Stay 5 - Tasya ballerick

12 4 0
                                        

"Bel ganti baju dulu sana," perintah sang ayah saat keluar dari mobil.

abel tidak menjawab ia menghiraukan nya,ia hanya melangkah kan kaki untuk pergi menuruti perintah sang ayah.jujur saja,ia masih kesal atas sikap ayah nya tadi.

"Assalamualaikum," ucap abel,namun sepi tidak ada yang menjawab.ia sempat heran namun langsung tersadar,mungkin bunda nya sedang pergi bersama adiknya.

Ia mengehela nafasnya.


"Lain kali, abel gamau dianter ataupun dijemput sama ayah kalo niatnya cuma biar ayah berasa muda doang,"ujar nya sinis sambil melanjutkan langkah nya menaiki anak tangga.

Sedangkan sang ayah hanya tertawa kecil,ia senang melihat putrinya kesal begini,terlihat seperti abel di masa kecil.


***

Kini bela tengah meregangkan tubuhnya di tempat tidur kesayangan nya,ia telah mengganti bajunya dengan piyama tidurnya.

Ia mengingat kejadian disekolah beberapa hari ini,dan itu benar benar cukup membuat fikiran nya  berkecambuk dan membuatnya lelah.

Biasa aja kali bel,namanya juga geng high class suka suka mereka menindas orang lain yang penting mereka senang.

Abel faham gadis itu sedang menyembunyikan pedih nya dalam dalam.

selagi harta masih berkuasa mereka bakalan bertingkah sesuka nya,

Benar. Benar apa yang dikatakan caca,semuaya berada dibawah kuasa atas nama harta.

Kata kata itu terus berputar di otak nya,bagaimana bisa?sekolah sebagus itu masih tidak punya adab bahkan memiliki fikiran ke kanak kanakan semacam itu.

Seketika sekeping ingatan itu datang kembali menghampirinya,mengingat bagaimana perkenalan mereka empat tahun lalu yang bisa dibilang absurd  itu.

-

Saat itu usinya masih 14 tahun,ia masih duduk di bangku kelas dua smp,tadinya ia hanya berniat ke kamar mandi untuk cuci tangan namun lain yang ia temukan dan yang ia lakukan.ia melihat tiga orang senior  kelasnya bersama seorang siswa yang terlihat setara dengan nya.

"Oh jadi lo si anak kecentilan itu hah?!" Teriak salah satu seniornya dan dua lain nya mencekal erat pergelangan tangan gadis itu hingga anak itu memekik kesakitan.

"S..sakit kak" ucap gadis tersebut merintih.

Sedangkan abel dia dengan santai nya menyaksikan hal itu di sudut kamar mandi.dengan tangan melipat di dada,

lagi huh?membosankan,batin nya.

Pasalnya ia juga baru saja menyaksikan kejadian yang sama tiga hari lalu,namun dengan orang yang berbeda.

"lo tuh jadi adik kelas bisa ga sih gausah kecentilan?"tanya nya mengintimidasi.
"Ada hubungan apa lo sama raka hah?!!"

Senior tersebut mulai meninggikan suaranya.dan benar saja,ia mulai menjambak rambut gadis itu.

"Jawab gue bitch!" Lalu ia meludahi gadis tersebut."woi jawab pertanyaan nya jangan diem aja lo!" Teriak salah satu dari mereka.

Seharusnya saja,teriakan itu bisa di dengar dengan jelas oleh orang lain,namun sayang gadis itu terjebak di waktu yang tidak tepat,dimana semua orang sudah pulabg terkecuali,bella dan mereka.

Tiba tiba saja satu diantara mereka pergi,bela mengkerutkan keningnya,feeling bela,ia bukan pergi untuk tidak ikut campur tapi untuk melakukan tindakan lain.dan benar,ia kembali dengan membawa seember air.dan itu,air bekas mengepel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 31, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang