8 - eight

95.2K 5.1K 125
                                    

Keduanya berpelukan dengan tubuh polos selepas sesi panas, hanya spooning saling merasakan kelembutan kulit satu sama lain. Jungkook merasa dilindungi dalam rengkuhan Taehyung, nyaman merasakan degup jantung pada punggungnya.

"Baby.. boleh tau kenapa awalnya kamu memilih menjadi Joy?"

Jungkook membalikan tubuh, melihat ke dalam mata Taehyung yang teduh, ia mencuri sebuah ciuman sebelum mulai bercerita.

"Awalnya aku hanya sering menghabiskan waktu ditempat Jimin Hyung, waktu dulu Club nya belum sebesar sekarang. Aku hanya tidak tahan dengan tuntutan ayah yang memaksa aku untuk bersiap menggantikannya kelak. Semua yang kulakukan selalu salah di matanya. Berkali-kali ayah menyalahkanku atas ketidak sempurnaan diriku.

Seandainya saja penyihir itu punya anak, tentu beban itu bisa dibagi ke adikku."

Taehyung tertawa ringan mendengarnya.

"Ibu tirimu jahat kepadamu baby?"

"Ga juga sih. Dia masuk dalam hidupku waktu aku masih kecil. Terlalu banyak doktrin mengatakan bahwa ibu tiri jahat. Maka aku terbiasa menyebutnya seperti itu" Taehyung mengangguk mendengarnya.

"Kembali ke club Jimin Hyung, aku selalu teringat malam itu saat Jimin Hyung melakukan inovasi di Club nya. Dia memanggil penari stripties dan benar saja club nya semakin ramai didatangi pengunjung.

Aku yang selalu melihat dari kejauhan, merasa ingin mencoba. Bagaimana rasanya menjadi pusat perhatian sekaligus melepas semua beban diri walaupun hanya sesaat.

Aku menyampaikan niatku kepada Jimin Hyung, namun aku takut ada yang mengenaliku. Jimin Hyung menyarankan topeng yang akhirnya selalu kupakai. Sejak itu aku mulai menari disana.

Namun rupanya itu baru permulaan. Banyak tawaran datang untuk menikmati tubuhku. Jimin Hyung sampai kerepotan menolak semuanya. Akhirnya suatu hari sehabis bertengkar hebat dengan ayah, aku meminta Jimin Hyung mempertemukan aku dengan salah satu client.

Sejak itu, secara rutin aku menerima client. Namun karena itu kulakukan bukan atas kebutuhan, maka aku menetapkan syarat banyak dan tarif yang tinggi. Toh nyatanya masih laku juga" Jungkook tertawa miris.

“Homo atau bi sayang?”

"Bi” Jungkook terdiam sebelum melanjutkan kembali.

“Aku tidak tau apakah semalam bertemu Master adalah keberuntungan atau kesialan untukku."

"Untukku jelas keberuntungan Baby. Kenapa kamu menganggapnya sebagai kesialan?"

Jungkook menatap mata Taehyung lekat-lekat kemudian beringsut sedikit menjauh, ia memainkan jemarinya sendiri.

"Saat kau menciumku.. baru sekali itu aku merasakan hal yang berbeda. Belum pernah ada yang menyentuhku dengan begitu manis."

Taehyung tidak menyangka manisnya merasakan hal yang sama dengannya. Ia mengamit dagu Jungkook dan menciumnya begitu dalam. Saat melepas pertautan, Taehyung tersenyum lembut membuat Jungkook serasa terbang ke awan-awan. Setelah terlena sebentar, Jungkook melanjutkan ceritanya.

"Aku.. merasa sangat kotor di depan mu sekaligus merasa begitu tergantung. Kau memberiku klimaks terhebat yang pernah aku rasakan. Dan yang terjadi di pagi hari nya, semua yang kita lalui bersama bagaikan candu untukku."

"Kemudian aku menemui Jimin Hyung, berharap mendapatkan informasi mengenai dirimu. Jimin Hyung merahasiakan namamu, namun ia memberitahu bahwa dirimu menjadi sukses sehebat sekarang karena begitu keras menempa diri. Cerita mengenaimu menampar diriku telak, bagaimana aku yang justru menyianyiakan semua yang kumiliki.

Karena itu, aku langsung mengajukan pengunduran diri di club dan memutuskan kembali ke rumah bersiap untuk menerima saran ibu.

Namun aku terlambat. Saat aku pulang ke rumah, dirimu sudah pergi. Dan kemudian kau tau sendiri kelanjutannya."


Jungkook mengendikkan bahunya acuh, berusaha memberikan kesan bahwa cerita mengenai dirinya bukanlah hal yang berarti.

Taehyung meraih tengkuk Jungkook menariknya mendekat dan mencium kening yang lebih muda.

"Tidur baby, besok kita ke Seoul memulai lembaran baru. Aku menemanimu pamit terlebih dahulu setelah itu kita berangkat bersama. Kamu mau bawa mobilmu dari sini atau pakai mobilku disana?"

"Aku ingin memulai hal baru seutuhnya. Apa ya rasanya ke kantor naik kereta?"

"Hmm.. kereta sayang? Kenapa tidak berangkat bersama denganku?"

"Oh yaa dan tentu saja memberitau semua orang dikantor mu kalau aku adalah sugar baby mu. Luar biasa, Sir" tawa Jungkook pun menular ke Taehyung.

"Maaf.. tapi aku ingin membuktikan kepada diriku dan juga orang lain, bahwa aku dapat meraih hasil karena kemampuanku. Bukan karena apa yang aku miliki. Kau yang mengajarkan hal itu padaku Taehyung-ssi."

"Baiklah baby, do it whatever you want just-- just don't ever leave me."

"Promise, Sir" Jungkook mencium bibir Taehyung sekilas sebelum meraih mimpi.


>> tbc >>

Drowning Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang