5. Jungkook

2.4K 265 8
                                    

♡BUTTERFLY♡

♡BUTTERFLY♡

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.























"Jungkook brengsek!!! Arrrghhhhh!!!!"

Aku memekik kencang dengan lengan yang menusuki tatto terakhir yang indah di pergelangan tanganku.

Tatto yang aku harapkan sosok di baliknya menjadi harapanku untuk terus hidup.

Darah kembali keluar saat aku dengan sengaja membuka perbanku lagi dan menusuki semua tatto yang ada di lenganku dengan jarum infus.

"ARRRGHHHH!!! SIALAANNN AKU INGIN MATIII!!!!" Aku makin memekik dengan kencang tanpa memperdulikan teriakan ngeri suster dan dokter yang berada di dekatku.

Mereka yang mendekatiku, aku tusuk menggunakan jarum dan aku tak akan main-main untuk langsung menusukannya pada mata mereka.

Air mataku masih mengalir bersamaan dengan darah segar dari lenganku.

Jungkook.. hiks.. Jungkook-ah..

.
.
.
.
.

Flashback.

"Hai sayang?" Aku mengerjap tak percaya saat menatap sosok gagah yang duduk di sisi ranjangku.

Ya. Aku masuk rumah sakit lagi karna lukaku yang baru mengeluarkan banyak darah serta luka lamaku kembali sobek.

Aku sengaja membuka perban dan mengores luka yang sudah kering saking kesalnya aku tadi.

Tapi ini...

Benar-benar Jungkook?!

"Kookie..?" Gumamku sambil mencoba mendudukan diri di kasur. Ia dengan sigap membantuku untuk duduk dan tersenyum lembut setelahnya.

Ini pasti mimpi.

Iya! Ini mimpi!

"Maaf aku lama mengunjungimu hm? Bagaimana kabarmu?" Perlahan aku merasakan mataku memanas saat merasakan belaian lembut di pipiku.

Ini.. Bukan mimpi...

"Hiks! Kookieeee!!!" Aku memeluknya dengan erat membuat ia terkekeh kecil.

Ini benar-benar Jungkook!

"Maaf membuatmu tersiksa hm? Aku harus mengurus kuliahku kemarin dan ponselku hilang." Ucapannya seakan-akan adalah oksigen penting yang sangat aku butuhkan saat ini.

Ini seperti mimpi!

"Tak apa! Yang penting kau pulang padaku.." ucapku sambil mengusel dadanya yang bidang.

"Tapi.. Aku kesini ingin memberitahukan hal penting padamu." Ucapnya sambil melonggarkan pelukanku.

Aku menatapnya dengan antusias, apapun yang Jungkook katakan, itu pasti hal yang sangat bagu-

"Aku akan pindah ke Kanada. Aku akan kuliah di University of British Columbia."

Deg

Apa...?

"K-kau bercanda kan?" Tanyaku padanya yang hanya bisa menatapku dengan sendu.

"Sayang dengar dul-

"Jangan menyentuhku!" Pekikku kasar saat ia hendak mengelus pipiku kembali.

"Kau pergi lama dan datang ingin mengatakan perpisahan?! Kau.. Kau hiks.." aku menunduk, tak sanggup untuk mengatakan hal lain pada Jungkook.

"Maaf sayang.. Aku tak mau membuatmu menunggu lama dan aku tau kau juga lelah bersamaku kan?" Aku menengang, lelah? Lelah dia bilang?

"Aku tak begitu! Aku tak lelah bersamamu!" Pekikku sambil menatapnya dengan marah.

"Jungkook-ah.. aku sedang tak ingin bercanda.. Aku mohon jangan bercanda begini hiks.. aku tak mau kita berpisah.. hiks.. Ini adalah hal paling terberat dalam hidupku saat aku juga telah hiks..-

Aku merasakan Jungkook kembali memelukku dengan erat. Ia membenamkan wajahku di dadanya sambil mengecupi bibirku dengan lembut.

"Aku tau. Aku tau semuanya sayang." Ucapnya sambil memeluku semakin erat.

Aku menangis meraung, memukuli pundaknya dengan perasaan kesal.

"Aku menunggumu pulang bukan hiks bukan untuk ini hiks." Teriaku dengan pukulan yang makin keras pada dada Jungkook.

"Kau harus bisa menghadapinya..." Bagaimana aku bisa menghadap-

".... tanpa diriku."

Deg

Aku menggeleng keras. Aku tak mau.

Hiks aku tak mau.

"Jangan Jungkook.. Hiks kumohon jangan tinggalkan aku hiks."

"Kau harus bisa Jimin-ah. Hm?" Ucapnya dengan nada prihatin.

Tidak.. Hiks Tidak.

"Ayo berpisah Jimin-ah."

.
.
.
.
.

Cratt! Cratt!!

"Dokter! Urat nadinya putus!!!"

"Siapkan ruang oprasi!!!"

Putih..

Semua putih..

Aku melihat satu senyuman di depanku dengan tangan yang mengulur.

Tapi aku ikut tersenyum melihatnya

"Ayo nak. Kita akhiri penderitaanmu."

Butterfly [Park Jimin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang