03. Mata itu.

29 3 5
                                    

Cinta itu pandangan pertama yang tak penah usai

Eca tatap wajahnya sekejap. Seperti pernah bertemu tapi kapan?

Bodohnya dia padahal baru kenalan sudah lupa saja.

Disebrang ada Cakra yang sedang naik sepeda menuju gedung serba guna didesanya. Ia setiap sore selalu latihan badminton. Sadar kalau dirinya pendek dia selalu bertekat untuk tinggi.

Aneh kedua kalinya Cakra menatap gadis disebrang itu dengan pandangan tak terbaca. Cakra tidak suka menatap orang lain dengan tatapan seperti itu. Namun untuk pertama kalinya ia merasakan ada sesuatu yang aneh disetiap menatap gadis itu.

"Kata mas Ardi kalau bertemu 3 kali sama cewek tanpa sengaja berarti ada kemungkinan jodoh" gumamnya sendiri sambil mengayuh sepedanya. "Kali ini adalah kali kedua aku ketemu tanpa sengaja sama dia. Kurang satu lagi."

Ah mungkin hanya kebetulan namun tatapannya kepada Eca itu mengisyaratkan sesuatu. Sebenarnya Cakra hanya penasaran terhadap gadis itu cewek cerewet sok kenal sok dekat. Aneh dia ga seperti itu ke Cakra bahkan saat di Ingat Ingat tadi pagi.

Disebelah kanan Cakra adalah bangku Eca yang terpisah dengan jarak setengah meter. Tak pernah sedetikpun gadis itu melirik Cakra yang ada disampingnya.

Cakra yang sok kalem dan jaim sama semua orang hanya berbicara sama teman sebangkunya Patih Pramundya.

Dan saat istirahat dengan cengengesan gadis itu nubruk punggung Cakra dan malah minta maaf sama Patih.

Heran aneh banget tu cewek.

Sampai Patih pun ngomong "Eh rumah lo mana?"

"Hmm ga gue bawa!" Jawab Eca sambil menaikkan bahunya dengan pandangan mengejek. "Oh atau jangan jangan lo mau cegat gue! Hmm ga usah repot repot sini gue ladenin sekarang kalo mau ribut!" Tambahnya sambil mendongakkan sedikit janggutnya dan menaikkan kedua alisnya.

Jangan salah pelo pelo gini Eca pandai berkelahi dia ikut pencak silat di
Lapangan Taman Asri dekat Perumahan Adiguno yakni Perumahan yang jaraknya sekitar 1 Km di timur Perumahan WismoAgung (perumahan Eca). Memangsih kalau berangkat ke Smp selalu lewat sana. Padahal dulu sewaktu SD Eca selalu diantar untuk kesana karena memang SD Eca harus ke arah barat perumahan WismoAgung dan itu pun masih belok ke selatan. Karena manja dia selalu minta diantar untuk latihan pencak silat, alasannya  'capek tadi habis sepedahan ke sekolah'

Cakra ga habis pikir melihat Eca menantang sahabatnya sendiri Patih. Namun di luar dugaan Patih malah tertawa renyah.

"Hahahaha, ya ampun gue cuma mau kenalan doang elah!" Ujar patih dengan terbahak bahak.

"Ce Ilehhh ngomong dong diem diem bae!" Celetuk Eca kesenengan.

Namun Cakra malah pergi dan tak menghiraukan pembicaraan sahabatnya dan Eca itu.

Sedari tadi Eca berbicara dengan Patih ia tak menyadari kalau ada Cakra seakan akan Cakra hanya angin saja.

Kalau mengingat itu Cakra jadi kesal sendiri sebenarnya apa sih yang kurang dari dia?

Padahal dulu di MI dia jadi idola cewek cewek karena pintar kalem dan murah senyum.

Cih masa Eca ga melihat itu sih.

Cewek kalau semakin aneh kok semakin membuat penasaran ya?

Alasan dari semua itu karena Eca belum puber wajarlah Cakra juga ga tau tentang itu.

Masih bocah semua sih.

***

"Assalamualaikum buk" ujar Eca sembari memarkirkan sepedanya.

"I'm Home" tambahnya.

"Makan dulu nduk!" Suruh ibu Eca.

"Nggeh buk"

"Gimana sekolahnya?"

"Alhamdulillah lancar, tapi buk temen temen masih belum ada yang naik sepeda jadi cuma berduaan sama Tyo aja buk, mana Tyo selalu kebanyakan gaya SKSD sama anak sekolah caper buk!"

"Halah ga enak juga kan tadi pagi dihampiri sama Tyo kan lagian dia juga selalu jaga kamu!"

"Iya deh buk!"

Dengan cepat Eca melahap makanan yang ada di mejanya.

"Setelah ini berangkat latihan pencak silat disekolahmu?"

"Iya buk kalo udah SMP kan latihannya disana jadi setelah ini ganti sabuk hehehe" ujar Eca.

"Iya iya buruan mandi dulu sekalian nanti ibuk anter adikmu daftar di SSB!"

"SSB mana?"

"SSB deket sekolahmu!"

"Oh iya iya!"

Setelah sampai di Lapangan dekat sekolah Eca senyum senyum sendiri.

"Yo Tyo ngapain lo disini!"

"Latihan lah!"

"Sama siapa ?" Alasan klasik padahal udah tau sama siapa dasar bocah.

"Ca ibuk kesana dulu ya!"

"Iya buk!"

Seorang anak laki laki menghampiri Eca dan Tyo.

"Eh kamu yang satu gugus sama aku ya!" Ujar Eca.

"Iya" jawab cowok itu.

'Aaaaa aku dinotice sama dia' ujar Eca dalam hati.

"Yuda, Tyo ayo latihan lagi!"

"Iya pak" ujar keduanya sambil berlari.




Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

first impressionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang