"Yut, balik bareng dong." Seorang gadis duduk didepannya kemudian mencomot kentang goreng yang baru saja Yuta pesan.
"Mobil lu kemana? Tumbenan. Biasanya gamau dianterin." Selidik Yuta dengan tatapan heran.
"Ih ga gitu. Mobil gue masuk bengkel tadi pagi. Ganti aki gamau dinyalain." Si gadis menunduk dan memasang wajah sebal.
"Bosen kali dia ama lu."
"Ih males ya ngatain." Tatapan tajam dilontarkan ke arah Yuta, yang akhirnya membuat ia terkekeh.
"Hehehehe engga, Ay, engga. Bercanda. Kok jadi sensian gini sih? Pasti lagi PMS ya?"
"Sotau banget. Gimana mau nganter ga? Kalo ga naik ojol aja lah gue."
"Maunya sih mau aja, Ay. Tapi ada latihan futsal sama anak-anak gimana dong?"
"Yaudah kalo gitu aku naik ojol aja." Gadis itu menunduk lagi dengan bibir yang memberengut. Perubahan dari gue menjadi aku, sangat cukup untuk Yuta mengetahui bahwa gadis itu sedang kesal saat ini.
"Ay, jangan cemberut gitu dong. Jadi gemes."
"Ih apaan sih? Geli." Si gadis hanya melirik sebal ke arahnya. Membuatnya semakin gemas yang akhirnya membuat Yuta tertawa.
"Jangan gini dong ah makin gemes." Katanya, sambil menguyel-uyel pipi pacarnya. Ya, yang sedari tadi jadi lawan bicaranya adalah pacarnya.
Tidak menyangka kan? Iya, memang gaya pacaran mereka berasa seperti berteman. Bahkan tidak ada acara tembak menembak. Kata Yuta, "Jalanin aja".
"Yuta udah ih. Gue mau ke kelas." Si gadis melepas tangan Yuta yang berada di pipinya. Namun, tangan si gadis malah digenggam oleh Yuta.
"Ayak. Maafin dulu." Tatapannya melembut.
"Emang aku kayak marah?"
"Iya engga marah, tapi kesel kan ga dianter pulang? Aku gamau loh kamu pulang masih marahan gini. Ga baik. Selesaiin dulu marahnya." Ucap Yuta tegas namun dengan nada yang lembut.
"Iya udah iya di maafin. Maaf juga gini doang aku marah." Ayak menunduk.
"Kalo ngomong tatap lawan bicaranya, Ay. Ga sopan." Yuta menaikkan dagu gadis itu dengan jarinya sehingga tatapan mereka bertemu.
"Iya iya."
"Udah marahnya?"
"Udah."
"Yaudah kalo gitu, nanti pulang ati-ati. Aku transfer ke OVO ya? Sebagai ganti ga bisa nganter kamu pulang."
"Terserah aja." Ayak hanya menatap ke sembarang arah namun tidak ke laki-laki di hadapannya.
Yuta menghembuskan napasnya, pasrah.
"Ati-ati. Kalo ada apa-apa kabarin aku. Kalo sampe kosan kabarin aku juga. Oke?" Tangan Yuta mengusak lembut rambut gadis itu.
"Iyaa. Yaudah aku balik ke kelas. Kamu juga semangat futsalnya." Ayak merapikan rambut yang menutupi wajah pacarnya, rambut yang sudah mulai agak gondrong. Lalu ia mengambil tasnya dan berjalan keluar kantin.
Yuta hanya menggelengkan kepalanya ketika melihat pacarnya sudah menghilang dibalik pintu masuk kantin.
🌻🌻🌻
Hari sudah mulai sore. Ayak melangkahkan kakinya keluar dari kelas terakhirnya. Ia bergegas menuju ke pintu keluar fakultasnya untuk memesan ojol dan pulang, karna langit yang sudah mulai menggelap.
Ketika sedang mengutak-atik ponselnya untuk memesan ojol, "Loh mbak?" Ayak mendongakkan kepalanya mendapati seorang laki-laki dihadapannya melihat ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bonheur || Yuta ✔
Short StoryBonheur; means Happiness. ㅡㅡ Million people out there, but i just look at you. Million people out there, but i still could find you. But million people out there, no one can replace you. You're the star that I've been longing for so long, To brighte...