[04. Chat iseng]

223 57 12
                                    

Rindi memegangi ponselnya di jam 11

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindi memegangi ponselnya di jam 11.00 tengah malam ini. Dari tadi ia bimbang hendak mengetikkan sesuatu.

Sebenarnya Gangga belum jadi mantan sih. Tapi tetap saja, mereka sudah saling setuju untuk bercerai. Rindi juga bukan type orang yang humble pada orang baru apalagi pada mantan. Ia mengumpulkan niatnya berjam-jam hanya untuk mengetikkan dua kata.

Save back

"Gimana kalau dia tau itu gue?"

Rindi sudah membuat second WhatsApp demi memastikan cowok itu Gangga atau bukan. Nomernya pun sudah ia ganti menjadi nomer baru, jadi mana mungkin Gangga tahu. Jika di pikir-pikir, tanpa sadar Rindi terlalu memusingkan Gangga akhir-akhir ini.

Ia menarik napas dalam-dalam lalu mengetikkan kata yang ingin ia sampaikan.

Save back|

Setelah mengetik dan mengirimkan pesan itu, Rindi langsung melempar HPnya jauh-jauh ke tengah kasur lalu menenggelamkan wajahnya ke bantal. Risky text memang bisa membunuh kalau begini.

"Ampun ampun. Di bales ngga ya?!"

Tring!

"HA?! Secepat itu?!"

"Dasar fakboy! Fast respon banget"

|Udah. Ini siapa??

Rindi tersenyum. Melanjutkan aksinya. Tanpa sadar kalau awalnya ia iseng atau memang kangen.

Gue Salsa|

|Salsa yang mana?
|Dari jalan Anggur?
|Atau dari Cikoneng?

"Wtf! Cikoneng, apaan Cikoneng!!! Gue iseng doang pake nama Salsa ternyata beneran ada? Malah banyak banget, dasar emang fakboy tai!"

"Sialan nih orang."

Gue Salsa, orang Bogor|

|Dapet WA gue dari mana?

Dari temen hehe|

|Siapa?

Nggak usah tau|

|Bilang sama temennya.
|Kenapa nggak chat aku lagi 😉

"Anjim! Dia tau gue?!"
Rindi terlonjak kaget, HP nya terlempar. Jantungnya jedag-jedug sampai terdengar keras di kepalanya. Tangannya tak bisa meraih ponselnya dengan benar. Alhasil ikon video call terpencet oleh jarinya yang bergetar.

19 AGAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang