FRIENDSHIP

1.1K 120 23
                                        

*****

"Apa yang sedang kau pikirkan?"

Aku bertanya pada Choi Jinri, sahabatku yang sedang melamun di mejanya.

"Ah... Tidak... Tidak ada"

Aku memicingkan mataku tak percaya.
"Benarkah?"

"Aku tak mungkin berbohong padamu, Jieun-ah"

"Baiklah. Mau ke kantin sekarang? Aku lapar". Aku membujuk Jinri layaknya seorang anak yang tengah membujuk ibunya untuk dibelikan mainan.

Jinri tersenyum melihat tingkahku.
"Baiklah. Tapi kau tak mau mengajak pangeranmu itu?" tanyanya seraya menunjuk ke arah sudut kelas.

Aku mengikuti arah pandangan Sulli. Ahhh... Dia sedang menunjuk pria itu rupanya.
"Jungkook? Berhentilah mengatakan ia pangeranku seperti itu. Kami bahkan tidak dekat".

"Tapi dia menyukaimu"

"Ck! Kau suka sembarang bicara" bantahku seraya menarik lengannya untuk berjalan keluar dari ruang kelas.

Aku dan Jinri telah bersahabat sejak SMP hingga kini kami telah berada di kelas 2 SMA. Dan murid bernama Jeon Jungkook itu, kami baru sekelas di tahun ini. Pria itu cenderung pendiam, cuek, dan lebih banyak menghabiskan waktunya di kelas ataupun perpustakaan. Ia tak suka berbaur dengan murid-murid lainnya, meskipun ia cukup populer.

Aku tak bermaksud sombong, tapi aku juga cukup populer. Aku selalu meraih peringkat pertama di angkatanku. Meskipun tak begitu baik dalam olahraga, aku unggul dalam pelajaran lainnya. Aku juga berasal dari keluarga berada, jadi teman-teman yang lain cukup segan padaku.

Meskipun aku termasuk murid populer, tak berarti aku memilih teman berdasarkan status sosial saja. Aku berteman dengan Jinri meskipun ia hanyalah anak seorang loper koran. Tapi aku senang berteman dengannya. Ia teman yang tulus dan sabar.

Jinri berulang kali mengatakan padaku kalau Jungkook menyukaiku. Entah atas dasar apa ia berkata demikian. Tapi perkataannya itu cukup mempengaruhiku. Aku yang sebelumnya tidak begitu mempedulikan keberadaan Jungkook, kini menjadi lebih sering memperhatikannya.

.
.

"Jungkook-ah!"

Aku terkejut kala Jinri memanggil Jungkook untuk bergabung makan siang dengan kami. Sesungguhnya bukan hanya aku, seisi kantin juga nampak terkejut. Sekilas aku melihat ada kecemburuan pada tatapan mereka. Tapi tak begitu kupedulikan.

Jungkook pun benar-benar datang menghampiri kami.
"Tak apa aku bergabung?"

"Tentu saja! Iya kan, Jieun?"
Jinri menoleh ke arahku. Tentu saja aku mengangguk. Aku bukan pemilik sekolah yang berhak menentukan siapa yang boleh dan tidak boleh duduk di kursi kantin ini.

Jungkook memilih duduk di samping Jinri, tepat di depanku karena Jinri telah menggeser posisi duduknya. Entah mengapa aku merasa lelaki itu mengawasiku.

.
.

Aku berjalan menuju ruang kelas. Kulihat beberapa murid yang bukan murid di kelasku, keluar dari ruangan kelasku secara terburu-buru. Saat aku masuk ke dalam ruangan kelas, hanya ada Jinri dan beberapa murid di kelasku yang terlihat canggung melihatku.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

#KookU (Short Stories)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang