Sweeter than Sweets

76 13 0
                                    

"Halo, Ay, udah bangun?" Sapa laki-laki yang berada di seberang telpon.

"Iya barusan banget melek. Kenapa?"

"Mau saparan dulu gak sebelum ke kampus?" Ayak mengernyit, heran. Tidak biasanya ia diajak sarapan bersama.

"Kok tumben?"

"Ya gapapa. Kamu kelas siang juga kan hari ini?"

'Kamu?' Batin Ayak keheranan.

"Daripada kamu sakit asam lambung terus muntah-muntah lagi."

'He's worried.' Pikir Ayak sambil menyunggingkan seulas senyum.

"Iya aku kelas siang kok. Yaudah nanti tunggu di tempat biasa aja."

"Nggak. Hari ini aku jemput. Pulangnya juga sama aku. Tapi kita ke Gramed dulu ya."

"Ih kok gitu? Kenapa sih?"

"Gapapa. Gak ada apa-apa. Oiya sebelum pulang ketemu temen-temen bentar ya? Mau aku kenalin."

"Eh? Kok?" Ayak mendadak terkejut bukan main. Pasalnya, yang mau hubungan ini tidak diketahui oleh banyak orang juga Yuta sendiri. Bukan, bukan backstreet. Hanya saja Yuta tidak ingin ada yang mengganggu Ayak, terutama 'fans'-nya. Maka dari itu, sebisa mungkin mereka terlihat biasa saja seperti seorang sahabat dan selama ini semua orang biasa-biasa saja tidak terlihat curiga. Karena mungkin memang pembawaan Yuta yang usil membuat orang disekitarnya bisa dengan mudah percaya dengan apa yang ia katakan.

"Udah dulu ya. Pokoknya jam 08.00 aku jemput. Bye."

Yuta menutup telpon begitu saja. Membuat Ayak semakin merasa aneh. Kenapa tiba-tiba pacarnya begini?

🌻🌻🌻

Pukul 08.00 tepat Yuta sudah sampai didepan kosan Ayak. Ayak pun bergegas keluar kamar dan menguncinya, kemudian menyusul Yuta ke depan.

"Sekali-kali kamu panas-panasan pake motor ya, Ay. Hehe." Jawab Yuta cengengesan.

"Ih apaan sih. Biasa aja deh. Kaya dulu pas pdkt gak naik motor aja." Timpal Ayak yang sebenarnya agak kesal kalau topik motor dan mobil ini muncul ke pembicaraan mereka. Ia tidak pernah mempermasalahkan kendaraan apa yang Yuta pakai, because she just loves him the way he is. Bukan karena ada apanya.

"Iya iya maaf deh gak gitu lagi." Yuta yang peka dengan keadaan buru-buru meminta maaf.

"Yaudah yuk berangkat keburu kesiangan." Yuta memasangkan helm di kepala Ayak.

"Yut." Panggil Ayak ketika Yuta sedang mengaitkan pengaman helm yang di pakai Ayak.

"Hm?"

"Kok lo tiba-tiba gini sih? Gue kan jadi takut lo kesambet atau kesambar petir atau dicuci otaknya."

"Huss! Sembarangan kalo ngomong. Emangnya kenapa sih kalo sekali-kali nyenengin pacar. Masa aneh gitu? Udah naik aja, ayo berangkat." Yuta memberi isyarat agar pacarnya cepat naik.

🌻🌻🌻

Kelas Ayak hari ini pun usai lebih cepat karna dosennya akan menghadiri suatu workshop. Baru saja ia keluar dari gedung fakultasnya, ia sudah melihat Jonathan, teman futsal Yuta, berdiri di kejauhan.

"Ayak!" Sapa Jonathan yang dari jauh melambai-lambaikan tangannya.

"Hei, Jo! Kelas lo dah bubar?"

"Udah nih. Oiya by the way, menurut lo Yuta ada perubahan gak sih hari ini?"

"Hah? Memangnya kenapa, Jo?"

Bonheur || Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang