Bab 03

35 7 4
                                    

Lagi lagi harus mengaku kalah, ketika memejam kan mata pun masih ada wajahmu di dalam pikiran

****
Kelas XII IPS 3 saat ini tengah di ajar oleh bu Ayu, salah satu guru yang terkenal dengan ke killer an nya. Sepertinya memang kodratnya kalau guru matematika itu saat memberi soal ulangan seperti besok mau kiamat saja, contoh nya saja Bu Ayu yang sekarang memberikan soal ulangan yang membuat Jaemin dan teman temannya rasanya mau putus kepala.

"Psstt Njun!" Bisik Jeno

"Eh itu yang di belakang ngapain!" Teriak bu Ayu saat melihat Renjun memberikan kertas jawabannya kepada Jeno dan Jaemin.

Bu Ayu berdiri dari kursi kebesaran nya berjalan ke arah Jaemin dan Jeno. "Apa yang kamu ambil dari Renjun tadi?"

"Hati saya bu." Jawab Jaemin

"ASHIAPP!!" Teriak para murid di dalam kelas

Membuat bu Ayu semakin naik pitam di buatnya. "DIAM KALIAN!"

"Keluar kalian!" Teriak bu Ayu

"Lah ulangan kita begimana bu?"

"Sudah saya beri nol."

"Lah—"

"Ga usah membantah! Sana keluar!" Ujar bu Ayu.

Haechan mengangkat tangannya membuat bu Ayu menatap ke arahnya. "Saya juga nyontek punya Renjun bu."

"Saya juga bu." Ujar Felix

"Tapi saya yang kasih jawaban ke mereka bu." Kata Renjun

"Kalian semua ikut saya kelapangan sekarang! Yiren catat yang ribut." Suruh bu Ayu yang langsung di ikuti oleh para muridnya

Renjun, Jaemin, Jeno, Felix, dan Haechan di ajak oleh bu Ayu kelapangan. "Kalian lari 20 keliling."

"Ibu gila?!" Kata Felix

"Kamu ngatain saya gila?!" Kata Bu Ayu

"Bukan gitu bu maksudnya, tapi yang bener aja bu keliling lapangan sebanyak 20 kali, di kata kaki kita robot apa." Kata Felix

"Panas bu." Kata Haechan

"Cowok kok takut panas." Ujar Bu Ayu

"Skinker saya mahal bu, masa di pke buat panas panas an." Kata Haechan

Yang membuat Jaemin dan yang lainnya tertawa. "Sudah! Saya tidak terima penolakan! Sana Lari!" Teriak Bu Ayu

Yang membuat mereka langsung berlari di buatnya, Reyna dan Tata yang tengah lewat pun ikut jadi sasaran panggilan bu Ayu. "Safiera! Chaeyeon!"

Safiera dan Chaeyeon yang namanya merasa di panggil langsung berlari ke arah Bu Ayu. "Ya bu?" Ujar mereka kompak

"Kalian tolong awasi mereka ya, jangan sampai ada yang ke kantin. Saya mau masuk kelas dulu." Ujar bu Ayu yang langsung di angguki oleh mereka.

Chaeyeon menatap kesal ke arah Jeno yang saat ini tegah senyum tanpa dosa ke arahnya, membuat Haechan yang awalnya tengah lelah berlari berhenti lalu menepuk pundak Jordan. "Mampus lo Jen, di marahin ibu negara lo!" Goda Haechan

"Bacot ah Chan."

"Aw aw aw ibu Chaeyeon yang baik silahkeun di tebas lehernya pak Jeno, abdi teh siap menjaga kepalanya, buat di jadikan pajangan di warung." Ujar Haechan

Felix bergidik ngeri ke arahnya lalu menatap Haechan sambil berkacak pinggang. "Serem juga lo cuy."

Hampir seluruh dari mereka mulai berhenti satu satu merasa aman karna tak ada teriakan dari bu Ayu.

"EHH KALIAN KENAPA BERHENTI! KALIAN PIKIR SAYA TIDAK LIHAT YA?!"

"Bu Ayu namanya doang yang kalem, sifat nya kaga, bar bar dia mah sampe ngalahin anak STM ini." Kata Felix

"Asli cuy, no kaleng kaleng ini mah."

"MALAH NGOBROL SANA LARI CEPAT! ATAU SAYA TAMBAH HUKUMANNYA!"

Mendengar teriakan bu Ayu membuat mereka semua langsung berlari kembali mengelilingi lapangan, tapi tidak dengan Jaemin yang masih ngotot meminjam hp milik Fiera.

"Bentar doang Ra ga lama."

"Buat apaan?" Tanya Reyna

"Sesuatu lah."

"Di kata Syahrini sesuatu sesuatu." Kesal Fiera

"Pinjem yaa." Kata Jaemin

"Iyaa." Fiera memberikan ponselnya pada Jaemin, tak butuh waktu lama hanya berapa detik lelaki itu mengutak atik ponselnya ia langsung memberikan nya lagi pada Reyna

Fiera menatapnya penuh tanda tanya. "Lo ngapain?" Tanya Fiera

"Mencintaimu." Goda Jaemin lau kembali berlari mengikuti temannya yang lain.

Fiera tidak bisa bohong saat ini jantungnya memang berdegup kencang, ia rasa bukan karna Jaemin tapi karna bu Ayu yang saat ini menatapnya dengan tatapan tajam yang selalu ia tunjukan kepada para siswa.

Bu Ayu menepuk pundak Renjun membuat laki laki itu mengangkat kepalanya menatap bu Ayu. "Kamu pintar Renjun, tapi pergaulan mu salah, kamu lebih cocok berteman dengan Yeonjun atau Soobin di bandingkan dengan—"

"Maaf bu, ini hak saya buat berteman dengan siapa saja. Karna sejak kecil orang tua mengajarkan saya agar tidak memilih teman, memang mungkin mereka terlihat buruk di mata ibu, tapi tidak di mata Saya." Kata Renjun sarkastrik

"Aww tersentuh adek bang~" kata Haechan dengan nada manja nya

Membuat seisi lapangan yang awalnya serius kini berubah menjadi menahan tawa mereka akibat ulah Haechan.

Koridor || Na JaeminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang