Bodo ah...

155 13 0
                                    

⭐⭐⭐

Gue sekarang di kantin, duduk sambil nyeruput jus mangga, dan ditemenin sama manusia rada gesrek ini, maunya apa coba.

"Mas eh kak nggak, mmm... Pak Davin yang baik hati dan gantengnya nggak terkira. Kenapa Pak guru kerja di sini ya?" tanya gue sambil ngeluarin aura mengintimidasi.

"Pak guru kok? Aduhh pasti ini kerjaan Mama kan? Lo kok mau aja sih? Emang nggak lelah? Nggak bosen? Lo kenapa sih nurutin dia?" tanya gue agak keras.

Untung Mas Davin jadi guru ekstra Seni Melukis, jadi gue bisa bolos pelajaran dan juga karena masih pagi, kantin sepi kayak kuburan.

"Sekarang saya jadi guru kamu, kamu harus menghargai saya sebagai guru" jawab Mas Davin sambil utak atik laptopnya.

"Saya kesini sebagai perwakilan dari KT GROUP untuk mencari anak yang mempunyai bakat seni" Mas Davin ngelirik gue.

"Tapi kenapa hanya kamu yang ikut lomba melukis, yang lainnya mana?"

Oh iya, gue itu sebenarnya ikut lomba melukis minggu depan. Tapi karena tadi pas banget pelajarannya Bu Sulis, gue diseret keluar sama dia. Pak Davin.

Pak Davin juga perkenalan di kelas gue sebagai guru pengganti Bu Sulis 3 bulan kedepan.

"Males, yang lain masih sibuk. Nanti kalok butuh ya dateng sendiri lah. Tadi juga pengumumannya keras banget kayak suara Pak Joko pas lagi razia" kata gue masa bodo.

Pak Davin cuma geleng-geleng kepala, kayaknya dia jengkel banget.

"Ini juga masih jam 8, masih pagi banget lagi, gilaaa..." gue liat jam di kantin dan beberapa siswa yang suka berkuliner saat KBM berlangsung.

Pandangan gue lalu tertuju ke Pak Davin. Umurnya masih 20 tahun, punya badan kayak tiang, rambutnya item, kulitnya kuning langsat, warna matanya cokelat madu, wajahnya ganteng, alisnya indah, hidungnya mancung, rahangnya tegas, dan punya karisma yang kuat.

Ya tuhan, kalok dia dulu nggak hadir di kehidupan gue, pasti sekarang dia udah nggak jomblo lagi.

Gue penasaran sama laptopnya, gue pun agak deket biar bisa liat isi laptopnya. Tapi dia malah ngelirik gue dan jauhin gue. Ooo lo ternyata sekarang main rahasiaan sama gue ya.

Gue deketin lagi dia, tapi Mas Davin malah geser kursinya lebih jauh.

Eeehhh, nantangin nih.

Gue geser kursi gue biar agak jauh dari dia, soalnya dia itu paling nggak tahan lihat gue ngambek. Kakak satu ini mah emang gitu.

Beberapa detik kemudian ada yang pegang pundak gue, pasti Mas Davin.

Byurrr...

Loh kok gue disiram sih? Gue pun noleh ke belakang. Ternyata ada Kak Rose dan kawan-kawannya, gue pun cari Mas Davin di sekitar kantin tapi nggak ketemu.

"Lihat apa lo, ooh mau cari yayang bebeb lo Alex. Ihh maap yayang adek ala cekayang nggak ada" Kak Rose ngomong pakek nada imut, cocok sih sama muka koreanya, tapi kok rasanya gemes gitu kayak pengen gigit ginjalnya.

"Kenapa kakak bolos pelajaran? Ngasih contoh kok jelek" kata gue 'agak' lembut.

Kak Rose mau nyiram pakek jus mangga gue, tapi gue tersenyum. Guru BK penyelamat hidupku.

Bu Ayu yang terkenal baik hati ada di belakang mereka. Dalam hitungan...

1...

2...

3...

"Kalian kenapa ada disini? Bukanya kalian lagi menjalankan hukuman?" tanya Bu Ayu sambil ngasih sapu tangan ke gue, "Mau jahilin adik kelas lagi?"

"Nggak kok Bu" jawab mereka serempak.

"Hukuman kalian saya tambahkan, kalian sekarang berdiri di tengah lapangan sampai pulang sekolah dan menulis surat pernyataan masing-masing 5 lembar full. Saya tunggu sampai pulang sekolah" kata Bu Ayu lembut.

Kak Rose dan kawan-kawannya cuma melonggo. Kasihan sih, tapi ya gimana lagi?

Semangat Kak!!

⭐⭐⭐

Setelah bel pulang sekolah bunyi, semua anak SMK langsung pulang, dan juga gue. Nggak ada acara mampir ke mana-mana dan langsung pulang kerumah.

Capek banget hari ini sumpah, nggak masalah ini lah itu lah tugas numpuk lah, disiram lah, di tinggal lah, bodo lah.

Gue pegang knop pintu dan mau masukin kunci rumah. Tapi ini kok udah kebuka kunci pintunya? Maling kah? Rampok kah?

KOMPUTER GUE YA TUHAN ADA DATA PAPA GUE...

Gue pun langsung ngibrit masuk rumah dan langsung ke kamar, tapi gue malah kesandung oleh suatu benda tak terdeteksi.

Brakkk...

Aduh, rasanya kening gue sakit banget. Apaan sih? Loh kok sepatu?

Gue lihat ada sepatu hitam di depan gue, kayaknya mirip sepatu guru deh? eh bentar, guru?

"Nggak usah lari-larian, segitunya ngambek ke gue lari sampai kesandung" kata Mas Davin makan cemilan sambil rebahan disofa dan nonton TV.

Sumpah gue nggak bisa berkata-kata menghadapi manusia satu ini.

.
.
.
.
.
.
.

Maaf kan author yang updatenya lama. Sorry ya😭 ceritanya gaje lagi.
Hp author sekarang suka error.

Banyak typo bertebaran.
Kritik dan sarannya...
👇Vote & komennya 👇

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NOLEP? Inilah DirikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang