Villa mewah yang saat ini tengah dijadikan tempat pesta mewah itu hanya dihadiri para tamu wanita yang berjumlah tidak lebih dari 30 orang saja. Namun, pesta kali ini sangatlah berbeda, karena tamu undangan hanyalah wanita kaya yang ikut bergabung di klub malamnya Tante Mery.
Sehingga untuk keamanan sangatlah terjaga. Tempat diadakan pesta pun di villa yang sangat mewah dan sangat terjaga kerahasiaannya.
Leo yang baru saja sampai villa mewah tersebut, langsung menjatuhkan dirinya diatas ranjang dengan kedua tangannya ia jadikan sebagai bantalan. Matanya pun kini melihat langit-langit kamar yang ia tempati saat ini.
Gino Yang baru saja masuk dan melihat Leo langsung tiduran diatas ranjang itu, sontak membuatnya melemparkan tasnya ke tubuh Leo.
"Aw... Gino apa yang kamu lakukan?" Leo langsung duduk dan melempar kembali tas mini milik Gino. "Gangguin orang saja." setelah mengatakan demikian, Leo merebahkan tubuhnya kembali dan menatap langit-langit kamar tersebut.
"Cepat mandi dulu sana, karena sebentar lagi tamu-tamu pada datang."
"Kamu duluan saja. Aku masih capek." ujarnya seraya berguling memeluk bantal guling yang ada disampingnya.
"Huh... dasar manja." Gino menggerutu saat melihat tingkah Leo. Meskipun Gino tidak mengenal baik Leo. Tapi, Gino adalah teman dekat di klub malamnya. Sehingga Leo tidak sungkan bertingkah seperti itu. Gino juga tidak tau nama asli Leo siapa, yang ia tau nama Lion adalah nama Leo.
Gino langsung membuka kaos yanh dikenakannya, sehingga tubuhnya yang sixpack itu tampak indah dipandang.
Tidak lama kemudian, Viki si bartender masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Halo!" sapa Viki dengan sangat cerianya.
Leo tidak mengindahkan sapaan Viki, karena ia sangat lelah dan masih memejamkan matanya. Tapi, Gino langsung menoleh menatap Viki yang langsung duduk disofa yang ada dikaki ranjang dimana Leo tiduran.
"Kamu naik mobil sendiri apa tidak capek?"
Viki menoleh menatap Gino yang sudah melepaskan celananya, sehingga Gino hanya mengenakan celana dalam saja.
"Enggak. Kamu mau mandi?" tanya Viki karena Gino sudah melepaskan celana dalamnya kali ini, dan berjalan melewati Viki yang hanya menggelengkan kepalanya saja saat melihat Gino bertelanjang melewatinya dengan begitu santai. "Urat malumu sudah putus kali ya?" gumam Viki sebal pada Gino.
Gino dengan sengaja langsung menyalakan shower, karena kaca kamar mandi itu transparan. "Profesi sepertiku ini wajarlah, tidak malu, karena kemaluanlah aset berhargaku." sahut Gino bijak. Meskipun Gino tengah mandi dibawah guyuran shower.
Ucapan Gino itu membuat Leo langsung membukakan matanya. Benar apa yang dikatakan Gino barusan. Karena kemaluanlah aset berharganya, meskipun Leo merasa malu karena selalu bertelanjang didepan para wanita, baik tua maupun yang muda. Tapi, Leo harus melakukannya, karena profesinya sudah melekat pada dirinya.
□■□■□
Setelah Leo selesai mandi dengan hanya mengenakan handuk dipinggangnya, matanya langsung melihat apa yang Viki dan Gino kenakan.
Gino sudah lebih dulu mendekati Leo yang baru saja keluar dari kamar mandi. "Ini pakailah." Gino menyerahkan celana dalam jaring yang ditengahnya berlubang. Sontak Leo merasa sama saja tidak mengenakan apa pun ditubuhnya.
"Ini sih sama saja telanjang." gerutu Leo pelan. Namun, tangannya tetap menerima celana dalam tersebut.
Sementara Viki langsung terkekeh saat mendengar ucapan Leo. "Lion, Lion. Kamu tuh udah sering menari telanjang didepan banyak orang, hehe."
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Wasiat Nenek ✅
Ficción GeneralWARNING!! 🚫 21+ ⛔Sebagian Part Diihapus!!!⛔ Tersedia di Playstore & Play Books!! [Bijaklah dalam membaca] Serli tidak menyangka pernikahan yang ia lakukan dengan seorang laki-laki super tampan yang diwasiatkan Neneknya, membuatnya harus menelan pi...