Kini ia telah berada persis tepat di depan gerbang sekolah yang cukup kenamaan ini,gerbang yang menjulang tinggi serta bangunan yang tingkat nan megah,telah cukup menggambarkan bagaimana sekolah ini,dan bagaimana siswa didalam sana.
Ia sendiri merasa tidak terlalu suka sebenarnya,ayahnya terlalu berlebihan baginya memasukkan nya di sekolah ini,ya sekolah mana lagi kalau bukan SMA Nusantara.bangunan yang lebih memiliki dominan berwarna cream orange ini memang cukup luar biasa prestasinya diantara sekolah sekolah lain.tapi tetap saja ia lebih suka sekolah nya yang dulu,sederhana dan biasa biasa saja.
Dan yang paling ia benci sebenarnya bukan seberapa beda jauh nya sekolah ini dengan sekolah ia yang dulu,namun peraturan nya itu! Jauh lebih ketat,itu yang abel tidak suka,ia tipikal yang tidak suka dikekang,apalagi oleh orang yang tidak memiliki hak apapun atas dirinya.
"Sengaja banget deh kayanya ayah masukin gue kesini,ah nyebelin!" Kesalnya dalam hati.
Tak terasa ia telah sampai di depan kelas bertuliskan XI IPA 1,jangan tanya ia terlambat atau tidak?yang pasti saat abel datang pos satpam sepi,gerbang tidak dikunci dan sekolah berasa tidak berpenghuni.lagi hoki,batin nya.
"Jadi paham kan maksud saya?segera kerjakan halaman serat..-" ucapan sang guru tiba tiba terpotong dengan munculnya suara ketukan pintu secara tiba tiba.
Tok tok tok
Seketika seisi kelas langsung terfokus ke arah sumber suara berada.
"Permisi pak,maaf saya telat" ucap nya.
Saat itu juga sang guru langsung melihat pada seragam nya,memperhatikan nametag yang bertulisakan nama Bella tersebut.
"Kamu?bukan nya kamu murid baru?" Tanya sang guru.
"Bapak titisan dilan ya?kok tau?"jawab nya santai.
seisi kelas yang mendengar jawaban nya menahan tawa sekuat mungkin,sedangkan disudut sana ada seorang perempuan yang menepuk jidatnya sendiri.
Abel bego! Gumam nya.
"Jangan tertawa kalian!" Ucapnya lantang.
seketika seisi kelas menjadi diam seribu bahasa karna bentakan nya itu.
"Kamu! Murid baru sudah berani melawan!"
"Maaf pak kan saya cuma nanya,kali aja iya"
Duh abel kenapa bego bangetsii!! gumam nya kembali.
"Heh!malah kembali melawan!sudah sana keluar! Saya muak liat kamu disini,sekarang berdiri di depan tiang bendera hingga pelajaran saya selesai!" Tegasnya.
"Oh oke" ucapnya santai yang semakin membuat seisi kelas geram melihat nya.
"Eh maaf pak sebentar,"baru lima langkah ia pergi dari kelas tersebut namun ia kembali memutar badan nya dan mengahampiri kelas nya kembali.
"Ada apa lagi?ingin melawan saya lagi iya?!"
"Astaghfirullah si bapak suudzon mulu,itu tidak baik pak untuk kesehatan hati dan rohani bapak," ucapnya.
Lalu ia segera meletakan tasnya di meja paling depan."sal titip ya,tolong operin ke caca,eh maksudnya ke bangku gue" ucapnya yang kemudian dibalas anggukann oleh sang lawan bicara.
"Yaudah pak saya pamit ya,"ucapnya sembari mengulurkan tangan,
"Apa?!"tanya sang guru.
"Ya salam atuh pak,masa minta duit. saya kan minta restu masa gaboleh.jangan galak galak pak entar jadi cepet tua." jawab nya santai.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Teen FictionHanya sebuah halusinasi,yang sedang memenuhi sang ruang imaji.