JD 2 #8

3.8K 274 6
                                    

/Jungkook's Daddy/

|I warn you for many reasons|

|Take your time, guys|


"Taetae takut, kalau pergi dari sini Jimin yang kena."

"Daddy pergi dulu, jangan menangis sayang. Karena kau semakin manis jika menangis."

...

Siang hari di kediaman keluarga Jeon, Seokjin begitu dibuat terperangah oleh segala macam bentuk kejadian yang tersaji di depan mata kepalanya sendiri.

Sosok ringkih Taehyung, diikat di ranjang oleh adiknya, Jungkook.

Seokjin menggeram di tempatnya berdiri, menghadap tepat di depan entitas bengis si Jungkook.

"Aku tidak akan tinggal diam lagi Jeon," ucapnya, sedangkan Jungkook di depannya berdiri pongah sembari memandang remeh.

Jungkook menyungging senyum miringnya, "kau Jeon juga, jika kau lupa." Lalu setelahnya kepalan erat tangan Seokjin mengenai telak wajah tampannya.

"Bajingan, kau keterlaluan. Sekarang juga aku lebih memilih pergi dari Mansion ini. Tapi Taehyung akan ikut denganku." Dengan gerakan cepat Seokjin berlari ke arah kamar Jimin. Membuka pintu yang sengaja Jungkook kunci dari luar karena takut sosok keponakannya itu membantu melepaskan ikatan tangan Taehyung.

"Jimin, cepat bantu Taehyung. Hyung, yang akan memblokir gerakan Jungkook." jimin dengan pasti melangkah tergopoh keluar kamar. Disusul oleh Seokjin. Sejemang pijakan mereka berdua seolah terpaku pada kerasnya lantai, begitu melihat Jungkook yang berdiri tepat di depan pintu kamar Taehyung.

Tersenyum remeh andalannya, lalu berucap. "Bisa apa kalian jika Jeon Jungkook berdiri tegap di hadapan kalian berdua."

Jimin bergetar hanya dengan mendengar suara dingin milik pamannya itu, sedangkan Seokjin semakin berang dengan keadaan.

"Jangan jadi gila Jungkook, kau sungguh keterlaluan." Bentaknya.

"Tidak ada kata keterlaluan dengan segala perbuatanku Hyung, semuanya biasa saja. Kau saja yang terlalu berlebihan." Kekehnya sinis, manik kelamnya bergulir menatap entitas ketakutan Jimin. Lalu mendekat ke arah sang keponakan, sampai di depannya ia berucap. "Daddy akan sangat bangga padamu jika kau mau masuk ke dalam kamar Taehyung, tapi bukan untuk membantunya lepas dan ikut dengan Seokjin Hyung."

Seokjin kontan menggeleng pelan ketika mendengar kalimat penuh sihir milik adiknya itu, ia takut sosok Jimin akan mudah terpengaruh oleh sosok Jungkook.

Dan benar dugaan Seokjin, Jimin mulai melangkah untuk memasuki kamar Taehyung. Melihat itu, Jungkook  sendiri menyeringai penuh kemenangan.

"Kau berkata ingin pergi dari Mansion ini bukan? Silakan Hyung, aku tidak akan melarangmu. Tapi, sekali kau pergi melangkah melewati gerbang maka kau jangan pernah kembali memasuki kediamanku lagi." Ujar Jungkook.


"Jeon. Seokjin. Ingat satu hal ini, aku berani berbuat seperti sekarang. Menantangmu, karena memang aku mampu. Jadi, masih berniat pergi dari Mansion ini?" Ucapnya sembari sedikit lama, "terlebih aku hidup karena uangku sendiri, bukan milikmu ataupun Orangtuaku. Jeon Jungkook ini sudah sejak remaja tinggal sendiri Hyung. Jadi, jangan melarangku ini itu selama kau masih butuh  tumpangan di kota ini."

