Bab 01 PULANG

301 17 1
                                    

Nayla Pov

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nayla Pov.

Malam ini, aku tengah sibuk
memasukkan baju - baju ku ke dalam koper milikku yang sudah aku letakkan diatas ranjang. Rencananya besok pagi aku akan berangkat ke Jakarta dengan mengendarai mobilku.

Aku sudah sangat merindukan keluargaku di Jakarta. Karena sudah 2 tahun, sejak aku menetap di Bandung. Aku belum pernah sekalipun pulang ke Jakarta kota kelahiran ku. Kota dimana keluargaku tinggal.

Tiba-tiba saja aktivitas ku terhenti saat seseorang wanita masuk ke dalam kamar tidurku.

"Nayla..."

Panggilnya sambil menyebut namaku, yang membuat aku langsung menatap kearah sosok sahabat baikku itu. Amira, wanita berkerudung navy itu tampak duduk di samping koper ku yang terbuka di atas ranjang.

"Nay, kamu beneran mau balik ke Jakarta besok pagi?"
Amira bertanya sambil melirik kearah baju - bajuku yang berada di dalam koper.

Dan aku hanya menganggukan kepalaku menjawab pertanyaannya.

"Iya, aku bener mau balik ke Jakarta. Kenapa, Ra?"
Aku balik bertanya sambil kembali melipat baju ku yang baru saja aku ambil dari lemari gantung dan memasukkannya kembali ke dalam koper bergabung dengan baju - bajuku yang lain.

Ku lihat Amira menghembuskan nafasnya. "Aku kesepian disini, Nay."

Aku tersenyum saat melihat ekspresi cemberutnya itu.
"Kamu ikut ajak ke Jakarta, Ra. Sekalian aku kenalin ke keluargaku. Daripada disini sendiriankan."

"Enggak enak Nay, takut ganggu kamu. Lagian aku pasti canggung banget disana."

Aku kini duduk di sisi ranjang yang lain. Sambil menutup koperku.

"Kan ada aku, Ra. Lagian aku jamin kamu enggak akan canggung disana. Keluargaku juga pasti seneng ketemu kamu."

Ku lihat Amira menghela nafasnya. Aku memang belum pernah mengenalkan sahabatku ini pada keluargaku. Padahal kami sudah berteman cukup lama. Sejak kami kuliah bersama di Bandung sampai kami berbisnis bersama.

Amira tersenyum. "Itu kan waktu kamu bersama keluarga kamu, Nay. Mana enak kalau aku ganggu."

"Eh iya, Nay. Besok kamu beneran enggak minta di jemput aja sama Mas Daffa?" Lanjut Amira.

Aku langsung menggelengkan kepalaku saat mendengar ucapan Amira. "Mas Daffa pasti sibuk sama pasien - pasiennya, Ra. Aku mana enak kalau ganggu kerjaan dia. Lagipula jarak Bandung ke Jakarta kan deket, naik mobil sebentar juga nyampe." Sautku sambil menarik turun koper ku dan meletakkannya di dekat lemari, agar besok bisa langsung aku bawa.

"Iya, deket sih. Tapikan bahaya Nay, kalau kamu perginya sendirian. Aku yakin Mas Daffa enggak akan keberatan jemput kamu dari Jakarta. Kamu kan calon istri masa depannya."

Ujarnya jail. Sambil menaik turunkan kedua alisnya mencoba untuk menggodaku.

Yang dikatakan Amira memang benar. Mas Daffa memang tidak akan keberatan jika aku memintanya untuk menjemputku disini. Tapi aku tidak enak padanya, selain karena dia yang pasti punya jadwal yang sibuk di rumah sakit tempatnya bekerja. Dia juga tinggal di Jakarta. Sedangkan aku kini berada di Bandung.

PILIHAN atau TAKDIR (EDISI REVISI NAYLA Sequel P.K.F)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang