2. The Dangerous Stranger (Sexy Doctor)

15.5K 535 271
                                    

Part 2: Sexy Doctor Ever

Baca pelan-pelan, kalau gak ngerti ditanya yoo..jan diem bae wkwkwk..

VOMENT GUYS VOMENT👻👻👻

Happy Reading~
___________________

"Loh? Mana Angger?"

"Sibuk. Aku yang menggantikannya. Pasien sudah ready?" Tanya Pria jangkung yang baru saja masuk ruang operasi bedah dengan baju stenen hijau, tutup kepala, dan masker dimulutnya, serta alas kaki tertutup sambil berjalan mengangkat kedua tangannya yang basah seperti berdoa.

"Sudah. Kami menunggumu. Apa Angger sudah jelaskan diagnosa dan tindakan apa pada pasienmu? Atau kau mau lihat dulu Rekam Mediknya?" Tanya pria tadi dengan seragam yang sama--- berdiri di depan meja mayo stainless steel (troli peralatan instrumen ruang operasi).

"Aku sudah mempelajarinya. Dia mengirimku e-mail tadi. Kau tahu, Kael? Dia benar-benar merepotkanku. Sial!" Umpatnya yang teredam masker namun masih jelas terdengar.

Dengan sigap salah seorang asisten perempuan menyambut kedatangan Sang Dokter; mengelap tangannya dengan handuk steril, memasangkan jubah operasi dan handscoon steril. Setelah selesai ia mengambil tempat di depan meja operasi.

"Baiklah, Terlebih dahulu saya akan--- "

"Bisa skip bagian perkenalan itu? Ayolah kita sudah saling kenal disini. Dan aku sudah tahu prosedur apa yang harus aku lakukan, Kael. C'mon kau membuang waktuku." Potong sang dokter.

Kael yang merupakan perawat instrumen alat hanya bisa memutar matanya jengah. "Kalau begitu cepat lakukan! Aku juga ada kencan dengan kekasihku!" Ucapnya ketus.

Sang dokter terkekeh dibalik maskernya. "Scapel!" Perintahnya pada sang perawat. Kael pun memberikan pisau bedah itu padanya dan alat lainnya pada asisten 1 dan 2.

"Sepertinya nasib kita sama, heh?" Sambil membuat irisan di bagian kanan-bawah perut pasien yang sudah di lumeri betadine sepanjang 2-4 inci, sedangkan asistennya yang lain juga membantu membuka jaringan kulit dan otot itu.

"Bovie!"

Saat alat itu membedah tercium bau gosong yang menyengat karena memang alat itu di aliri listrik, gunanya selain memotong juga menyegel jaringan dan pembuluh darah agar tak terjadi perdarahan.

Kael memperhatikan sambil sesekali menyerahkan beberapa kassa dan alat yang diminta. "Jangan samakan nasib kita, dude. Kau dan aku berbeda." Ucapnya datar.

Sang dokter berhenti. "Berbeda bagaimana maksudmu?" Tolehnya. Kael mengendikkan bahunya lalu memberinya sebuah pinset anatomi.

"Kau jelas jomblo dan aku tidak. Dasar tidak laku!" Ketus Kael.

"Sialan kau, Kael!"

"Kau juga, Herbert!"

Setelah itu suasana menjadi kondusif. Herbert yang diketahui adalah nama sang dokter terlihat serius dan lebih fokus dengan apa yang dilakukannya sekarang.

Malam ini, tepat malam minggu ia terpaksa mengganti posisi temannya yang merupakan sesama dokter bedah untuk menangani pasien emergency dengan kasus apendiks atau usus buntu dan harus melakukan prosedur operasi  Apendektomi secepatnya sebelum terlambat.

"Hm, Saline!" Perintahnya lagi. Sang asisten di depannya segera menyirami larutan garam itu ke bagian apendiks dengan yang ternyata sudah pecah, lalu meng- suction air bilasan yang bercampur darah dan cairan tubuh lainnya di sekitar daerah yang dioperasi dengan suction pump.

ROMANTIC SHORT STORIES : HOLLA, MI AMORTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang