PERJODOHAN

83 20 0
                                    

Sepulang sekolah, Natasha diminta papa-nya agar datang dicafe biasa keluarga mereka tongkrongi—saat keluarga mereka masih harmonis. Entahlah apa yang akan papa-nya lakukan, karena Naufal juga di suruh kesana.

Tadi pagi, Natasha berangkat diantar Naufal—kebetulan sekolah Naufal melewati sekolah Natasha. Memang sekolah Natasha dan Naufal berbeda.

“Gue mau langsung balik.” Natasha memasang airpods dikedua telinga.

“Tumben, buru-buru?” Dessy bertanya heran. Biasanya sahabat satunya itu akan mengajak ngantin atau kemanalah itu.

Natasha menaikkan sebelah alis, tersenyum penuh arti. “Gue mau diner.” Ujarnya menggoda.

“WHAT!” Fitri memekik kaget. Sejak kapan Natasha punya pacar? Bahkan tidak ada kabar pacaran, tiba-tiba ia mendengar kabar Natasha baru putus.

“SAMA SIAPA? SAMA TEMEN SMP LO, KEMARIN?” Betari berteriak heboh, cewek berponi itu terlalu kepo.

Natasha menenteng tas di sebelah bahu. “Kagak lah.”

“TERUS SAMA SIAPA?” Fitri bertanya penasaran.

Natasha sudah keluar kelas, berputar balik—menongolkan kepala di pintu. “Sama keluarga gue.” Jawabnya terkekeh.

Dessy, Dindra, Betari dan Fitri berdecak sebal. Ternyata oh ternyata!

“GUE KIRA SAMA COWOK, ANJIR!” Umpat Dessy kesal.

“Sama. W O W kan, Natasha mau diner sama cowok.” Betari menggerutu, merasa dibohongi.

“Kaya-nya keluarga Natasha harmonis banget, ya.” Tutur Dindra tiba-tiba.

Fitri mengangguk, mengiyakan. “Iya, pakai ngadain acara diner-dineran lagi.”

“Keluarga gue mah, boro-boro gitu.” Kata Dessy. “Diner palingan dirumah, kagak pernah diluar.”

Betari mencolek bahu Dessy. “Kalau itu mah gue tiap hari.”

“Eh! jangan pegang-pegang!” Dessy memeluk tubuhnya sendiri.

“Lebay-nya kambuh ini.” Dindra menggendong tas, meninggalkan Dessy dan Betari dikelas.

“Ehh, malah ditinggal lagi.”

*****

Natasha sampai di cafe yang papa-nya tentukan, ia turun dari motor besar kakak-nya. Kali ini Natasha tidak memakai helm, sudah jelas rambutnya berantakan.

“Bawa sisir nggak, bang?” Natasha menggunakan jari tangan-nya—merapikan rambut.

Naufal ashik mengaca, tidak menjawab pertanyaan adiknya. Kakak beradik ini memiliki kebiasaan tidak jauh berbeda, Naufal sama dengan Natasha—memakai airpods ditelinganya.

“Bang.” Natasha mulai merengek.

“Nggak bawa, sayang.” Jawab Naufal. lembut, sangat lembut.

Natasha mengerucutkan bibir. “Yaudah ayo masuk!” Ajaknya berjalan mendahului Naufal.
-
-
Natasha berjalan menuju meja yang sudah papa-nya beri tahu. Tidak membutuhkan waktu banyak, Natasha berhasil menemukan meja itu.

Natasha mengernyit melihat keluarga Alden disitu. Ada acara apa ini? Batin Natasha. Cewek berambut kecoklatan itu menyalami keluarga Alden, dan mencium tangan orangtuanya lalu mengambil duduk disamping sang ibu.

Orangtua Natasha dan Alden, memberi senyuman hangat untuk anak-anaknya.

“Langsung saja, karena kalian sudah ada disini—” Aldi—papa Alden memulai pembicaraan, tetapi dipotong sebentar papa Natasha.

ALDENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang