Senja

6 1 0
                                    


"Yey aku menang!" seruan anak-anak yang sedang bermain di taman selalu menarik perhatianku, siapa yang tidak mau hidup tanpa memikirkan masalah seperti mereka? Sore ini, aku memutuskan untuk duduk sebentar di taman dekat sekolahku sepulang sekolah. Tugas disekolah menumpuk, belum lagi tadi membantu Kak Deva membuat koreografi Klub Dance untuk acara sekolah nanti. Aku masih memperhatikan anak-anak itu, "yahh, kok kamu gitu sih. Kita gaboleh kayak gitu sama temen sendiri" itu kata salah satu anak saat temannya mendorong temannya yang lain. Aku hanya terkekeh melihat tingkah polos mereka.

Aku menatap jam yang berada dilenganku, pukul 17.06 sudah cukup sore. Aku menatap motor yang kuparkir tidak jauh dari tempatku duduk, lalu segera menggunakan jaket denim dan helm milikku. Sepertinya hari ini akan hujan.

Aku menyalakan mesin motor yang baru kugunakan sejak awal kelas 11, scoopy warna abu, warna favorit-ku. Aku segera membawa motor ini menjauh dari taman, aku harus sesegera mungkin sampai kerumah sebelum hujan turun. Tapi hari ini aku sial, karna tak lama kurasakan rintik hujan mengenai punggung tanganku. Hujan sudah turun di kota kecil ini, warna langit yang biasanya oranye di sore hari tidak terlihat, tertutupi awan mendung. Pesona senja yang biasanya menjadi pemandangan indah saat pulang sekolah jadi menghilang, ah senja.. sudah lama ya?

Aku tersenyum miris sementara hawa disekitarku mulai terasa dingin, Jaket denim yang kupakai tidak kuasa menahan suhu yang mulai turun. Hujan semakin membesar, makin lama kurasakan air sudah menembus jaket denimku. Aku tidak memutuskan untuk berhenti, Gerbang perumahan dimana rumahku berada sudah terlihat.

Aku memasuki gerbang yang sudah kulewati bertahun-tahun lamanya itu, menyusuri jalan besar yang dikiri-kanannya terdapat rumah elite khas perumahan, aku berhenti didepan salah satu rumah, rumahku. Aku membuka gerbang, lalu segera memasuki rumah dengan perasaan berat. Aku segera mengunci motor dan kembali menutup gerbang. Aku memasuki rumah yang lampunya masih menyala, aku mendengus kesal, tadi pagi aku lupa mematikan lampu depan.

Aku melangkah memasuki ruangan-demi ruangan sambil menyalakan masing-masing lampunya, aku berhenti didepan pintu kamarku. Mengeluarkan kunci dari saku-ku dan membuka ruangan yang tidak pernah kubiarkan terbuka saat aku meninggalkannya.

Setelah memutuskan untuk tidur sejenak di kasurku yang nyaman dan bangun, menyiapkan makan malam untuk diriku sendiri. Aku mengecek handphone saat selesai memasak, beberapa notifikasi berebut masuk saat kunyalakan mode data. Rumah lenggang ini terasa ramai beberapa saat.

Aku menyisir satu persatu notifikasi, melihatnya dibiarkan seperti itu membuatku tidak nyaman. Sambil mengecek satu peersatu notifikasi, aku berjalan duduk di sofa depan televisi membawa piring berisi spagetti. Salah satu notifikasi membuatku tertarik, aku belum pernah menerima pesan dari akun tidak dikenal ini dari Line.

Agansr

Save Back, Agan. Tmn Dino

Done

Lo cwek-ny Dino?

Hm

Sombong amat parah

Ya

Dih gitu amat, lebih tua gua. Sadar-_

Gw sdr

Kenapa si lo?

Ad perlu ap m gw?

Ah iya lupa kan gua, tadi gua liat Dino ma cwek.

Lbih tepatnya bareng cwek gua.

Jgn brcnd sorry, lg g mood

Revano SenjakalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang