Watter cannon terpaksa digunakan untuk melerai keributan yang dibuat oleh para demonstran.
Kerumunan yang dilempari gas air mata dan disemprotkan water cannon seperti sekumpulan semut yang ditetesi air, mereka kocar-kacir menghindarinya.
Seorang pelajar menaiki motor dikejar oleh aparat polantas, si polisi itu menarik bagian belakang motor hingga si pengendara terjatuh. Polisi itu memukuli dan menendang si pemuda. Melihat hal itu, yang lain tak tinggal diam. Walaupun mereka tidak mengenal satu sama lain, tapi mereka saling membantu. Para demonstran justru menyerang balik para polisi yang langsung saja mereka lari dari kejaran demonstran. Berlari sambil memegang tongkat yang terdapat sang saka merah putih.
Adrian yang merasa sudah lama sekali tidak melihat Ahmad, bangkit. Celingukan ke sana ke mari, mencari sahabat yang tak terlihat batang hidungnya.
Para anak-anak STM yang disirami water cannon, bukannya menghindar, mereka malah kegirangan, seperti katak ketika hujan turun. Atau bahkan seperti anak kecil yang mandi hujan.
"WUOO!!"
"SINI PAK! SINI! MAEN AER BARENG!!!"
Gila memang, bukannya menghindar malah seperti ini.
Perlawanan tak hanya berada di depan gedung DPR, di lintasan kereta di dekat stasiun Palmerah juga ramai.
Para demonstran beramai-ramai mendorong sebuah mobil pick up, dan mobil itu menabrak tameng yang dibuat oleh aparat dan melindas beberapa anggota kepolisian.
Sedetik kemudian, water cannon langsung diarahkan ke arah para pemuda tadi. Mereka melindungi diri dengan cara bendera yang mereka bawa sebagai pelindung, ataupun menggunakan lengan mereka, apapun itu mereka terus maju berusaha menerobos.
Kembali lagi ke depan gedung. Dua mobil water cannon yang ada di luar gedung, mulai menyiram ke arah kerumunan massa. Dari dalam gedung, tembakan air juga di keluarkan. Massa sedikit terpukul mundur hingga menyisakan sedikit ruang di depan gerbang hitam itu.
Para polisi yanga ada di dalam gedung mewah itu semakin gencar memperketat keamanan. Mereka berlarian membawa tameng dan senjata, berkumpul membentuk sebuah perisai yang kokoh. Berjaga-jaga apabila para demonstran berhasil masuk.
Tembakan air itu meninggi, melewati gerbang yang tentu saja targetnya adalah kerumunan massa yang ada di luar sana.
Matahari sedikit demi sedikit mulai tumbang ke barat. Demo kali ini sudah sangat ricuh. Para polisi juga sudah mulai lelah akan keanarkisan demonstran.
"Teman-teman! Tolong jangan anrkis! Polisi juga manusia!"
Kalian bertanya, apakah ada yang menggubrisnya? Jawabannya adalah tidak. Bagaimana cara mereka mendengar suara yang mungkin saja tenggelam di antara lautan manusia ini?
Jalan tol dalam di tutup, akses dibeberapa jalan juga ditutup. Para mahasiswa dan polisi bekerja sama mengatur lalu lintas.
Di tengah lautan manusia itu, tiba-tiba saja ada motor yang dikendarai oleh dua orang ibu-ibu melintas di tengah keramaian.
Tin! Tin!
"Ada ibu-ibu guys!"
"Hati-hati bu!!"
Nampaknya, ibu-ibu itu tidak takut sama sekali. Dengan santainya mereka menerobos massa yang langsung memberinya jalan. Inikah yang dinamakan the power of emak-emak?
Di depan gedung DPR, dua mobil water cannon yang ada di luar gedung, mulai menyiram ke arah kerumunan massa. Salah satu mobil water cannon mulai bergerak. Demonstran sontak saja menghindari arah pergerakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semua Karena RUU KHUP [STMxMahasiswa]
Fanfiction"RUU sialan! Bikin negeri ini rusuh aja!" "Hush.. gak boleh ngomong gitu. Kita ketemu karna RUU KHUP. Kita bisa saling kenal satu sama lain karena RUU KHUP. Dan semua ini terjadi karena RUU KHUP." . Mahasiswa+Anak STM ...