Cerita Anya
Hai.
Perkenalkan, namaku Anya. Usiaku 21 tahun dan masih kuliah dijurusan komunikasi disalah satu universitas swasta yang ada di Jakarta. Aku sebenarnya anak pertama dari dua bersaudara. Seperti aku, adikku pun perempuan, Lisa, yang saat ini masih di kelas 3 salah satu SMA ternama di Jakarta. Hanya, pada saat aku berusia 6 tahun, seorang anak laki-laki berusia 6 tahun lebih tua dari aku dibawa ayah kerumah dan dijadikan kakak buat aku dan adikku. Dan kami semua sangat menyayangi Andra, kakak angkatku itu. Kak Andra pun sangat menyayangi seluruh keluarga.
Saat itu aku dan Kak Andra sering saling usil. Akh...masa kecil kami benar-benar seru. Ayah dan Ibu pun berhasil membuat kami saling sayang, saling memperhatikan. Apapun bisa kami bagi, saling share, begitu ayah dan ibu mengajarkan kami. Ayah dan Ibu selalu menerapkan saling berbagi kesiapa pun dari sebelum Kak Andra menjadi bagian dari keluarga.
Kak Andra memberi warna tersendiri dalam keluarga kecil kami. Eh salah, bukan keluarga kecil, tapi keluarga besar. Karena semua keluarga menerima dan bahagia dengan kehadiran Kak Andra ditengah-tengah kami. Berlahan tapi pasti, tidak lagi ada yang menyebut Kak Andra anak angkat Ayah dan Ibu. Apa lagi perawakan Kak Andra makin mirip ke ayah, walau bentuk matanya mirip ke Ibu. Aneh ya? Mukin takdir ya. Beberapa hobi dan kesenangan Kak Andra mirip banget sama Ibu. Kak Andra terbilang prefectionist, sama kayak ibu. Kamarnya tertata rapi dan terkesan maskulin, aku betah banget dikamar kak Andra. Beberapa kali aku tertidur dikamarnya, dan kak Andra menggendong aku ke kamarku, kata ibu.
Kalian tau kebiasaan kak Andra kepadaku dan Lisa dari awal? Tidak pernah lupa mencium pipi dan dahi aku dan Lisa saat malam menjelang tidur. Bahkan saat aku dan Lisa tertidur sebelum Kak Andra pulang.
Kak Andra yang selalu membuat ibu mengembangkan senyumnya lebih lama, ayah yang seakan semakin betah dirumah, bahkan Lisa yang masih bayi waktu itu pun terlihat nyaman berada digendongan Kak Andra. Aku? Aku ga bisa ceritakan bahagianya aku setiap berada di dekat Kak Andra. Sesekali menjengkelkan sih, tapi tidak memupuskan rasa sayang dan kagumku pada kakak yang setiap saat terlihat semakin menarik, dimataku, ntah buat orang lain. Tapi Ibu dan Ayah selalu bilang, Kak Andra makin cakep dan kharismanya makin terlihat. Sikap kocak, lugu dan selera humor kakak membuat semua orang mudah sayang padanya.
Kak Andra terkenal dengan sikap usilnya yang luar biasa, termasuk ke aku sih. Tapi dibalik sikap usilnya itu, sampai aku sebesar ini pun masih sering diusilin loh, sebenarnya Kak Andra sangat penyayang dan sangat perhatian, plus gampang panik, terutama kalo itu terkait ayah, ibu, aku dan Lisa. Pernah sekali waktu Kak Andra minta izin pulang lebih awal dari sekolahnya, hanya karena dengar aku mendadak demam. Dan, kata ibu, Kak Andra ga beranjak dari kursi disisi kanan ranjang rumah sakit sampai dia yakin demamku turun. Dan itu pun karena Ayah berhasil membujuk Kak Andra sekolah dengan perjanjian, boleh video call sejam sekali max 3 menit. Ayah memang membatasi anak-anaknya, yang waktu itu aku masih SD dan Kak Andra di SMP, menggunakan smartphone.
Semua mengalir begitu saja. Saat pertama ayah memperkenalkan Kak Andra, aku langsung merasa begitu dekat. Kami bisa main dan bercanda berdua hingga membuat ayah dan ibu geleng-geleng kepala melihat tingkah kami berdua. Waktu itu Lisa belum bisa diajak main, hanya bisa menjadi salah satu objek aku dan Kak Andra rebutan megang atau pun mencium pipi cubbynya yang imut. Ga cuma baby Lisa yang jadi rebutan aku dan Kak Andra, bisa apa aja sih sebenarnya. Dari ayah, ibu, paman, om, tante, mainan, bahkan kami bisa rebutan buat bicara. Iya sih, rebutan itu karena salah satu dari kita berdua lagi iseng. Tapi buat aku, ribut rebutan sama Kak Andra menjadi salah satu cara aku menyatakan ketidak sukaan aku Kak Andra membagi perhatiannya, bahkan ke Baby Lisa. Aku ga tau kenapa, tapi suka kesel aja kalo liat Kak Andra lebih perhatiin orang lain ketimbang aku. Kecuali kalo perhatian itu ke ayah atau ibu, aku ga begitu kesel.
YOU ARE READING
KISAH ROMANTIS
Short StoryTidak ada perjanjian dengan masa depan. apa pun itu adalah kejutan tak terduga. merangkai asa dan mimpi, selebihnya Sang Penentu yang menentukan kau dengan ku atau aku dengan kau di Kisah Romatis ini akan ada beberapa cerita pendek yang, romantis ta...