Sejak seminggu lalu, Beam sudah mewanti-wanti pacarnya untuk tidak datang di acara bazar fakultas kedokteran.
"Emang kenapa sih, kalo aku Dateng juga? Masa nggak boleh?" Forth protes, tentu saja.
"Ya pokoknya jangan. Lagian lu kan ada Technical visit gitu kan?" Beam membuka seragamnya, berniat ganti kaos. Mereka baru sampai di condo Beam waktu itu.
"Ya udah deh... Aku nggak usah Dateng." Forth tiduran di ranjang Beam, menatapi langit-langit.
"Forth... Nggak marah kan?" Tanya Beam, melempar baju ke wadah laundry di pojokan.
"Emang kalo aku marah, kamu mau 'kiss and make up?'"
Beam naik ke ranjang, mencium pipi Forth tanpa permisi "Itu kiss-nya... Tapi tetep nggak boleh dateng."
Forth tidak protes lagi.
..
Acaranya hari Minggu, dimulai jam 10. Tapi Beam sudah berangkat jam 5.30. Kampus sepi, tentu saja. Ia dan timnya-kali ini berbeda dengan tim Phana & Kit-sudah memberesi booth.Ketua timnya, senior cewek bernama Pin datang sejam kemudian dengan 3 box besar puding & susu dagangan.
"Beam pacarnya nggak Dateng?" tanyanya setelah melihat tim lain, Phana & Kit dibantu pacar mereka."Nggak P' gue larang. Ribet nanti." Jawab Beam setelah menggotong box susu.
"Padahal pacar lu kan ganteng..."
"Sibuk dia..." Potong Beam cepat. Sebenarnya...ia hanya tidak ingin fokusnya terbagi jika Forth datang.
.
.
.
Setengah jam acara mulai, situasi semakin panas dan ramai. Ya walau jika dibanding booth Dairy milik tim Phana atau booth olahan sayur milik tim Kit, booth milik tim Beam agak lebih lengang. Beam masih bisa mengangkat telpon dari Forth, buktinya."Rame banget ya?"
"Lumayan sih... Nggak sampe desak-desakan juga tapi. Lagi di mana?"
"Di hatimu..." Jawab Forth santai.
"Bego Lu." Jawab Beam, tapi senyum. "Nanti malem kalo balik ke tempat gue aja..."
"Kalo sekarang boleh?"
"Ya nggak boleh lah." Ucap Beam kerasa. Ia mendengar suara tawa Forth lagi. Kali ini dekat, terlalu dekat seperti...
Beam menoleh, benar Forth datang masih dengan jaket merahnya.
"Bego..." Ucap Beam kali ini sambil tercengang.
"Eh Forth Dateng..." Pin yang menyambut anak Teknik itu. "Kata Beam sibuk..."
"Tadi sih P'... Sekarang sih udah Selo." Jawab Forth, beralih ke Beam sambil cengar-cengir "Hei .."
"Udah dibilangin jangan ke sini..." Gumam Beam agak cemberut "Naik apa tadi?"
"Motor, parkir di sebelah tadi." Forth masih nyengir.
"Lepas dulu jaketnya, nggak gerah apa?" Beam menerima tas Forth, supaya si empunya melepas jaket.
Dan... Beam berani sumpah, kenapa semua orang yang lalu lalang di situ, bahkan yang sedang ada di booth lain pun, mengalihkan pandangan pada Forth? Ya memang badan Forth itu bagus, apalagi siang itu kemejanya tidak dikancingkan, entah sengaja atau tidak dada bidangnya mengintip di sana.
"Kancing aku lepas, tadi pagi, pas mau lepas jaket." Forth menjelaskan, tanpa ditanya.
Beam menghela napas "Udah makan?"
"Belum, kan niatnya ke sini mau makan." Forth menyerahkan jaket merah ke pacarnya, masih sambil nyengir "Ada apa aja?"
Beam menunjuk satu-satu dagangan timnya "Ada puding, susu, cake..."
"Ada Beam..." Lanjut Forth.
"Haha..." Beam tertawa kesal, sampai menyadari booth-nya tiba-tiba ramai didatangi orang berdesakan.
Bukannya booth tim Beam tidak laku, hitungannya dari puluhan booth lain ya lumayan laku. Kecuali jika dibandingkan milik Pha & Kit yang jelas di sana ada Campus Moon, jelas Beam kalah saing.
Dan keadaan saat itu berbalik. Booth Beam rasanya sampai mau ambruk. Hal itu dimulai ketika... Forth datang dan melepas jaket. Ya anak Teknik itu juga sampai turun tangan melayani pembeli yang bahkan bukan mahasiswa universitas mereka.
.
.
.
Dagangan hampir habis, saat itulah Beam ingat Forth belum sempat makan. Diambilnya sepotong cake almond lalu disiapkan ke pacarnya "Enak?""Enak..." Forth menyeka kening dengan lengan kemeja. Cuaca betul-betul panas. Diambilnya sendok dari tangan Beam, gantian ia menyuap pacarnya. "Manis tau..." Ucap Forth setelah menyeka ujung bibir Beam dengan ibu jari lalu menjilat sisanya.
Beam ingin protes. Apalagi setelah melihat entah berapa banyak ponsel mengarah pada mereka. Padahal kan itu wajar. No sexual vibe, menurutnya. Tapi ya...
"Eh kalian istirahat dulu deh, gantian..." Pin kasihan melihat Beam dan Forth yang dari tadi kewalahan.
.
.
.
Mereka berdua pindah ke parkiran motor, mencari tempat teduh di sana."Duduk yuk..."
Beam menoleh, memandang Forth bingung "Duduk di mana?"
Forth duduk di batasan parkiran sepeda, lalu menepuk paha "Sini..."
Beam diam, kadang capek juga menghadapi pacarnya yang suka...
Forth menarik tangan Beam, memeluk pacarnya itu di pangkuan "Dibilang sini..."
"Ya masa di depan umum mau pangkuan begini..."
"Nggak ada yang lihat kan." Forth menggenggam tangan Beam, memeriksa satu-satu jarinya. "Tadi kuenya enak. Kapan-kapan bikinin ya..."
"Itu bikin bareng-bareng..."
"Ya nggak apa-apa. Nanti bikinnya bareng aku."
Beam tertawa. Aneh menurutnya, karena waktu memasak kue kemarin ia hanya dapat bagian mengocok telur.
"Kalo dagangan abis, kamu udah boleh balik kan?"
Beam mengangguk "Kenapa?"
"Berhubung tadi aku udah bantuin jualan, nanti kamu balik ke tempatku aja ya..."
Beam mengangguk lagi. Mereka sama-sama tidak peduli dengan sekitar.
.
.
.
Selesai acara....
.
.
End
.
.
.
aku tau bahwa kalian wahai anak manusia pasti geregetan dgn kejadian Minggu lalu. Iya. Aku. Juga. Banget.That's why di Kamis gak ada kerjaan, aku yang biasanya bikin cover aja males, niat bgt donlod app buat bikin fake twit. Hanya karena ingin aja.
Semoga bisa dinikmati
KAMU SEDANG MEMBACA
Bazaar || Forthbeam
FanfictionBehind The Scene Of Paveldome real event. But in 2moons2 universe... . . .