#4

224 27 3
                                    

<<<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>

"Selamat pagi permirsa. Kelanjutan dari kasus korupsi dari dana proyek jembatan penyebrangan yang di lakukan oleh bapak deniel terus berajalan, hari ini KPK telah meningkatkan status pemeriksaan dan menetapkan sebagai tersangka. Kang daniel wijayakusuma disangkakan pasal 3 ayat 1  UU No. 31 tahun 1999 yakni bersangkutan dengan penyalahgunaan wewenang untuk menguntungkan diri sendiri dan merugikan keuangan negara".

Minhee langsung mematikan televisi yang baru saja ia nyalakan, hanya untuk sekedar mecari tahu kelanjutan kasus ayah nya.

Minhee mengerkjapkan mata nya, cahaya matahari yang menyelinap masuk melalui ventilasi jendela kamar memaksanya untuk bangun. Minhee duduk di atas kasur yang berantakan, baju di mana-mana, seluruh isi lemari yang nyaris hampir keluar. Minhee mengerjapkan mata nya beberapakali, masih berharap bahwa yang terjadi hanyalah mimpi.

Lima hari berlalu semenjak ayah nya di tangkap dan di dakwa telah melakukan korupsi. Selama itu pula minhee tidak keluar rumah,tidak mengaktifkan ponsel,tidak mengecek mediasosial karna malu dengan tetangga dan teman-teman nya.

Minhee hanya bergelung di tempat tidur, sesekali asistenya mengantarkan makan pada nya,sementara ibunya, entah apa yang ia lakukan minhee tidak tau.

Minhee bangkit dari tempat tidur, kakinya menyentuh marmer yang terasa dingin. Dia keluar dari kamar, lalu berjalan menujuke lantai bawah. Ada ibunya, sejeong duduk di kursi dengan beberapa koper berderet. Bi ina, supirnya dan seluruh asisten rumah tangga nya berjejer mengahadap ibu nya dengan kepala tertunduk.

Tidak hanya itu, ada kehadiran orang lain di antara mereka, ada KPK, ada kepala desa, dan ada dua orang tetangga nya.

"Kenapa rame-rame bun?". Tanya minhee heran

"Kita mau kemana?". Tanya minhee lagi

"Pindah, kita akan pindah ke kontrakan baru, rumah ini akan di sita". Ujar sejeong, ibu nya minhee

Minhee menggeleng. "Ga akau ga mau pergi"

"minhee!". Bentak sejeong

"Aku, enggak, mau". Ucap minhee sekali lagi dengan penuh penekanan, sambil menahan air mata nya supaya tidak jatuh.

Sejeong menunjukan sebuah surat salinan berita acara penyitaan dari KPK.
Minhee mengambil surat itu, lalu membacanya. Surat itu adalah berita penyitaan KPK untuk menuruti prosdur berdasarkan pasal 129 KUHP.

Air mata menetes di pipi minhee, semua terjadi begitu cepat. Atau, semuanya mememang tengah terjadi, hanya saja dia yang tak pernah perduli?.

"Bun.....bagaimana dengan uang kita di bank? Di rekening bunda? Di rekening ku?". Tanya minhee

"Rekening bunda dan rekening kamu sudah di bekukan oleh KPK". Jawab sejeong, bunda nya

"Sekarang hapus air mata kamu, lalu cepat mandi, lalu kita siap-siap untuk pergi. Lebih baik kita keluar sendiri dari pada harus di usir oleh petugas". Tegas sejeong sambil mengelap air mata pada pipi minhee.

》》》》》》》skip《《《《《《

Sekali lagi minhee menatap seluruh penjuru kamar nya. Berat rasa nya meninggalkan kamar pribadi nya, terlebih lagi dia tidak mau meninggalkan barang-barang pribadinya. Setelah mandi dan berganti baju, minhee kembali keluar . Ikut sarpan dengan seluruh asistenya.

Tanpa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang