Chapter 4

1.1K 33 0
                                    

Flashback

Seorang lelaki muda tampan berjalan masuk ke dalam sebuah istana dan menuju sebuah pintu besar berlapis emas, setelah sampai pun ia berhenti sejenak menunggu pintu tersebut terbuka dan pintu pun terbuka lelaki itu melanjutkan langkahnya masuk ke dalam ruangan megah tersebut dan disambut hormat beberapa orang pengawal.

"wah wah pangeran Gerald, bagaimana kabar mu?" tanya seorang lelaki paruh baya kepadanya dengan tersenyum.

Lelaki muda itu pun menghentikan langkahnya kemudian memandangnya dan memberikan tatapan senyum sinis "bukankah kau yang mengusulkan kepada ayah untuk mengasingkanku paman Ethan? Kenapa harus repot tanya kabar ku, kau pun mengetahuinya dengan jelas" jawab seorang pangeran yang diketahui bernama Gerald Arthur Anderson tersebut dengan nada sedikit meninggi yang membuat lelaki paruh baya tadi terdiam dengan wajah tidak senang.

"apa yang kau lakukan disini gerald?" tanya seorang lelaki paruh baya lainnya.

"ayah, kurasa kau harus mengetahui ini" jawab Gerald.

"apa yang harus ku ketahui?" tanya lelaki yang diketahui adalah ayahnya bernama Armandilo Arthur Fernandes tersebut.

"aku merasakan benda itu dan terasa begitu dekat dengan ku" ucap Gerald penuh antusias

"sungguh, dimana?" tanya ayahnya terkejut.

"di bumi, namun aku masih belum tau siapa yang memegangnya dan lagi kita punya masalah ayah" ucap Gerald dengan nada khawatir.

"masalah apa?" balas ayahnya yang juga penuh rasa khawatir.

"Rei, Reinhart Gline Harald. Kurasa dia sudah menemukannya lebih dahulu ayah" jawab Gerald dengan rasa khawatir.

"hmm sudah pasti nak, benda itu dimiliki oleh putri Anastasia Gline Laevna adiknya yang berarti memiliki ikatan kuat terhadapnya" ucap ayahnya yang sekejap membuat Gerald terdiam sesaat mengingat kenangan-kenangan indah di masa lalunya yang selalu ia pendam atas rasa bersalahnya tanpa ada seorang pun yang tahu akan itu.

"baiklah tak perlu gegabah, kau harus terus memantau gerak gerik reinhart nak agar kau tahu dimana letak benda tersebut" ucap ayahnya kembali menyadarkan lamunan anaknya.

"baik ayah, kalau begitu aku pamit undur diri" jawab Gerald singkat kemudian membalikan badannya dan pergi.

✽✽✽

"kamu tahu fel? Kamu yang di mintai nomor oleh Mr. Xander tapi aku yang daritadi senyam senyum" ucap Ellenia sambil tertawa girang.

"kamu kan memang selalu begitu el, lebay!!" jawab Feli santai sambil membaca bukunya.

"lebay?? Helloooo kamu yang tak waras, sudah ngobrol dengan dua lelaki tampan hari ini saja kamu tak ada efek sama sekali. Kamu normal kan fel?" tanya Ellenia seperti mengintrogasi.

Feli menurunkan bukunya lalu menatap Ellenia "aku enggak normal, aku suka sama kamu el dari dulu apa kamu mau jadi pacarku?" ucap Feli dengan wajah datar.

"fel, it's not funny oke" jawab Ellenia penuh khawatir.

"habis pertanyaanmu tidak masuk di akal, kan kamu tahu siapa yang kusuka dari dulu kenapa masih curiga padaku?" ucap Feli sambil menggelengkan kepalanya dan tersenyum kecil.

Ellenia pun diam berpikir sejenak lalu teringat sesuatu dan merubah ekspresi wajahnya "kamu masih suka sama dean?" tanya Ellenia yang dibalas anggukan oleh Feli yang sedang membaca bukunya lagi.

"9 tahun fel dan kamu masih tetap suka dean? Fel, kenapa kamu enggak bilang kalau kau masih tetap suka dean?" tanya Ellenia khawatir, sadar akan perubahaan nada bicara Ellenia kemudian ia pun menurunkan bukunya dan menatap Ellenia diam.

Prince of Darkness {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang