[ Enam: Terbakar api cemburu ]
Model perumahan mereka:
Pov; malam hari"Mampus inimah mampus!" Umpatnya dalam hati sembari menggigit kuku jari jempolnya, kini Rindi di landa cemas stadium akhir. Langkahnya yang mondar-mandir di depan pintu gerbang membuatnya tampak seperti maling.
Sampai saat gerbang di sisi lain berbunyi terbuka karena seseorang yang keluar dari sana. Rindi terkejut dan mundur selangkah, ternyata itu Gangga "Astaga gue kira siapa!!" Dia mengelus dada legah ketika melihat cowok dengan sarung ala entong mengalung di lehernya ikut terheran.
"Lo ngapain mondar-mandir kayak setrika??"
"E-elo sendiri ngapain keluar jam segini?!" Dengan gugup Rindi balik melontarkan kalimat perlawanan, bagai seseorang yang sedang ketahuan melakukan sesuatu.
"Ke warung lah bege. Aneh lo!" Gangga memilih tak peduli, ia melanjutkan langkahnya yang hendak ke warung Bu Asri namun tertahan saat melihat Dion di ujung lorong sedang senyam-senyum tak jelas.
"Lo ngapain di situ?!" Tegur Gangga membuat Rindi berbalik cepat, melotot karena tak tahu kalau Dion belum pulang juga.
"Kenapa nggak masuk?" Mengacuhkan Gangga, Dion malah bertanya dengan nada lembut pada Rindi yang membuat Gangga menoleh curiga ke arah Rindi, mata sipitnya seperti silet.
"Lo ngapain ngikutin gue?! Udah pulang sana!!" Pelotot Rindi. Tangannya bergerak-gerak di udara terlihat lucu memberi kode mengusir pada Dion.
"Ngikutin? Bukannya kita tadi pulang bareng?" Jawab Dion seakan sengaja memperdengarkannya.
"Ish!! Gue bilang pulang!!!"
"Okey okey!" Jawab Dion, "byee cantik!"
Gangga menatap Rindi penuh kecurigaan, mata sipitnya melotot. Seakan berkata, BISA-BISANYA LO GANJEN SAMA ANAK DI BAWAH UMUR DI DEPAN SUAMI SENDIRI?!
KAMU SEDANG MEMBACA
19 AGAIN
Teen FictionTerjebak dalam pernikahan paksa, dengan cowok bad attitude yang setiap harinya hanya membuat sakit hati. Perempuan itu adalah Rindi. Ibu dengan dua anak kembar yang tak sengaja lahir karena Gangga menerobos masuk ke kamarnya. Sialnya, Rindi kira ia...