Chapter 3

1.2K 45 0
                                    

Feli duduk disebuah ruangan yang begitu sering ia kunjungi, ya tepatnya ruangan Mr. Gillbert dimana ia sering di panggil olehnya karena terlalu seringnya ia telat di mata kuliahnya. Walau ruangan ini sering ia kunjungi bahkan minggu lalu ia kunjungi namun aura nya sungguh berbeda mungkin benar adanya aura seseorang mempengaruhi segalanya, ia merasa ruangan ini lebih terasa nyaman dibandingkan sebelumnya mungkin karena sebelumnya ditempati oleh lelaki paruh baya pemarah yang sekarang berganti menjadi lelaki muda tampan yang beriwaba.

Saat Feli sedang melihat-lihat sekitar sembari duduk, munculnya seorang lelaki dari celah rak buku diruangan tersebut sambil membawa berkas menuju ke tempat Feli duduk. "jadi siapa namamu?" Tanya lelaki tampan tersebut, eh maksudnya Xander dosen nya.

"namaku Felecia, Felecia Caroline kau bisa panggil aku feli" jawab Feli yang masih sedikit gugup dan bingung.

"oh ya jadi namamu felecia, mahasiswa peraih beasiswa dengan nilai terbaik di fakultas ini right?" tanya nya yang hanya dibalas anggukan bingung lagi oleh Feli.

"aku lihat histori nilai mu dari catatan Mr. Gillbert, kau memang mahasiswa yang cerdas namun sayangnya kecerdasanmu tak sebanding dengan kedisplinanmu" ucap Xander menggelengkan kepala sambil memberikan sebuah berkas yang tadi ia bawa sebelumnya.

Feli pun melihat berkas yang Xander berikan, ia pun membuka berkas tersebut dan terpampang nilai-nilai Feli selama mengikuti mata kuliah Mr. Gillbert mulai dari nilai akademik hingga nilai kedisiplinan ia pun menghela napasnya. Ia pun tak begitu terkejut dengan ini memang Mr. Gillbert dikenal sebagai seorang dosen yang lebih mengutamakan kedisplinan dibandingkan dengan kecerdasan seseorang.

"ya aku paham, memang aku selalu bermasalah mengenai kedisiplinan dengannya. Tapi kalau boleh aku tahu apa hubungannya berkas nilai ini dengan kau memanggilku?" tanya Feli dengan to the point mengingat ia sudah memesan makanan di kantin kepada Ellenia.

"oke akan ku jelaskan, aku akan menawarimu sebuah penawaran yang menguntungkan itu pun jika kau menyetujui nya" ungkap Xander lagi pada Feli.

"hmm penawaran apa?" tanya Feli dengan singkat.

"jika kau tetap mempertahankan nilai di mata kuliah ku dengan nilai kedisiplinan seperti ini terus kau mungkin akan mendapatkan nilai C dan pastinya itu akan sangat mempengaruhi beasiswa mu bukan?" ungkapnya, Feli pun terdiam sejenak mencerna apa yang dikatakan oleh Xander dan kemudian mengangguk ragu.

"hmm ya ada kemungkinan besar benar yang kau katakan kecuali jika kau berbaik hati memberiku nilai lebih itu pasti akan sangat membantu nilai ku" jawab Feli dengan penuh ketenangan tanpa ada rasa canggung lagi.

"pastinya aku akan berbaik hati nona feli, penawaran yang akan ku tawarkan akan merubah nilai mu" ucap Xander lagi.

Feli pun terdiam memikirkan penawaran apa yang akan ditawarkan dosen tampan nya ini yang sepadan dari perubahan nilai C menjadi A dan apa harus dilakukan olehnya kepada dosennya ini hingga ia mau mengubah nilai buruk ku menjadi nilai baik, pikiran negatif pun menggentayangi Feli.

"come on buang pikiran negatif yang ada dikepala mu nona feli, aku ingin menawarimu menjadi asisten ku selama aku mengajar dikampus ini. Aku adalah seorang peneliti artefak jadi agak sedikit sulit untuk ku jika tak punya asisten saat menjadi dosen" jawab Xander, jawabannya cukup membuat Feli kaget karena Xander seperti membaca apa yang ada di dalam pikirannya.

"peneliti artefak? kau seorang arkeolog?" tanya nya singkat, Feli cukup menyukai pekerjaan arkeolog.

"ya bisa dibilang seperti itu, jadi bagaimana?" tanya Xander kepada Feli.

"kenapa harus aku?" tanya Feli singkat.

"kau mahasiswa yang cerdas, nilai mu baik di mata kuliah ini dan ku lihat tak ada yang nilainya sebaik dirimu di mata kuliah ku yang bermasalah disini hanya kau kurang disiplin. Jika kau menyetujuinya itu artinya kau akan belajar disiplin dengan tambahan nilai mu ku perbaiki, tak ada yang akan dirugikan bukan?" ucap Xander.

"hmm baiklah aku paham apa yang kau ucapkan, tapi bolehkah aku minta izin kepada orangtua ku terlebih dahulu?" tanya Feli.

"of course u can, aku akan beri waktu seminggu sampai mata kuliah minggu depan bagaimana?" tanya Xander.

"baiklah, aku rasa cukup" jawab Feli singkat.

"baiklah, sampai ketemu dipertemuan selanjutnya. Kuharap kau memberikan berita baik padaku" jawab Xander singkat sambil tersenyum membuat Feli terdiam menatapnya 'luar biasa indahnya' batinnya pun berbicara lalu ia pun sadar.

"hmm oke, saya pamit dulu. Sampai jumpa" ucapnya Feli, ia pun langsung membalikkan badannya dan pergi meninggalkan ruangan tersebut dan pintu pun tertutup.

"manis sekali ekspresinya" ucap Xander perlahan sambil tersenyum.

Feli berjalan ke arah kantin kembali kekursinya, disitu ia memicingkan matanya dan melihat seorang pria duduk bersama Ellenia 'siapa' pikirnya. Ia pun jalan mendekatinya dan melihat lebih dekat siapa yang duduk disitu.

"dean, omg what u doing in here?" ucap Feli antusias sambil memukul punggung lelaki tersebut.

"hei eli, apa kabar?" jawab lelaki yang bernama Dean, Dean adalah kaka Ellenia. Dean adalah seorang pilot, jadi wajar Feli kaget dengan keberadaannya di tengah kesibukannya.

"aku baik, kau apa kabar" jawab Feli penuh semangat yang dibalas senyuman hangat oleh Dean.

"i'm good too, jadi bagaimana kabar kuliah kalian" tanya Dean kepada dua gadis didepannya.

Menit demi menit pun berlalu, saat sedang asyik ngobrol Dean pun berdiri dan pamit.

"aku pergi dulu ya, aku ada flight jam 5 sore ini. Jaga mommy ya Ellenia dan jaga dirimu juga, bye Ellenia dan eli" ucap Dean.

"yah padahal kita baru bertemu kenapa harus sekarang" jawab Feli dengan wajah murung.

"kau jangan sedih seperti itu eli, kita akan sering bertemu nanti tenang saja" ucap Dean tersenyum sambil mengusap kepala Feli.

Mereka berdua pun melanjutkan obrolan sambil makan, kemudian Ellenia menarik tangan Feli.

"fel fel, liat siapa yang ke kantin?" tanya Ellenia sambil menunjuk seseorang, Feli dan Dean pun melihat arah tunjukkan Ellenia.

"kamu tahu tidak? Mr. Xander itu anak Mr. Anthony kepala yayasan kampus ini, dia jenius banget dan dia seorang arkeolog. Enggak kebayang kan udah pinter, tampan banget duh calon suami idaman banget" jelas Ellenia panjang lebar yang hanya dibalas anggukan oleh Feli.

"oh iya fel, tadi kamu darimana? Kok lama banget? Enggak ketemu ya Joey nya?" ucap Ellenia lagi.

"aku udah cari Joey kesana kemari tapi Enggak ketemu terus aku dipanggil ke ruangan Mr. Xander tadi" jelas Feli santai yang dibalas reaksi kaget Ellenia.

"hah serius? Ngapain kamu kes..." ucap Ellenia belum selesai, ia pun sudah diterpa kekagetan yang kedua.

"hei Feli, kau lupa memberikan nomor ponsel mu bisa ku minta" ucap seorang lelaki tampan, ya dia adalah Xander.


✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽

Happy reading guys, jika ada salah kata boleh di comment dan jangan lupa di vote :)

Prince of Darkness {On Going}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang