Drowning

7 - seven

Pemuda Jeon ingin menggali kuburnya sendiri. Belum pernah ia merasa segitu malu akan dirinya. Sebuah kesalahan besar membiarkan dirinya tenggelam, terlena dan melakukan hal bodoh. Tidak seharusnya dia menukar topeng nya demi apapun juga.

Jungkook melakukannya diawal karena dia berfikir tidak akan bertemu kembali dengan Master. Namun penyatuan tubuh mereka yang bagai bercinta membuat nalar Jungkook tidak berada ditempat seharusnya dan memberikan ID line dengan harapan dapat bertemu kembali.

Peluru yang ditembakkan Taehyung mengenai sasaran dengan tepat. Sosok di depannya menekuk muka semakin dalam. Taehyung terkekeh dan melanjutkan bicara.

"Aku tertarik mendengar kelanjutan cerita tadi, kamu ingin bicara baik-baik disini atau—"

Belum sempat Taehyung melanjutkan, suara ketukan di pintu yang disusul pelayan restoran memasuki ruangan. Mengangguk sopan sebelum menyerahkan buku menu.

"Kita makan dulu Jungkook" Taehyung berterima kasih atas interupsi pelayan yang membuatnya nyaris meninggalkan sikap business man di depan calon apprentice nya.

Calon. Ah tentu saja dia bukan calon lagi. Detik itu Taehyung memutuskan untuk benar menjadikan Jungkook apprentice nya dan akan mendidiknya menjadi hebat di dunia bisnis, sehebat dirinya diatas ranjang.

Setelah menyebutkan pesanan, pelayan kembali keluar meninggalkan keduanya.

Perlahan Jungkook mengangkat mukanya dan bertemu pandang dengan Taehyung yang menatapnya dibalik meja. Pandangan yang sama saat pertama kali bertemu, tatapan yang langsung merontokkan seluruh nyali membuat nyaris lumer seperti gel.

"Kim Taehyung-ssi.. aku—" Jungkook tidak dapat melanjutkan bicaranya dan kembali menunduk. Merutuki dirinya sendiri bagaimana bisa sebegitu sial disaat ingin mengubah diri, mengambil tanggung jawab sebagai penerus keluarga Jeon. Justru malaikat penolong keluarga nya adalah Master yang membuat akal hilang semalaman.

Taehyung berdiri dan menarik kursinya mendekat kepada Jungkook namun berada di sudut meja yang berbeda. Mengulurkan tangan menyibak rambut panjang Jungkook yang menutupi wajahnya dan menyelipkan dibalik telinga. Ia merasakan tubuh pemuda itu bergetar atas sentuhan lembutnya.

"Kamu ingin bicara sebagai Jeon Jungkook kepada Kim Taehyung atau Puss kepada Master?

Kedua sisi itu tetaplah diri kita dan aku menyukai semuanya."

Kata-kata Taehyung memberikan keberanian, Jungkook mengangkat wajah melihat langsung ke mata Taehyung. Memutuskan untuk berbicara sebagai Jungkook sesuai tujuannya kemari.

"Kim Taehyung-ssi, sebelumnya ijinkan aku berterima kasih atas pertolonganmu kepada JJ Company serta berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada diriku menjadi apprentice mu. Aku akan berusaha sebaik-baiknya, menggali potensi diri agar tidak membuatmu kecewa."

Taehyung tersenyum hangat. Teringat Eomma Kim selalu membanggakan kelinci manisnya, sosok yang dulu Taehyung benci namun saat ini justru berterima kasih atas eksistensinya.

"Aku memiliki beberapa gagasan, salah satunya menunjuk kepengurusan baru di JJ Company untuk menyelesaikan permasalahan disini. Ada beberapa hal yang kucurigai sedang berlangsung diperusahaan ayahmu. Juga membawa mu ke Seoul setidaknya kamu harus belajar dibawah pengawasanku langsung sebelum kembali ke JJ Company."

Mata Jungkook berbinar, ia menyukai gagasan pergi ke Seoul yang membuatnya dapat sering bertemu Masternya ah maksudnya mentornya.

Pelayan masuk menyajikan pesanan dan kembali setelahnya.

"Makan baby, kau perlu tenaga banyak untuk apa yang kurencanakan nanti kepadamu."

Ucapan Taehyung membuat Jungkook manyun. Bagaimana sedetik sebelumnya berbicara menjabarkan strategi bisnis namun selanjutnya berkata sedemikian seduktif.

Taehyung tertawa gemas. Lucu sekali cara Jungkook memajukan bibir. Namun ia berhasil menahan diri tidak mencium belah bibir favorit nya itu. Ia mulai menikmati makanan dan diikuti Jungkook.

"Aku akan menyewa sebuah apartemen untuk dirimu dekat dengan kantor. Namun aku akan lebih senang jika kamu mau tinggal bersamaku saja. Lagipula banyak kamar kosong di penthouse ku. Bagaimana baby? Senyamannya dirimu."

Jungkook tersenyum senang, gigi kelincinya menyembul menggemaskan.

"Puss ikut Master ya" Taehyung nyaris tersedak makanan mendengarnya.

Dalam kehidupan yang bisa dibilang loveless, situasi saat ini termasuk lompatan sukses. Dia sedang menikmati makan bersama sembari saling melemparkan gurauan seduktif.

"Kita setelah ini kemana baby?"

"Karena kita punya banyak waktu ke depan, mau berjalan-jalan di pantai dulu Ahjussi?"

"Hahaha.. aku seperti om-om pedofil saja dipanggil Ahjussi olehmu. Panggil nama ku okey."

"Taehyung-ssi.." dan Jungkook sangat menyukai nama yang meluncur dari bibirnya.

Taehyung setuju ke pantai, mereka menaiki mobil Taehyung meninggalkan mobil Jungkook di restoran yang nanti akan diambil driver.

Di pantai, Jungkook melepas sepatunya, menjinjing sepatu, bermain air sembari menyusuri bibir pantai. Taehyung berjalan disebelahnya menikmati alam dan merasa damai dengan kelakuan bak bocah pemuda disampingnya.

"Aah disana. Kau lihat itu Taehyung-ssi?"

Taehyung melihat ke arah yang ditunjuk Jungkook, terlihat olehnya dari kejauhan pondokan tropis berjejer di tepi pantai.

"Kita menginap disana mau? Di Seoul kan tidak ada pantai. Aku jamin kamu pasti menyukainya Taehyung-ssi."

"Dimana saja asal bersamamu aku suka baby."

Jungkook tertawa lepas.

"Astaga, beneran om-om pedofil deh."

"No Jungkook. Kamu sudah 22 tahun, usia dewasa bukan lagi anak kecil. Aku menyebutnya ini adalah hubungan normal diantara dua orang dewasa."

"Okeeey master" Jungkook mengiyakan namun seolah mengoloknya.

Maka mereka kembali ke mobil Taehyung menuju resort yang tadi ditunjuk Jungkook. Baru saja berhenti di parkiran tiba-tiba Taehyung memundurkan kembali mobilnya.

"Kenapa, tidak suka disini, Sir?"

"Cari pelumas untuk mu. Atau kamu sudah bawa?"

Rongga dada Jungkook menghangat, Taehyung memperhatikan hal-hal yang bahkan luput dari atensi Jungkook.

"Gapapa aku tahan qo tanpa pelumas" jawab Jungkook lirih.

"Tidak sayang.. aku tak ingin kamu terluka."
  
  
  
Sayang katanya.. 
 
  
  

>> tbc >>