Navre berjalan gontai masuk ke fight gym dengan tas olahraga menggantung di pundaknya. Sekarang pukul 13.30 yang berarti kelas muay thainya dimulai setengah jam lagi. Berarti selama setengah jam itu ia harus melakukan pemanasan. Segera ia mengambil lompat tali yang disediakan, dan mulai melakukan lompat tali menghadap kaca. Lima belas menit berlalu, tubuhnya sudah mulai basah karena keringat. Tiba-tiba seorang laki-laki memakai baju dryfit merah melintas di belakangnya. Sontak ia berhenti. Wajah lelaki itu sangat familiar. Siapa?
Laki-laki dengan baju biru tersebut lalu mengambil lompat tali, dan ikut melakukan lompat tali di sampingnya. Mereka berjarak sekitar 5 meter. Navre memandangi lelaki itu dari kaca. Ia tidak terlalu tinggi, dan kecepatan lompat talinya bisa dibilang cukup cepat dibanding dirinya. Sadar sedang diamati, lelaki itu memberhentikan kegiatannya. "Kenapa?" tanya lelaki baju merah. Navre tersadar langsung menggeleng cepat. "Nggak, lo skipping cepet juga." kata Navre memberi alasan. Lelaki itu tertawa pelan. "Gue udah terbiasa skipping dari kecil, tapi nggak tinggi-tinggi."
"Kita pernah ketemu ya, sebelumnya?" tanya Navre langsung. Lelaki itu mengernyit sebentar. "Kayaknya nggak?" jawabnya ragu-ragu. Navre hanya mengangguk sebagai jawaban. Lalu mereka masing-masing melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda.
"TARO SKIPPINGNYA, MINUM, LANGSUNG IKUT WARMING UP!" perintah coach Bara. Sontak Navre dan lelaki itu langsung menggantung lompat talinya dan segera mendekat ke arah coach Bara.
Setelah selesai padding, ia terduduk lalu meminum minumannya. Dari sekian banyak orang, pandangannya tetap tertuju pada si baju merah. Ia masih berusaha mengingat-ingat. Siapa dia? Kenapa wajahnya familiar? Si baju merah ini akhirnya selesai padding. Sama seperti Navre, badannya juga basah oleh keringat. Navre masih memandangi si baju merah ini.
"Kenapa, bro? Lo daritadi ngeliatin gue mulu." tanya orang itu. Navre tersadar lagi. "Eh, sorry. Gue ngerasa pernah ketemu lo. Nama lo siapa?" tanya Navre akhirnya. "Arvad." jawabnya. Navre mengangguk-angguk. Tiba-tiba Navre teringat sesuatu.
"Lo kenal Ashara, nggak?" tanya Navre lagi Arvad terlihat berpikir sejenak. "Ashara? Kenal. Yang sekolah di Tulta, kan?"
Navre mengangguk. "Iya! Gue inget lo! Lo yang-.." belum sempat menyelesaikan kalimatnya, ponsel Arvad berbunyi. Segera Arvad mengangkatnya. Selang 2 menit, Arvad kembali. "Sorry, tadi motong lo lagi ngomong. Kenapa, tadi?" Navre menggeleng. "Nggak penting." jawabnya singkat. Setelah mendengar jawaban Navre, Arvad mengambil tasnya, lalu berdiri. "Gue duluan, ya. Nice to meet you, bro." kata Arvad lalu pergi.
Navre mengangguk. Jadi, namanya Arvad?
~~~
Ashara terlihat terburu-buru di dalam kamarnya. Sedari tadi ia lari-lari kesana kemari sambil membawa tas olahraganya. Ia kesulitan mencari hand wrap yang tiga hari lalu ia cuci. "MBAAKK, HAND WRAP MUAY THAI AKU YANG PINK DIMANA?" teriak Ashara. Dari jarak cukup jauh, salah satu asisten rumah tangganya balas berteriak. "KAN BARU DICUCI, MBAK." Ashara menghela napas kasar sambil menepuk dahinya. "KALAU YANG ITEM DIMANA, MBAAKK?" tanyanya lagi. "YANG ITEM KAN DIPINJEM ARVEN MINGGU LALU." jawab si embak. Ashara menepuk dahinya lagi. Ah, bodoamat! Ia bisa beli hand wrap kampretnya itu di fight gym. Yang terpenting sekarang ia harus segera berangkat ke rumah Arven, karena Arven sudah marah-marah dan mengiriminya banyak pesan karena ia telat dari jam janjiannya. Saat ia turun dan keluar ke halaman rumahnya, mobil BMW hitam Ashara sudah menyala. "Mbak Ashaaaaaa, sudah mau berangkat? Minumnya jangan lupa, ini ketinggalan di meja makan." Bi Sarti dengan tergopoh-gopong menghampiri Ashara yang berjalan menuju mobilnya. "Eh, iya Bi. Makasih. Aku mau langsung berangkat aja. Arven udah ngomel."

KAMU SEDANG MEMBACA
ASHARA
Teen FictionNavvre Zavier Raspati, Sudah lama nama itu mengisi hati Ashara. Namun, apa Navre tahu tentang perasaannya? Tentu tidak. Hanya ketiga temannya yang tahu, juga Arven. Karena suatu kejadian, Navre mengira Ashara sudah punya pacar. Karena suatu kejadian...