Memandang raut marah Seokjin dengan ujung matanya, lalu kembali berujar. "Kau boleh membawa Taehyung pergi dariku, kalau kau sudah mampu melampauiku." Lalu Jungkook masuk ke dalam kamar Taehyung setelahnya. Tak lagi memperdulikan teriakan keras milik Hyungnya itu.

...

Di dalam, kamar Taehyung memandang takut pada entitas Jungkook yang berdiri kokoh  tepat di samping dirinya diikat. Sedangkan Jimin sendiri masih mencoba untuk bersikap tenang dan sewajarnya.

Dua remaja itu seolah menanti dengan pasti apa yang akan terjadi setelahnya.

Jeon Jungkook sendiri memandang lekat sosok terikat setengah berbaring Taehyung.

Mengulurkan tangannya ke arah wajah manis anak itu, lalu jemari tangannya mengelus lembut bagian luka di sudut bibir milik Taehyung. Yang sontak membuat siempunya bibir meringis perih. Manik cokelat itu kembali berkaca, dan terasa sangat panas.

"Sakit? Lukamu terasa sakit sayang?" katanya, sembari tangannya tak henti bergerak lembut di bibir Taehyung.

Salah satu sudut bibirnya terangkat culas, membentuk sebuah seringai menyeramkan. "Kau tidak akan merasakan ini jika kau menuruti perintah Daddy ."

Jungkook menjauhi entitas rapuh Taehyung, lalu mendekat ke arah keponakannya di sofa.

"Jiminie sayang, jadilah anak baik dan jangan suka membantah." Jimin spontan menganggukkan kepalanya setelah mendengar kalimat itu. Membuat senyum miring milik Jungkook berkembang semakin menjadi.

"Sekarang kau temani Taehyung di sini, ingat untuk jadi anak. Daddy sedang ada urusan di luar sebentar." Jungkook berujar dengan nada dinginnya.

Kembali kepada entitas Taehyung yang tak henti menangis dalam diamnya, mendudukkan diri di depan si kesayangan untuk dapat meraih sosok lemah itu dalam rengkuhannya.

"Daddy pergi dulu, jangan menangis sayang. Karena kau semakin manis jika menangis." Mengecup belah bibir si manis yang bergetar, setelahnya mengecup lama kening milik Taehyung dan berlalu dari kamar tersebut sepersekon kemudian.

Tinggalah Jimin dan juga Taehyung yang kini diliputi oleh keheningan, sebelum pada akhirnya sosok Jimin mendekatkan diri pada Taehyung.

"Tae, kau kuat?" tanyanya pelan, jemari pendeknya meraih jemari lentik milik Taehyung untuk digenggam. Sekadar menenangkan.

"Aku... hiks baik Jim." jawabnya.

Dan Jimin tidak setega itu pada Taehyung, dengan pikiran yang masih belum rampung di kepalanya ia berujar ragu.

"Pilihlah Tae, kau mau aku lepaskan ikatan ini lalu pergi menjauh atau tetap seperti ini? Karena sungguh aku tidak tahan melihatmu seperti ini." tangis Jimin ikut luruh saat itu juga, melihat betapa malangnya nasib Taehyung.

Di dalam kepalanya hanya ada; lepaskan ikatannya, bebaskan Taehyung.

Namun semua itu butuh persetujuan dari sosok bersangkutan.

"Taetae takut, kalau pergi dari sini nanti Jimin yang kena." kalimatnya menjeda karena isakan, "tapi Tae tidak ingin seperti ini terus menerus." Lanjutnya.

Jimin meremas tangan Taehyung pada genggamannya, menatap anak itu dengan derai air mata. Pada akhirnya dua sosok remaja itu hanya bisa menangis bersama.

Jimin ingin menolong, namun sadar akan segala konsekuensinya. Bagaimanapun dia hanyalah sosok remaja yang bahkan belum genap tujuh belas tahun. Dan melawan Jungkook hanya akan berakhir sia-sia.


















Tbc...

Tau-tau sudah diikat aja si Taetae😫

Jimin bisa gak ya bantuin Taetae😓

Jungkook's Daddy [PDF Tersedia] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang