanda?"

"Bunuh dia!!!"ibuku teriak sampai aku terjatuh.

Tiba tiba semuanya suram, tak lagi ada cahaya. Aku terbangun.
Ku lihat Randi yang tertidur diatas sofa. Perasaanku kembali terbakar melihatnya,tubuhku ingin membunuhnya. Aku mengambil pisauku dan berjalan ke arah Randi.

"Tidak, harus kutahan"gumamku.

Aku keluar berlari keluar dari apartemen, lalu duduk di sebuah kursi dekat dengan aula. Aku tiba-tiba merasa risih, ada yg menguntitku.

"Sepertinya harus ku lampiaskan ke orang lain".

Aku berjalan keluar gedung dan berjalan santai ke arah pondok tempatku membunuh wanita kemarin. Aku duduk di depan pondok itu. Benar saja tiba-tiba seorang lelaki muncul di depanku.

"Siapa kau?"

"Tak perlu tau kan?"ucapnya.

"Suara ini? Randi?!"

Ia tertawa dan mulai menyerangku. Serangan ini apa apaan. Aku benar benar tak bisa melawan Randi, ia kakakku mana mungkin aku membunuhnya.

"Kk kak, berhenti"

"Apa katamu?"ucapnya.

Ia langsung meluncurkan serangannya dengan menggunakan pisau. Aku terjatuh dengan luka disekujur tubuh. Penglihatanku kabur dan ia mengarahkan pisau ke arah jantungku.

"Kau lemah, Zoe"ucapnya.

Aku terpejam, mungkin akan mati.

"Nak, dia bukan Randi"

Sebuah bisikan, suara ibu diteligaku. Aku tersadar, senjata Randi bukan pisau tapi samurai.
Perasaanku terbakar sepenuhnya, hawa membunuhku benar benar keluar, aku berdiri.

"Aa apa ini, kau masih bisa bangkit?"herannya.

"Kau bukan Randi, dan seharusnya kau langsung membunuh lawanmu"ucapku sambil mencekik lehernya.

Aku membuka topengnya dan benar saja, orang ini sangat mirip dengan Randi. Aku merobek perutnya dengan pisau mawarku dan menarik keluar isi perutnya.

"AKAKHHHHH"teriaknya.

"Kau kesakitan?"

Aku mengambil sebuah rantai yang ada didekat pondok itu dan melilitkannya di leher orang ini.

"Kau tau anjing? Seperti itulah keadaanmu sekarang"

Its time to play,Zoe.

Aku menarik ujung rantai yang mencekiknya.

"Aakhh ughh tolong berhenti"ucapnya.

"Tak ada ampun hahaha"

Ku tarik dengan sampai ia meronta meronta ingin lepas. Berat sih, tapi masih bisa ku tarik.

"Kau banyak gerak dan banyak bicara".

Aku memotong 2 kaki dan tangannya lalu menorehkan pisau ke mulutnya. Dia meronta kesakitan.

"Seetaan keluarga setaann" katanya.

"BERISIK!!"teriakku.

Aku menyobek dan mengacak ngacak isi perutnya dan membela kepalanya sampai lelaki itu mati. Akhirnya tak lagi berisik. Aku menyeretnya masuk ke gedung dan auto menjadi pusat perhatian orang orang.

Kulihat Sky, Artur dan Alex melirikku seram.

"Matamu, Zoe" ucap Artur.

"Merah darah, waw"kagum Alex.

Sky terdiam dan memberi isyarat mata kepadaku tentang siapa yang kubunuh. Aku tak meresponnya dan langsung berlari ke apartemen untuk melihat apakah benar lelaki itu bukan Randi.

Sampainya di apartemen aku tak melihat Randi. Apakah benar? Air mataku jatuh saat aku terduduk di sofa tempat Randi tidur tadi.

Tiba tiba..

"Zoe? Kau menangis?"

"Kakak!"ucapku.

"Apa ini haha, responmu tak wajar"herannya.

"Aku, aku membunuh orang yg mirip denganmu. Sungguh seperti duplikatmu"

"Apa? Dimana?"tanyanya.

"Mayatnya di aula"

Randi berlari keluar dari apartemen. Apakah aku melakukan kesalahan? Aku hanya duduk dan menunggu Randi kembali ke apartemen. Dan...

Lanjut ke part berikutnya→

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PsychoPartnerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang