#6

377 41 5
                                    

<<<<<<<<<<<<<<<>>>>>>>>>>>>>>>>>

Pemeriksaan perdana terhadap kang daniel baru aja selesai. Pria itu kini tengah berdiri di depan pintu, berhadapan dengan media massa.

"Saya kang daniel mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada pihak yang di rugikan". Ucap daniel

Bersama ibunya , minhee berdiri di belakang daniel, memberi dukungan moral. Hingga akhirnya daniel di giring menuju lapas sebagai tahanan, minhee dan sejeong mengikuti. Sesampainya mereka di ruang KPK, mereka meminta ijin untuk menemui daniel.

Di sebuah ruangan kecil mereka bertemu bertiga. Keheningan menyapa , tidak ada yang berani angkat suara.

"Maaf karena ayah kalian harus menanggung semuanya". Ucap daniel memecah keheningan

Minhee menatap ayah nya, raut wajah pria itu terlihat sangat kelelahan dengan lingkaran hitam di bawah kelopak matanya.

Sejeong menggeleng. "Aku udah bilang berkali-kali, aku sudah memperingati kamu untuk hati-hati kan? Jangan masuk rena ilegal , tapi kamu gak pernah denger ". Ucap sejeong emosi

"Sayang nya yang menanggung beban bukan cuma kamu dan aku tapi minhee juga, kita udah bener-bener susah mas, aku sama minhee bahkan pindah rumah ke kontrakan". Lanjut sejeong

"Kenapa kamu nyalahin aku terus? Selama ini, kamu enggak pernah protes kan dengan harta yang aku kasih,malah kamu tanpa pikir panjang selalu hura-hura dengan teman arisan mu itu. Jangan cuma nyalahin aku aja di sini yang salah bukan cuma aku". Daniel tak kalah protes juga

Minhee mendegarkan keduanya dengan miris, bahkan situasi kaya gini aja mereka masih bisa saling menyalahkan.

"Kamu harus liat kontrakan kita yang sekarang kumuh, bau, dan harus hidup tanpa kamu". Ucap sejeong sambil menunjuk kan jari nya ke muka daniel

"Bunda udah cukup". Minhee menengahi

Sejeong diam, daniel menunduk tidak berani menatap anak dan istrinya.

Seorang petugas masuk menyela mereka. "Waktunya sudah habis ". Ucap petugas itu memberi tahu

Minhee berdiri lalu memeluk daniel dan membisikkan. "Yah bunda galak kalo ga ada ayah".
"Aku harus ngadu ke siapa kalo bunda marah-marah ". Lanjut minhee

Daniel tertawa dalam kesakitan, ada luka yang tidak bisa di ucap kan. Terlalu dalam menyakitkan, sampai lupa bagaimana cara untuk menyembuhkan nya.

"Kamu sehat-seha yah di sana , jangan lupa makan, kamu tuh kebiasaan kalo makan harus di panggil bi ina dulu, kalo minum susu jangan lupa di abisin, kalo mau tidur jangan lupa pake selimut nya jangan di lempar ke bawah kasur, trus kalo nyetel lagu jangan kenceng-kenceng kasian tetangga, oke". Ucap daniel

Mendengar itu, ada sebagian dalam diri minhee yang remuk, luka yang tak kasatmata, tapi bukan kah itu jenis luka yang paling berbahaya? Sukar di sembuhkan karena tidak terlihat dari luar.

Minhee mengangguk, lengan nya masih memeluk daniel seerat mungkin. Minhee merasakan tangan daniel mengusap punggung nya. Daniel memandang sejeong

"Titip minhee yah". Ujar daniel lalu meninggalkan mereka.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Katanya, orang yang ada dalam kegelapan itu akan lebih mengerti tentang keindahan, lebih paham betapa pentingnya cahaya. Dunia minhee sebelumnya terlalu gemerlap, hingga dia tidak tau bagaimana menikmati bintang.
Minhee berjalan di atas trotoar di temani ibunya,di bawah langit malam, di temani cahaya bulan dan bintang. Udara kota Jakarta terasa lembap dan penuh polusi. Sejeong mengajak minhee masuk ke toko hp di pinggir jalan, berniat menjual hp mahal nya.

Tanpa Rasa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang