SRBA-49. Sebuah Akhir Cerita (END)

15.1K 910 240
                                    

"Ketulusan cinta serta kasih sayang tidak dapat dilihat oleh mata ataupun didengar oleh telinga, tetapi cuma dapat dirasa oleh hati."
-SRBA-

Empat Tahun Kemudian...

"Aksa! Nak, jangan main jauh-jauh!" Naura berusaha meraih Aksa yang terus berlari dari Naura. Bocah laki-laki yang berusia tiga tahun itu terus berlari menjauh dari Naura, tidak ingin ditangkap oleh Naura.

Naura terus mengejar, gelak tawa dari bocah itu masih terdengar.

"Ketangkap!" Peluk Naura erat pada tubuh Aksa.

Aksa tergelak dan berusaha melepaskan diri dari Naura.

"Gak boleh main jauh-jauh. Nanti Aksanya hilang, Bunda susah nyarinya," ucap Naura.

Aksa mengangguk paham. Berhenti memberontak. Dia terdiam dalam pelukan Naura. Sepertinya telah lelah bermain seharian.

"Kita pulang?" tanya Naura yang langsung di angguki oleh Aksa.

Naura bangkit, lalu menggendong Aksa. Dan berjalan menuju parkiran taman bermain tersebut. Setelah mendudukkan Aksa dibangkunya, Naura melajukan mobilnya meninggalkan parkiran taman bermain itu.

Selama perjalanan, keadaan mobil memang sunyi. Aksa telah tertidur beberapa menit setelah mobil berjalan. Sesekali Naura menatap jam dipergelangan tangannya, nanti malam dia harus menghadiri sebuah pesta pernikahan dari sahabatnya sendiri yaitu Gea, tentu sebelum itu dia harus mempersiapkan pakaian yang akan dia kenakan, dan tidak sabar untuk bertemu dengan sahabatnya itu.

Lima belas menit kemudian, mobil yang dikendarai Naura berhenti di depan rumah yang lumayan besar bercat putih. Satpam pemilik rumah itupun membukakan pagar dan mempersilahkan mobil Naura untuk masuk.

"Bu Sarahnya udah pulang, Pak?" tanya Naura pada Satpam yang menghampiri dirinya.

"Udah Bu, baru aja datang. Masuk aja Bu. Biar Aksanya saya yang gendong," ucap Satpam itu ketika melihat Naura yang memangku Aksa yang tengah tidur.

"Gak Papa, Pak. Saya saja." Ucap Naura lalu berjalan menuju pintu rumah itu.

Satpam tadipun membantu Naura menekan bel rumah itu. Tidak beberapa lama kemudian, pintupun dibuka dan menampilkan senyum lebar.

"Naura? Masuk-masuk!" Ucap wanita itu mempersilahkan Naura masuk dan mengambil alih Aksa dari gendongan Naura.

"Baru pulang Mbak?" tanya Naura pada Sarah-Ibunya Aksa.

"Iya, Makasih ya Ra, udah bantu jagain Aksa," ucap Sarah yang mempersilahkan Naura untuk duduk.

"Mbak ke kamar bentar ya Ra," ucap Sarah karena ingin meletakkan Aksa yang masih tertidur lelap dalam gendongannya.

Naura mengangguk. Lalu mengedarkan pandangannya sekeliling. Biasanya di rumah ini akan ada Bunda Ratna, tapi saat ini Bunda sedang melaksanakan ibadah haji. Sebab itulah Sarah sering meminta bantuannya untuk menjaga Aksa ketika dirinya dan Fathan harus dinas dalam waktu yang bersamaan, karena Sarah maupun Fathan tidak ingin menitipkan anaknya pada orang yang tidak dikenal. Jadi, mumpung Naura memiliki waktu luang jadinya, Naura menawarkan diri untuk menjaga Aksa disaat Sarah maupun Fathan sedang bekerja di rumah sakit.

Sarah telah kembali dengan membawa dua gelas minuman ditangannya, salah satunya dia berikan pada Naura.

"Makasih untuk hari ini ya Ra. Maaf ngerepotin lagi. Mbak gak nemu pengganti untuk jaga dinas hari ini. Jadinya Mbak memang harus masuk. Apalagi Mas Fathan juga ada jadwal operasi hari ini. Diapun juga tidak bisa minta pengganti," ucap Sarah.

Sebuah Rasa Berujung Asa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang